4-Wajarkah?

106 83 43
                                    

WARNING❗️❗️❗️
Jika tidak dibaca mohon tidak boomvote
Terima kasih

Kedua sejoli itu menghabiskan waktu hampir seharian di mall mulai dari menonton film, makan di food court, belanja cemilan, main di time zone, hingga melakukan hal gila.

Saat menysuri mall mereka berdua menemukan sebuah piano besar dipajang di tengah-tengah. Al menatap piano besar itu dengan tatapan puas. Rupanya ada ide gila yang singgah di otaknya. Al mengajak Meira ke arah piano itu. Padahal sudah ada garis pembatas yang tandanya tidak boleh dilewati oleh orang tapi tetap aja Al tidak menghiraukan.

Al duduk seolah ia seorang pianis yang handal ingin tampil konser musik. Meira berdiri di sebelahnya.

"Mei sini duduk sebelah gue." Ajak Al. Kursi itu lumayan panjang jadi cukup lah untuk dua orang.

"Hey lo gak punya mata apa itu kan ada garis pembatas ntar kalo kita diusir satpam gimane, mau ditaro dimana muka gue."

"Ya taro di muka lah dimana lagi sih Mei,"balasnya santai.

"Gak ah buruan pergi sebelum ada yang liat."

"Gue mau konser satu lagu dulu nih lo yang jadi penari latar ya biar kaya Roma Irama pas lagi manggung gittuuu."

"Bener-bener sinting lo."

Meira menjauh beberapa langkah dari Al. Kepalanya tak henti menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan tak ada orang yang mendekat. Sementara Al ia malah sibuk cek sound. Al mulai memainkan sebuah nada dengan jemarinya. Ia terlihat sangat lihai menggunakannya. Lagu bernuansa melow dan romantis sedang dibawakan Al dengan penuh penghayatan.

Kutanya bintang
Kaulah yang cemerlang
Ku tanya lagi pelan
Kau pula dambaan

Apalagi kata bulan
Apalagi kata awan
Diam-diam kau ada di angan
Tapi malu untuk menyatakan

Biar diam tapi mau digenggam

Begitulah lirik lagu yang sedang dinyanyikannya. Sesekali Al melirik ke arah Meira sampai membuatnya tersipu malu. Lagu itu terdengar sangat asing di telinga Meira, karna lagu itu bukanlah lagu punya siapapun melainkan khusus diciptakan oleh Al seorang.

Tiba-tiba dari ujung pandangan terlihat pa satpam yang berjalan ke arah mereka sambil membawa pentungan hitam yang khas. Lama-lama jalan satpam itu terlihat lebih cepat dan semakin jelas mendekati Piano yabg sedang dimainkan Al.

"Al keknya tuh satpam mau ke sini deh, jangan-jangan dia mau ngusir kita lagi." Al tak menggubris peringatan Meira. Ia masih fokus menyanyi kini dengan lagu yang lain.

Jika aku memang
Tercipta untukmu
'Ku 'kan memilikimu
Jodoh pasti berrrrrrr_______

Lirik lagu itu terputus karena Meira langsung menarik Al dan mereka kabur dari kejaran satpam.

"Dasar ya anak muda zaman sekarang suka banget negative duluan, padahal kan saya mau dengerin dia nyanyi suaranya lumayan oke sih." Pa satpam bergumam sembari tersenyum melihat dua sejoli itu sedang lari ngibrit tak karuan. Ternyata kali ini Meira hanya salah sangka.

***

Kini mereka udah tiba di parkiran mall. Mereka berdua sedang mengatur nafasnya yang masih ngosngosan akibat lari terlalu cepat tadi.

AMERTA [on going]Where stories live. Discover now