coming home

6.8K 1.6K 495
                                    

"AKU UDAH PERCAYA SEPENUHNYA SAMA KAMU SUPAYA JAGAIN CIKO DAN SEKARANG APA? APA?!"

"AKU GAK NYANGKA TERNYATA KELUARGA KAMU MEMPERLAKUKAN CIKO SEPERTI BUDAK, KALIAN SEMUA BRENGSEK!"

Pekikan demi pekikan mengudara, pekat mencekik pita suara sang lawan bicara. Tertunduk, entah mengaku salah atau memang hanya malas bicara.

Genggaman Ciko pada tuas pintu melonggar seiring merasa persendi bak dialiri ribuan volt listrik. Mata tanpa lipatan itu sudah membulat sempurna. Bahkan sendal yang dijinjing sudah luput dari genggaman, menciptakan suara yang mengundang seluruh atensi yang hadir di ruang tamu sang tante.

Perlahan tapi pasti, tremor melanda hebat seluruh indranya. Hingga hanya lirihan samar penuh getar yang terucap dari ranumnya ;

"Mama... Papa...."

Ciko yakin ini delusi. Angan yang melumbung tinggi mencipta reka yang begitu nyata.

Awalnya.

Tapi asumsi buyar merasa genggam Mama disusul rintik air mata di atas punggung tangan.

Hangat. Genggamannya hangat.

"Mama...."

"Iya ini Mama nak, ini Mama."

Ciko masih tercenung mematung saat tubuh direngkuh erat seakan tiada hari esok.

"Aku akan melaporkan kalian pada polisi." Manik sayu Ciko bergulir pada Papa yang masih berdiri tegap di tengah sana. "Atas kasus penganiayaan anak dan pemerasan harta."

"Aku mohon jangan," putus asa Tante yang sudah menangis tersedu-sedu. Mencoba menggenggam tangan Papa yang tentu langsung ditepisnya.

"Aku kasih tempo tujuh hari. Kembalikan seluruh uang yang rutin kukirim tiap bulan untuk Ciko," final Papa tak gentar.

"Nggak bisa dipikirin baik-baik dulu? Aku ini kakak kamu. Masa iya kamu tega?"

"KAMU SAJA TEGA MEMPERBUDAK ANAKKU!"

"Anak om sendiri yang bersedia! Dia bahkan nggak pernah nolak atau membantah!" Bela Xiaojun menunjuk-nunjuk Ciko dari kejauhan.

Dalam hati Ciko berdecih.

Menolak? Membantah? Yang ada dirinya dikunci di gudang dua malam tanpa makan.

"Ayo dong Ciko, jelaskan pada Mama dan Papa kamu. Jangan sampai ada salah paham seperti ini. Tante merawat kamu dengan kasih sayang, kan? Memang kamu seperti ini sebagai balas jasa saja, kan? Bilang pada mereka, Ciko. Bilang!"

Sedangkan raut Papa sudah terperangah. "Sinting," bisiknya. "Keluarga kalian sudah sinting!"

Hardikan kepala keluarga Ciko cukup menjadi penutup malam penuh debat. Keluarga kecil itu beringsut dari kediaman yang sudah runtuh diri beberapa detik lalu, meninggalkan sang Tante yang meraung-raung tak terima harta haramnya ingin ditarik paksa.

Bersama mobil hitam, Ciko meninggalkan masa lalu kelamnya.

Menyambut kisah warni yang siap ia jalani.







Menyambut kisah warni yang siap ia jalani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
youth | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang