Part-11

2.8K 483 48
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

-----------

Sayang aunty

Seulgi mengelus lembut punggung Rose yang ada digendongannya. Walau Rose sudah tak sehisteris tadi, telinga Seulgi masih mendengar suara isakan dari  mulut mungilnya.

“Hei mau mendengar cerita aunty tidak?” Seulgi menoleh menatap wajah Rose yang masih bersembunyi di lekukan lehernya.

Seulgi tersenyum merasakan anggukan pelan kepala Rose. Ia berjalan mendekati kursi dibawah pohon yang ada dihalaman rumahnya. Seulgi mencoba meregangkan pelukan Rose pada tubuhnya, tersenyum sejenak lalu mengubah posisi Rose agar menghadap kedepan.

“Lihat bintang di langit sana?” Tulunjuk Seulgi menunjuk bintang yang menghiasi gelapnya langit malam Australia.

“Dulu aunty pernah menangis dari pagi hingga malam saat seumuran Rose, dan bintang-bintang itu adalah teman menangis aunty.”

Seulgi mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil anak boss nya itu.

“Aunty menangis kenapa?” ada guratan sedih muncul di mata Seulgi saat pertanyaan mulus itu terlontar dari bibir Rose.

“Daddy aunty pergi jauh, sangat jauh hingga tak bisa kembali lagi.” Rose mendongak menatap Seulgi yang tengah tersenyum pada ribuan bintang di langit sana.

Seulgi menunduk tersenyum menatap Rose dan entah kenapa ia dengan tiba-tibanya mencium lembut kening anak yang ada dipangkuan nya ini.

“Dulu umur aunty masih seperti Rose.” Senyum Seulgi semakin mengembang saat Rose yang menatapnya juga tersenyum.

“Tapi aunty tidak mau sedih berlama-lama karena daddy aunty tidak suka punya anak yang cengeng.”

“Untuk menghilangkan sedih aunty, bintang-bintang itulah yang selalu menemani aunty setiap malamnya.” Seulgi menumpukan dagunya diatas kepala Rose dan semakin mengeratkan pelukannya.

“Mereka adalah teman paling setia yang aunty punya, mereka selalu bersinar terang, dan satu hal yang membuat aunty menyukai bintang.”

“Apa?” Rose menoleh pada Seulgi.

“Bahwa daddy dan mommy aunty di atas sana melihat aunty bersama bintang yang bersinar terang itu.” Seulgi menatap Rose dengan pandangan berbinar nya.

“Jadi Rose tidak boleh jadi anak cengeng selagi daddy masih ada disini, Rose harus selalu tersenyum didepan daddy, grandma, grandpa, aunty sooyoung. Jika pun Rose sedang sedih atau marah bicarakan baik-baik dengan daddy jangan main teriak atau menangis seperti yang tadi. Semua khawatir melihat Rose yang seperti itu.”

Seulgi mengelus lembut puncak kepala Rose, tersenyum lembut menatap anak yang kini malah memeluknya erat.

“Tapi daddy dan yang lainnya terlalu sibuk, Rose tidak punya teman dan Rose tidak mau berteman dengan nany yang ada dirumah.” kekehan keluar dari bibir Seulgi mendengar suara manja Rose.

Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang