3-Jalan-Jalan

115 90 69
                                    

WARNING❗️❗️❗️
Jika tidak dibaca mohon tidak boomvote
Terima kasih

Tora, Cici dan Randy sudah tiba di tempat tujuan yakni rumah Cici. Cici turun kemudian menarik pagar rumahnya sekuat tenaga. Kemudian mobil Randy melaju santai menuju garasi rumah Cici.

Di dalamnya sudah ada wanita cantik sekali. Dengan dress pink pastel dan rambut kuncir kuda membuatnya terlihat sangat anggun. Dia itu bunda Cici. Anak-anak sering memanggilnya dengan sebutan "Bunda"

"Bundaaa,"
Teriak Randy dari depan pintu lalu langsung memeluk Bunda.

"Eh Bunda kedatangan anak-anak ganteng nih."

"Assalamualaikum Bunda." Tora mengucap salam ke Bunda lalu menyaliminya.

"Waalaikumsalam ganteng."

Teman Cici itu sudah sangat dekat dengan Bunda, bahkan Bunda sendiri sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Terlebih lagi Cici adalah anak tunggal dan Bunda juga single parents.

Ayah Cici sudah hampir 2 tahun meninggal akibat kecelakaan pesawat. Jadi secara tidak langsung Bunda juga tulang punggung keluarga ini. bunda punya resto dan cafe yang lumayan laris di kota ini. Ia juga punya butik yang punya cabang di 5 kota. Jadi kesibukan Bunda saat ini adalah menjahit baju untuk koleksi butiknya. Namun karna bisnisnya sudah berkembang pesat sekarang Bunda tidak perlu susah payah lagi untuk mengembangkannya. Karyawan Bunda juga hampir ratusan orang. Fokus Bunda saat ini hanya mengurus Cici seorang dan menemani kala ia lagi butuh.

"Anak-anak Bunda apa kabar kok lama gak main kesini."
Bunda tanya begitu karna memang hampir seminggu ini mereka gak pernah mampir ke rumah Cici. Markas utama mereka yakni rumah Randy.

"Hehe sorry Bunda kan markas utama kita di rumah Randy." Sahut Tora sambil cengengesan.

"Yaudah bikin markas cabang aja di rumah ini."

"Jangan jangannnn Bunda nanti rumah kita kaya kapal pecah," cegah Cici cepat.

"Gakpapa kan kamu bisa bersihin."

"Bunda Cici kan gak bisa cape kalo Randy bisa cape jadi cukup satu markas aja di rumah Randy."

Randy langsung menggeplak kepala Cici.

"Huwaaaaa Bunda Randy nakal marahin Bunda."

"Bisa gak sih Ci gak usah manja,"

"Ya terserah rumah rumah gue juga."

"Udah udah kalian ini jangan ribut terus, eh iya btw kok kalian pulang cepet sih?"

"Tadi disuruh gurunya Bunda mungkin mereka butuh istirahat setelah menjalani pekerjaan duniawi yang melelahkan ini." Jawab Tora dengan alasan ngaco dan sedikit mendramatisir keadaan.

Mereka berdua hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah konyol temannya itu.

"Lebay banget dah punya temen."

"Kalian pasti laper Bunda bikinin makan siang dulu ya,"

"NASI GORENG BUNDAAAAA."

Tora dan Randy menjawab secara bersamaan padahal Bunda belum tanya apa-apa. Memang nasi goreng Bunda adalah nasi goreng terenak sejagad raya. Rasanya itu setara nasi goreng resto bintang lima. Maklum lah beliau kan juga punya restoran dan menu favorite di resto itu adalah nasi goreng juga.

Bunda segera ke dapur untuk memasak nasi goreng untuk anak-anaknya. Sedangkan Randy, Tora dan Cici pergi ke ruang tamu untuk mulai menyalakan PS. Hari ini akan dihabiskan untuk bermain seharian.

"Kalian ambil aja tuh PS nya disitu gue mau ganti baju dulu ye ."

"Siap bos," Randy hormat ke arah Cici.

AMERTA [on going]Where stories live. Discover now