Part-47

1.7K 322 170
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

----------

Sesak......

Jimin menatap aneh istrinya yang sudah dua hari terlihat lebih diam dari biasanya. Sepulangnya dari Jepang sang istri terlihat sering melamun dan lebih sering menyendiri di taman belakang rumah orang tuanya. Jimin bertanya pada orang tuanya dan juga sahabat sang istri namun jawaban mereka sama, mereka tak tahu apa-apa. Jennie yang juga Jimin tanyai ada apa dengan sang istri dan sahabat istrinya itu hanya mengatakan ia tak tahu menahu. Hanya satu orang yang sampai saat ini tak bisa Jimin dapatkan jawabannya setelah menelpon dan mengirim pesan. Park Sooyoung sepupunya, tapi kata sang kakak Sooyoung tengah di Makau untuk menghadiri sebuah acara.

"Sayang." Jimin memegang pundak istrinya yang tengah menatap kosong kolam ikan sang ayah.

Pria itu memutuskan untuk pulang cepat hari ini, apalagi saat mendengar ucapan sang ibu yang mengatakan istrinya yang terlihat pucat. Dan terbukti jika wajah Seulgi yang memang terlihat agak sedikit sendu dan tidak bersemangat.

"Kenapa diam disini hm?" Jimin duduk di samping istrinya yang lagi-lagi hanya diam.

Cup....

Kepala Seulgi langsung menoleh saat Jimin yang mencium lembut pipi gembil nya. Senyum sang suami mengembang saat ia menoleh, tapi tidak dengan Seulgi yang masih diam. Ingin rasanya air mata Seulgi keluar menerobos pertahanan yang dua hari ini wanita tahan saat melihat wajah semangat suaminya.

"Kapan pulang?" yah hanya itu kata yang dapat terucap dari bibirnya.

"Dari tiga puluh menit yang lalu, aku memandangi bidadari ku dulu tapi nyatanya yang ku pandangi justru seperti ini." tangan Jimin menangkup lembut wajah sang istri.

"Kenapa? ada yang sakit? wajahmu pucat sayang." kedua sudut bibir Seulgi terangkat lirih mendengar penuturan lembut Jimin.

"Aku tak apa, mungkin karena perubahan cuaca yang membuat badanku sedikit tak enak." mata Jimin menatap lekat kedua mata Seulgi mencari kebenaran dari ucapan istrinya. Namun lagi-lagi yang Jimin dapatkan adalah tatapan kosong dan sendu yang membuat nafasnya berhembus pelan.

"Yasudah kalau begitu ayo kita makan siang, Rose juga sudah menunggu di dalam." Seulgi mengangguk mengiyakan ajakan suaminya tapi sebelum ia berdiri mengikuti Jimin bibirnya lebih dulu mengucapkan hal yang membuat Jimin terdiam.

"Sayang, bisakah kau berjanji hanya aku yang menjadi wanita dalam hidupmu?" Jimin terdiam menatap sang istri yang tiba-tiba berucap aneh. Tapi dengan cepat Jimin menyingkirkan segala macam pikiran negative dan berjongkok di depan istrinya.

"Kau bukan lagi wanitaku Seul, kau udara dan duniaku." mendengar ucapan Jimin satu tetes air mata Seulgi keluar menembus pelupuk matanya membuat Jimin langsung saja menghapusnya.

"Hei kenapa menangis?" Seulgi langsung menggeleng dan berdiri dari duduknya. Ia menarik tangan Jimin agar ikut berdiri.

"Aku hanya senang." ada rasa lain yang Jimin dapat dari senyum istrinya. Tapi sebelum Jimin bertanya lebih lanjut Seulgi lebih dulu mengajaknya untuk masuk kedalam rumah.

"aku berharap kau tak mengetahuinya." entah ini kata hati siapa, merapalkan doa pada Tuhan untuk menutup semua yang telah terjadi.
.
.
.
.

Secretary Where stories live. Discover now