02. Deal!

15.6K 1.1K 24
                                    

"Ms. Huston?"

Nancy yang kebetulan melewati meja resepsionis--mendengar namanya dipanggil--lantas menoleh.

"Apakah benar dengan Nancy Violeta Huston?" tanya si resepsionis memastikan.

"Benar. Tapi, jangan panggil Miss, itu sedikit menggelikan," imbuh Nancy seraya terkekeh diikuti oleh si resepsionis tersebut.

"Anda ditunggu di ruang Mr. Miller."

"Mr. Miller?"

"Iya, Tuan Sam."

Mungkinkah pria menyebalkan yang katanya Bos itu? tanya Nancy dalam hati.

"Tapi ada apa dia memanggil saya?"

Resepsionis itu mengernyit dan Nancy menyadarinya. Hal itu membuat Nancy menyesal bertanya seperti itu, apalagi statusnya yang hanya sebagai mahasiswi magang. Ya, seharusnya Nancy tidak perlu banyak bertanya dan cukup menurutinya saja. Tapi mengapa itu sulit bagi Nancy?

"Saya tidak tahu soal itu. Sebaiknya anda segera ke ruangannya saja. "

Nancy mengangguk cepat. "Baik, secepatnya. Terima kasih." Nancy membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok Pearl, salah satu karyawan sekaligus orang yang membimbing Nancy sejak seminggu terakhir. Nancy kontan tersenyum menyapa.

"Kau belum masuk?" tanya wanita bernama Pearl itu.

"Belum. Saya harus ke ruangan Mr. Miller."

"Untuk apa?" tanya Pearl.

"Saya tidak tahu. Kalau begitu saya duluan, Miss."

Nancy segera memasuki lift setelah tersenyum pamit. Dan tidak butuh waktu lama untuk sampai ke lantai paling atas, akhirnya Nancy bisa menginjakkan kakinya dengan selamat di lantai paling menegangkan, menurutnya. Karena ia tidak tahu apa yang akan Sam lakukan padanya nanti setelah kejadian kemarin.

Ketika Nancy hendak mengetuk pintu Direktur itu dari luar, saat itu juga pintu tersebut terbuka dari dalam dan menampilkan sosok pria tampan bersurai putih.

Melihat penampilan si pria yang berada didepannya membuat Nancy dengan tidak sadar mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Bukan! Bukan karena Nancy terpesona, melainkan merasa sangat heran. Apa Direktur tidak melarangnya dengan penampilan dan warna rambut seperti itu?

Pria dihadapannya itu juga mengangkat alisnya heran karena ekspresi yang ditampilkan Nancy. "Kenapa?" tanyanya sedikit ketus.

Tidak keras namun membuat Nancy terkaget. "Saya mau bertemu dengan Mr. Miller."

"Ah, Samuel? Sejak kapan manusia itu dipanggil Mister? menggelikan," ujarnya diikuti kekehan.

Nancy hanya diam tidak menanggapi, karena bingung harus memberikan respon apa.

"Nancy, kan?"

Nancy mengangguk.

"Masuklah dan siapkan mentalmu. Pria didalam sedikit aneh, so jangan heran karena sikapnya yang menyebalkan. Sebenarnya ia lemah jika sudah berurusan dengan seorang wanita apalagi gadis sepertimu," ujar si pria dengan sedikit memelankan suaranya.

Tersenyum simpul, akhirnya pria bersurai putih itu membuka akses lewat untuk Nancy, juga kembali menutupkan pintu dari luar.

"Kau memanggilku?" tanya Nancy dengan gamblang dan langsung masuk ke inti.

Sam yang sebelumnya terfokus kepada macbook-nya ia mendongak mendengar penuturan Nancy. Tidak sopan sekali gadis ini!

"Duduk."

Sweet Psycho ✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora