Part-42

2K 342 112
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

----------
Hanya ingin merelakan

Seulgi menatap diam Chaeyoung yang tengah duduk diatas ranjang. Dapat Seulgi lihat pancaran kosong yang keluar dari mata perempuan itu. Jennie sudah menjelaskan semuanya pada Seulgi jika sepupunya itu mengalami sedikit gangguan mental setelah kecelakaan yang terjadi dengan orang tuanya satu tahun yang lalu. Jika sadar dari tidurnya pun yang dilakukan oleh Chaeyoung hanya diam dan menatap kosong kearah depan dengan sesekali berucap 'maafkan aku'.

Tarikan nafas panjang Seulgi lakukan saat lagi-lagi telinganya mendengar perkataan maaf dari bibir Chaeyoung. Merasa tak tega Seulgi berjalan menghampiri dan duduk di kursi samping ranjang. Jika kalian bertanya bagaimana perasaan Seulgi? bohong jika ia tidak marah melihat wanita didepannya, bohong jika ia tidak ingin memaki, bohong jika ia tak ingin menyalahkan wanita ini atas kematian kedua orang tuanya. Tapi dengan sekuat tenaga Seulgi berusaha berdamai dengan hatinya, tak ingin menjadi wanita pembenci atas semua kejadian lalu. Mungkin yang saat ini Seulgi hanya sedang berusaha merelakan semua yang terjadi dengan lapang dada.

"Hai mau berkenalan denganku?" Seulgi tahu sekuat apapun ia akan berbicara yang didapat hanya hening. Jennie saja yang sepupunya di abaikan apalagi dirinya.

Ah mengenai Jennie, sahabatnya itu tadi pagi-pagi sudah menelpon dirinya untuk menjaga Chae hari ini karena ada acara yang harus dihadirinya. Dan kini diruangan ini hanya ada mereka berdua, ia dan Chaeyoung tentunya.

"Namaku Park Seulgi, panggil saja Seulgi eonni." Seulgi terkekeh karena ucapannya yang menggunakan marga suaminya didepan mantan istri Jimin.

"Maafkan aku." hembusan nafas keluar dari bibir Seulgi, saat ia berharap mendapat jawaban yang keluar dari bibir Chae justru hanya kata maaf.

"Ajarkan aku untuk rela memaafkanmu."

Entah kerena apa kepala Chaeyoung yang semula lurus menghadap kedepan menoleh menatap Seulgi yang berucap lirih dengan pandangan sendunya. Pandangan kedua wanita itu bertemu dengan sorot yang berbeda, ada sorot sendu terpancar dari monolid Seulgi dan bersalah dari sorot mata Chaeyoung.

"Ah abaikan ucapan ku yang tadi hanya bualan." senyum paksa Seulgi berikan kepada Rose yang masih terdiam menatapnya.

"Mau berteman dengan eonni? ku dengar kau ini model terkenal di Paris sebelum pulang ke Australia satu tahun yang lalu." juluran tangan Seulgi ditatap aneh oleh Chaeyoung.

Melihat itu Seulgi hanya tersenyum dan kembali menarik uluran tangannya. Menatap Chaeyoung dengan pandangan bersahabat nya. Mencoba memberikan senyum terbaik yang ia miliki.

"Kau tahu menyesal atas semuanya juga bukan hal yang baik untuk hidupmu atau hidup keluarga mereka. Mungkin kau salah atas kecelakaan itu, tapi seharusnya kau jangan seperti ini." ucapan lembut Seulgi membuat tatapan bersalah Chaeyoung tiba-tiba berubah menjadi sendu.

"Hiks aku sudah membunuh mereka, aku tak pantas untuk dimaafkan." melihat Chaeyoung yang menangis didepannya dengan tangan yang menutup wajahnya membuat Seulgi tak tega.

Dengan lembut Seulgi memeluk Chaeyoung memberikan wanita itu pegangan agar tak terpuruk dalam rasa bersalahnya. Mengelus punggung Chaeyoung dengan lembut menyalurkan rasa nyaman agar tangis wanita itu terhenti.

"Jika kau merasa bersalah cepatlah sembuh, minta maaf dengan layak pada keluarga mereka dan hiduplah dengan baik." Seulgi meregangkan pelukannya dan dengan pelan menjauhkan kedua tangan Chaeyoung yang menutup wajahnya.

Secretary Where stories live. Discover now