11. Lift

7K 529 11
                                    

Sepanjang perjalanan setelah setengah hari Sam habiskan berjalan-jalan di Pantai, bercanda, dan makan bersama Nancy, kini mereka tengah berjalan untuk kembali menuju hotel tempat mereka menginap dibarengi candaan gadis yang menurut Sam masih tidak habis pikir mengapa gadis ini seperti tidak merasakan lelah dengan terus mengoceh selama setengah hari penuh tanpa henti.

Oke, mungkin tidak nonstop setengah hari karena gadis itu nyatanya bisa diam jika sudah dihadapkan dengan makanan. Tapi untuk selebihnya kalian bisa tebak apa yang gadis itu lakukan setelahnya. Sam sesekali menanggapi ocehan Nancy, untuk yang lainnya dia hanya mendengus, mencibir dan kadang diam layaknya patung dengan raut wajah datar.

"Boleh aku mengatakan sesuatu?" Nancy mendongak dan memiringkan wajahnya kepada Sam yang berjalan dengannya berirngan menuju Lobi hotel.

Sam menghentikan langkahnya dan menoleh menatap si gadis yang kini terlihat menggemaskan dimatanya dengan ekspresi yang mampu membuat Sam tidak mampu menolak. Sam menghela napas sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya, namun...

"Pertama, aku mau berterimakasih karena kau mau mentraktir. Kedua, kau mau 'kan melupakan kejadian di... pantai tadi?" Nancy meringis menggigit bibirnya, malu untuk mengingatnya. "Itu... sungguh memalukan."

Lagi-lagi Sam mendengus mendengar ucapan gadis itu. Bukan tanpa faktor. Pertama ia merasa sedikit jengkel kala ingin membuka suara untuk menjawab dan memberikan izin untuk Nancy bicara tapi nyatanya gadis itu sudah tancap gas duluan mendahuluinya. Dan yang kedua, ungkapan Nancy barusan membuat Sam geli sendiri. "Syukurlah, ternyata kau masih mempunyai rasa malu."

Sam kembali melanjutkan langkahnya beranjak masuk ke dalam lift, si gadis diam sesaat merasa kesal juga menyesal mengatakan pengakuannya. Sam tidak menghargainya! Padahal nancy sudah bersusah payah untuk mengatakan hal memalukan itu.

Dengan wajah berseringut kesal, Nancy ikut masuk ke dalam lift mengikuti Sam lalu berdiri disamping pria itu dengan kedua tangan yang Nancy lipat di depan dada. Beberapa orang asing yang menempati kamar lantai atas ikut berhambur masuk ke dalam lift hingga membuat lift itu sedikit sesak serta membuat Sam dan Nancy berakhir dengan berdiri dipojokan lift.

Beberapa orang yang masuk dengan tidak tertib itu membuat mereka berdua terdorong-dorong.

Melihat Nancy yang tampak berusaha menahan dorongan demi dorongan agar tidak terjepit dan berakhir gepeng dipojok lift, Sam menopang tubuhnya dan menempatkan kedua tangannya disisi kanan dan kiri Nancy untuk melindungi gadis itu agar tidak terkena himpitan manusia dengan variasi yang berbeda.

Dari mulai ukuran berat badan, tinggi, bau keringat, bau kaos kaki-yang entah punya siapa dan Sam tidak mau membayangkannya-dan berbagai godaaan lain untuk menguji kesabarannya sebelum sampai pada lantai lima dimana kamarnya berada.

Sam menunduk untuk melihat si gadis yang sejak tadi masuk lift belum mengeluarkan suara apapun. Nancy yang sadar akan Sam yang kini tengah melindunginya, ia mendongak menatap pria itu yang tampak mengeluarkan peluh menahan tekanan seseorang yang berada dibelakang punggungnya.

"Apa kau kuat?" tanya Nancy memastikan dan setengah khawatir.

"Entahlah, apa pintu liftnya sudah tertutup?" tanya Sam dengan suara pelan.

"Sudah."

Keduanya terdiam satu sama lain hingga Nancy kembali berbisik kepada Sam yang sekarang sangat dekat dengan wajahnya dan tersisa hanya beberapa centi saja. "Sam?"

"Hm?"

"Tampaknya kau sangat...,"

Sam mengerutkan alis. "Apa?"

Sweet Psycho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang