09. Lexi?

8.6K 730 30
                                    

Tidak!

Itulah yang ingin dikatakan Nancy, tapi tentu ia tidak akan mengatakannya tepat didepan wajah Sam. "Ya, saya baik-baik saja."

"Syukurlah, aku tidak perlu mengeluarkan biaya jika kau mendadak serangan jantung. Ikutlah, ada yang ingin aku bicarakan."

🍁🍁🍁

"Ada yang perlu aku tanyakan beberapa hal," ucap Sam. Dibelakang tampak Nancy mengikutinya dengan langkah santai mengikuti tapak kaki Sam menuju balkon kamar Hotel yang mereka tempati saat ini.

Sam membalikkan tubuh lalu bersandar dipagar balkon seraya melipat kedua tangannya, menatap Nancy lembut yang berdiri didepannya.

Setelah menarik napas, akhirnya Sam mulai membuka suaranya dan bertanya, "Aku akan bertanya bukan sebagai atasanmu, melainkan sebagai pria yang menolongmu tempo hari saat kau tertabrak karena menghalangi jalan mobilku."

"Ap..."

"Kali ini jangan menyanggahku," sergah Sam dengan akurat ketika didetik itu juga ia bisa menerka jika Nancy akan protes dengan perkataannya.

"Dan, jangan lakukan itu," kata Sam mengangkat jari telunjuk kanannya ke arah Nancy, membuat si gadis kembali kebingungan.

Nancy menghela napas kasar. "Ap...apa yang aku lakukan?"

"Mendengus jengah dihadapanku, membuang pandang ke arah lain saat aku berbicara, dan menatapku dengan terang-terangan."

"Dasar breng--"

"Satu peringatan dimulai dari sekarang!"

Tidak dapat menyelesaikan kata umpatannya dan hal itu terasa mengganjal dihati Nancy, ingin sekali sebenarnya ia menyumbat mulut Sam dengan gumpalan kabel. Jika Nancy tidak bebas berekspresi sesuai suasana hatinya, lalu Sam mau Nancy bagaimana?

"Kau pernah jatuh cinta?"

Nancy sempat terdiam beberapa saat sembari menilik raut wajah pria didepannya. "Kau bertanya soal cinta?" tanya balik Nancy untuk memastikan.

Melangkahkan kakinya, Nancy mendekati pagar untuk berdiri disamping Sam dan menumpukan tangannya diatas pagar membuat Sam yang melihatnya terpaksa mengikuti gerak Nancy.

Nancy kembali menghirup udara segar disekitarnya dan tak berapa lama ia menjawab pertanyaan yang dirasanya mencanggungkan ini. "Tentu saja pernah." Nancy memberi jeda sesaat lalu membalas tatapan Sam disampingnya dengan tatapan jahil."Jangan-jangan kau belum pernah berpengalaman, ya?" tanya Nancy lalu terkekeh.

Sam mendengus. Pertanyaan Nancy malah membuatnya merasa dititik terendah sebagai seorang pria. Apalagi Nancy malah menyakan perihal pengalamannya soal cinta. Dan tentu saja hal itu membuat Sam sedikit malu."Enak saja. Kau meragukan penglamanku?"

"Tidak! Tapi...jika dilihat dari wajahmu sendiri kurang meyankinkan." Nancy semakin memicingkan matanya melihat Sam lamat-lamat.

Sial!

Pertanyaan Nancy berhasil menjadi boomerang dan menyerang balik Sam. Jika sudah seperti ini Sam sendiri merasa bingung dengan jawaban mengenai pengalamannya.

Tunggu, bukankah Sam yang seharusnya pegang kendali dengan topik ini?

Tetapi tidak mungkin juga jika Sam menceritakan mengenai pengalamannya yang pernah jatuh cinta tetapi kandas bahkan jauh sebelum Sam menyatakannya. Hingga sekarang pun ia masih belum bisa melupakan hal itu dan kembali jatuh cinta. Apa yang akan Nancy pikirkan jika Sam menceritakannya.

Sam memalingkan wajah sesaat lalu kembali menatap Nancy dengan hati-hati. Berharap Nancy tidak sadar dengan rasa canggungnya.

"Kalau begitu lihat baik-baik dan yakinkan dirimu jika aku lebih berpengalaman dari gadis ingusan sepertimu."

Sweet Psycho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang