23. Planning

2.3K 188 13
                                    


SAM KAMBEKKK!
Kalau ada typo atau kalimat rancu boleh dikomen ya.
Happy Reading!

***

Nancy terbangun dengan mata yang terbelalak ketika merasa firasatnya buruk. Dan... benar saja ia sekarang terbangun dengan posisi berada di atas tubuh sam. Nancy meringis hampir menangis karena malu menyadari kebodohannya. Dengan perlahan ia bangun dari dada Sam, sebisa mungin berusaha agar sang empu tidak terbangun.

Setelah berhasil menjejakkan kakinya di lantai ia berjinjit agar tidak menimbulkan suara.

"Kau mau kabur begitu saja, huh?"

Nancy membeku kaget dan tidak berani membalikkan tubuhnya. Ia yakin wajahnya sudah semerah kepiting rebus. "Bisakah kau pura-pura tidur saja?" cicit Nancy.

"Kau tidak bisa kabur begitu saja setelah memaksa anak orang tidur bersama."

Nancy semakin meringis menggigit bibir dalamnya kuat, ia memutar otak mengingat apa yang dilakukannya semalam.

"Jangan pergi, Sam. Apa kau tidak mau tidur denganku?" Nancy menahan Sam dengan menggenggam ujung kemeja Sam dengan kuat. Sam sempat berusaha melepaskannya tetapi Nancy meraung-raung memohon.

"Kau akan menyesalinya, Nancy." Sam memperingatkan sementara gadis itu sesegukan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak akan. Hanya tidur. Memangnya kau berpikir apa?"

Sam duduk di sisi ranjang menatap Nancy seraya mengelus rambutnya lembut. "Baiklah, sekarang lepaskan cengkeramanmu. Aku hanya akan pergi untuk mengambil air minum, okay?"

"Kau bohong, kau pasti berniat menemui nenek lampir itu, kan?" Nancy mengerucutkan bibirnya.

Sam mengernyit. "Nenek lampir? Siapa yang kau maksud?"

"Siapa lagi jika bukan si Lexi itu."

"Tentu tidak." Jika saja Sam tidak memikirkan perasaan Nancy meski sedang mabuk mungkin ia akan terkekeh mendengar julukan itu. "Kenapa kau menyebutnya seperti itu?"

Nancy cemberut tidak suka. "Kenapa? Apa sebutan lintah darat lebih cocok seperti kata Damon?"

Ah sial, Sam tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkekeh.

"Lihat!Kau menertawakanku!" ketus Nancy. Wajahnya terlihat kesal.

"Tidak."

"Jadi mana yang lebih cocok?"

"Apa pun yang membuatmu senang."

Nancy terlihat terkikik menutup mulutnya. Err... Sam jadi sangat tidak sabar melihat reaksi Nancy ketika sadar dan ingat jika dirinya seperti orang tidak waras; menangis tanpa sebab lalu dikesekian detik tertawa seperti orang gila.

"Kau sudah senang, bukan?"

"He-eh." Nancy mengangguk semangat dengan bibir yang melengkung sempurna menampilkan deretan giginya. Ekspresinya terlihat sangat menggemaskan, hal itu membuat Sam tidak yakin jika ia mampu hanya untuk sekedar tidur bersama Nancy tanpa... kau tahu? Ya, itu.

"Kalau begitu tidurlah, aku akan mengambilkanmu air minum."

Dan ingatannya mentok sampai sana. Mengkhawatirkan sesuatu ia lalu sedikit menundukkan kepalanya.

"Kau sudah mengingat sesuatu?" tanya Sam, paham mengenai gelagat Nancy serta ke mana pikirannya mengarah.

Suara derit kasur membuat Nancy panik, ia tahu jika Sam turun dari kasurnya namun ia tidak berani berbalik. Tidak berselang lama pelukan lembut mendarat di belakang tubuhnya dengan tangan yang dilingkarkan dipinggang.

Sweet Psycho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang