Hardi's celebration

7.8K 1.6K 330
                                    

"Geser kanan dikit. Ke kiri lagi. Kelebihan dikit--STOP! Nah, begitu. Bagus. Estetik, euy."

"Niup balonnya yang bener. Kekecilan itu, masih bisa ngembang lagi."

"Tiup dikit lagi, iya dikit lagi terus sampe brojol."

"Sedikiiiiit lagi--"

DOR!

"--sedikit lagi meledak 'kan. Gue bilang juga apa. Niup yang bener kenapa, sih?"

"Tiup saja sana Anda sendiri!"

"Ih, baperan si Jimmy Neutron."

"SAYA BUKAN JIMMY NEUTRON!"

Kekawanan yang turut hadir di ruangan hanya bisa tertawa mendengar perdebatan yang sedaritadi tiada habisnya. Apalagi ditambah Januar yang menunjukkan jempol terbaliknya membuat Raanan makin mencak-mencak di tempat.

Yang satu jahil, yang satu sensian. Klop.

"Mana balonnya, Kak Raanan? Biar Jian aja yang tiup sini."

"Tuh, ada di atas meja. Tiup saja semuanya lalu disumpal ke mulut Januar biar tidak banyak bicara lagi," ketus Raanan beringsut dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

"Heh, mau kemana, Jimmy Neutron?!"

"BERISIK!"

Januar tertawa terpingkal-pingkal sampai menepuk bahu Ciko heboh. Ciko yang juga sedang meniup balon sampai terbatuk-batuk tersedak angin sendiri.

"Jan, udah pas belum?"

Beralih pada Jovian yang masih berkutat dengan balon nama yang ditempel di tembok. Sedaritadi ada saja yang terasa kurang pas di mata Januar. Yang kurang kebawahan dikit lah, kurang miring dikit lah, otak Januar lama-lama yang miring, pikir Jovian.

"Udah lah dipas-pasin aja. Kasian lo nya."

Mendengar itu lantas Jovian mendengus. Kalau gitu daritadi ngapain dia capek-capek jongkok-berdiri-maju-mundur mencari angle yang pas.

"Eh, eh, kok malah duduk? Bantuin Ciko sama Jian niupin balon mending. Kasian nanti Jian-nya bengek."

"Sabar ya gusti...," gumam Jovian dengan rahang terkatup rapat, berpostur menonjok-nonjok angin. Baru duduk, sudah disuruh yang lain. Kesal.

"Nyuruh-nyuruh terus, sedangkan Anda tidak ngapa-ngapain," sindir Raanan yang sudah kembali ke ruang tamu dengan sketchbook dan tempat pensil warna biru cerah-nya di genggaman.

"Wah, iyadong. Gue kan tuan rumahnya. Jadi kerjaannya cuman mandorin aja," ucap Januar bangga bertekuk lengan di depan dada. Bersambut kisruh lemparan balon dari semuanya. Yang paling nafsu sih, Raanan. Sampai tempat pensil dia dilemparin juga ke muka songongnya Januar.

Jadi di hari Minggu yang cerah ini, mereka tengah sibuk mendekor ruang tamu rumah Januar sedemikian apik dan meriahnya guna merayakan ulang tahun salah satu anggota di perkumpulan yang tak bukan dan tak lain, Hardian Darmawan.

Pemberi usul tak terduga. Seorang Kaili Raanan Andika. Katanya, mau merayakan suka cita pertama bersama teman perkumpulan. Karena sebelum-sebelumnya, ia hanya menghadiri perkumpulan di saat suasana menyedihkan. Dari awal pertemuan hingga kasus Jian.

"Bun, masakannya udah matang belum?"

"BELUM!"

"Buruan, bun! Januar mau icip-icip!"

"Icip-icip icip-icip. Nih, es teh manis buat kalian. Si Januar mah kebiasaan, bukannya temennya pada diambilin minum." Bunda datang bergabung dengan senampan es teh manis yang tentu langsung dikerubuti massa.

youth | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang