8-Ungkapan

64 52 19
                                    

WARNING❗️❗️❗️
Jika tidak dibaca mohon tidak boomvote
Terima kasih

"Bu," Randy mengacungkan tangannya.

"Iya Randy, kenapa?" Tanya Bu Dini.

"Saya izin ke toilet ya bu."

"Yaudah silahkan."

Randy meledek Al yang tak bisa berbuat apapun di kursinya sedangkan ia dapat berlenggang jalan ke luar kelas dengan mudahnya. Dengan begitu Randy dapat bebas jam pelajaran Bu Dini beberapa menit.

Seolah tak mau kalah Al pun segera berfikir. Tanpa butuh waktu lama Al menemukan jalannya. Usahanya tak jauh beda dengan Randy yakni pura-pura ke toilet juga.

"Bu saya izin ke toilet juga ya."

"Gak boleh tunggu Randy balik aja." Tolak Bu Dini.

Al merasa kalah kali ini tapi ia terus berusaha lagi.

"Bu tapi tadi pagi Randy bilang dia agak pusing dan gak enak badan jadi saya takut kenapa-napa sama Randy, siapa tau di pingsan di toilet trus gak ada yang bantuin gimana bu saya takut banget ini loh.

Bu Dini terlihat berfikir sejenak kemudian wajah beliau berubah khawatir dan memperbolehkan Al menyusul Randy ke toilet.

"Ya udah deh kamu susulin dia."

"Makasih buu ibu baik deh."

Al langsung bergegas menyusul Randy. Randy terlihat masih berjalan di lorong kelas.

"Randyyyy tungguin gue."

"Kok lo bisa keluar juga?" Tanya Randy heran.

"Masalah gitu mah gampang dan yang terpenting sekarang gue lagi laper, kantin yo."

Tanpa persetujuan dari Randy mereka berdua pergi ke kantin. Ini lah yang sering di lakukan anak-anak alasannya mau ke toilet tapi nyatanya malah menyimpang ke tempat lain. Yang kayak gini nih jangan ditiru yah, gak baik. Tapi apa boleh buat kalo mereka sudah tak suka dengan pengajarnya duluan, otomatis pelajaran yang diberika tak akan nyangkut di otak. Terlebih lagi utuk anak-anak yang agak lemot.

"Membara otak gue belajar mtk hari ini." Randy menepuk-nepuk kepalanya yang dirasa beruap panas akibat terlalu keras belajar.

"Lah gue mendidih Ran." Tambah Al.

Karena pelajaran Bu Dini tinggal setengah jam lagi jadi mereka memutuskan tak akan balik lagi le kelas hingga pelajaran usai. Toh Bu Dini juga gak akan sadar akan muridnya yang tak balik lagi karena Al dan Randy duduk di kursi paling belakang jadi tertutupi oleh banyaknya murid di barisan depan.

Mereka berdua pergi menuju kantin, berlenggak-lenggok dengan santainya. Saat itu keadaan sangat sunyi karena tiap kelas lagi masing-masing belajar. Mereka berdua melewati kelas IPA2A, yakni kelas ketiga sabahatnya itu.

"Al Al berenti dulu deh." Randy mengajak Al berhenti sejenak di depan kelas IPA2A. Ia mengintip ke arah jendela, kemudian yang pertama menyadari keberadaan Randy dan Al adalah Cici. Saat itu tak sengaja Cici lagi liat ke arah jendela. Randy pun juga menyadari tatapn Cici lalu ia melambaikan tangan lalu cengengesan sendiri.

"Ngapain sih hush hush sana," Bisik Cici ke arah Randy sambil memperagakan gerakan isyarat agar Randy pergi.

Meira kebingungan melihat gerak-gerik Cici yang tak karuan. Tapi pas Meira liat ke arah jendela Randy sudah menghilang dengan cepat.

"Lo kenapa Ci?"

"Eh eh gakpapa." Jawabnya cepat.

Kini Randy dan Al sudah duduk di bangku kantin. Teh es manis menemani kehadiran mereka di sana. Mereka berdua pun berbincang-bincang kecil sembari menunggu jam istirahat.

AMERTA [on going]Where stories live. Discover now