Part-40

2.9K 397 257
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

----------

Apa gunanya kakak ipar kaya jika tidak dimanfaatkan..

Jimin menatap lurus layar komputer miliknya yang tengah menyala. Ia kini tengah fokus mengerjakan beberapa berkas penting perusahaan miliknya. Beberapa kali hembusan nafas keluar dari bibirnya saat ada hal atau hitungan yang tak sesuai perkiraannya. Meregangkan kepala sejenak dan beralih menatap obyek didepannya yang juga tengah fokus pada tugas yang Jimin berikan. Senyum Jimin mengembang saat melihat alis sekretaris cantiknya terangkat menatap layar komputer didepannya. Siapa lagi kalau bukan Kang Seulgi sekretaris cantik yang merangkap sebagai istrinya.

Terhitung dua minggu sudah Jimin dan Seulgi menjadi pasangan suami istri, dan setelah menjadi suami Jimin dengan segala perintahnya menjadikan ruangan kantor yang semula khusus untuknya kini menjadi berdua dengan sang istri. Tangan Jimin menopang memperhatikan wajah istrinya yang tampak cantik saat serius memeriksa berkas. Pandangan mata Jimin bergerak seiring langah kaki Seulgi yang mendekatinya tanpa mau menatap Jimin karen fokus membaca berkas.

"Maaf sajangnim, ini ada laporan keuangan bulan lalu, tapi maaf sebelumnya ada hal ganjil dalam laporan yang diberikan oleh menejer keuangan." Seulgi mendongak menatap Jimin, menatap aneh atasannya yang kini tengah tersenyum dengan dagu yang tertopang menatapnya.

"Sajangnim?" Jimin langsung memperbaiki duduknya dan menatap Seulgi seperti atasan dan bawahan.

"Kyungsoo sudah memberi tahu sebelumnya jika pembengkakan dana ini diakibatkan pabrik kita yang berada di Gwangju tengah mengalami masalah, saya juga sudah memeriksanya kemarin." Kepala Seulgi mengangguk, hatinya kini merasa lega setelah mendengar penjelasan Jimin. Hampir saja ia mengira ada yang melakukan penggelapan di perusahaan.

"Baiklah kalau begitu, ini silahkan sajangnim tanda tangani." Jimin mendengus mendengar ucapan datar Seulgi.

Dengan tak rela Jimin mengambil berkas yang disodorkan dan menandatanganinya dengan tak ikhlas. Menyerahkan berkas yang sudah ditandatangani pada Seulgi dengan raut sewot yang dibuat-buat. Sedangkan Seulgi yang melihat itu hanya tersenyum menggelengkan kepala.

"Terimakasih sajangnim sudah memudahkan pekerjaan saya." Seulgi tersenyum lalu membalikkan badan menuju mejanya.

"Sayang." bolehkan Seulgi menertawai rengekan pria yang duduk dimeja kebesarannya itu? sungguh bulu kuduk Seulgi merinding mendengarnya.

"Ne sajangnim, apa ada perlu lagi?" setelah memutar badan, Seulgi dan kembali mendekati Jimin.

Jimin yang mendengar dan melihat istrinya itu memasang wajah super datarnya. Istrinya itu perlu diberikan pelajaran rupanya. Jimin melipat tangannya di dada dan menatap Seulgi yang membuat wanita itu mengangkat alis bertanya.

"Kemari sekretaris Park Seulgi." Jimin menunjuk di samping kursinya.

Seulgi yang heran hanya menurut, berjalan memutari meja sang bos yang kini sudah terpasang tanduk di atas kepalanya. Kaki jenjang Seulgi sudah berdiri di samping Jimin, dan dengan santainya pria itu memutar kursi membuat posisinya sekarang berada didepannya. Dan dengan sekali hentakan Seulgi sudah duduk diatas pangkuan Jimin. Tentu saja tindakan Jimin ini membuat Seulgi kaget luar biasa, jelas saja ini di kantor. Jika ada yang melihat mereka bisa menjadi bahan omongan nantinya.

Secretary Where stories live. Discover now