Part-32

2.8K 487 352
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

----------

Aku menginginkanmu

Rose sedari tadi tak menghilangkan senyum bahagia di wajahnya. Bagaimana tidak, dengan akal cerdiknya anak dari Park Jimin itu terus saja menyusahkan ayahnya, yah tidak susah juga sebenernya. Yap setelah membangun istana pasir dengan Seulgi, Rose dengan enteng menyuruh Jimin dan Seulgi berdiri di tepi pantai. Dan dengan cekatannya Rose mengambil gambar kedua orang itu dengan berbagai macam gaya sesuai arahannya.

Sedangkan Jimin dan Seulgi saat ini berada dalam posisi yang sangat canggung, bagaimana tidak Rose menyuruh mereka berdua mengganti gaya dimana Jimin yang menggendong Seulgi di punggungnya.

“Apa aku berat?” kepala Jimin sontak menoleh menatap Seulgi yang mencondongkan wajahnya kedepan, Jimin yang ditanya hanya menggeleng satu kali lalu kembali menatap kearah anaknya.

Seulgi yang melihat Jimin menjadi tak enak. Seulgi sejenak menatap wajah Jimin dari samping lalu dengan hati-hati wanita itu turun dari gendongan Jimin yang menatap fokus kearah kamera. Jimin langsung membalikkan tubuhnya saat Seulgi sudah berdiri dengan kepala yang tertunduk dan air pantai yang sudah membasahi kaki wanita itu.

“Kenapa turun?” Seulgi mendongak menatap Jimin lalu kembali menunduk.

“Aku berat.” cicitan kecil keluar dari mulut Seulgi membuat senyum Jimin terangkat naik.

Tangan kanan Jimin terangkat naik mengusak lembut puncak kepala Seulgi. Jelas saja perlakuan Jimin tersebut membuat Seulgi mematung ditempat. Sudah tak tergambarkan lagi bagaimana kondisi jantung Seulgi akibat perlakuan dan ucapan Jimin yang sangat berubah drastis padanya.

“Naiklah, kau tak berat sama sekali. Jangan buat anak kita mencebikkan bibirnya kesal.”

Seulgi menatap Jimin yang sudah kembali berjongkok didepannya. Inilah yang membuat hatinya tak karuan, pria itu sedari tadi terus mengatakan anak kita yang membuat Seulgi merasa tak berpijak pada tanah.

“Aku lapar.” tanpa mengindahkan Jimin, Seulgi dengan cepat berjalan kearah Rose meninggalkan Jimin yang sudah berdiri dan menatapnya dengan tawa keras.

“Hatiku menginginkanmu.” Dengan cepat Jimin menyusul Seulgi yang sudah menggendong Rose.

“Mommy belum selesai sesi fotonya tau.”

Dapat Jimin lihat anaknya yang berucap sambil menatap Seulgi dengan bibir dicebikkannya. Tentu saja Jimin tersenyum, benar tebakannya jika sang anak akan kesal.

“Sudah, kita makan siang dulu mommy sudah lapar. Fotonya di lanjutkan nanti.” dan dengan berani Jimin merangkul pinggang Seulgi dan menuntun wanita itu untuk berjalan disampingnya mencari rumah makan yang ada di dekat pantai.

Seulgi? jangan tanyakan lagi bahkan wanita itu sudah ingin pingsan saja rasanya saat ini. Hei bagaimanapun Seulgi ini wanita yang tidak pernah disentuh oleh pria manapun kecuali keluarga dan Namjoon tetangganya. Jelas saja tubuhnya langsung kaku saat Jimin merangkul pinggangnya dengan mesra, belum lagi pria itu yan terus memasang senyum cerahnya. Tamat sudah riwayat jantung Seulgi sepulang dari sini.

Dan sinilah mereka, di sebuah rumah makan dengan nuansa manis dengan warna cream yang mendominasi. Seulgi duduk berdampingan dengan Rose, sedangkan Jimin duduk berhadapan dengan dua wanita didepannya. Seulgi dan Rose asyik membicarakan banyak hal sembari menunggu makanan yang sudah mereka pesan dan mengabaikan Jimin yang menatap mereka. Jimin menopang dagunya menatap Seulgi dan Rose yang sesekali tertawa karena hal lucu yang mereka bicarakan.

Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang