Part 20

466 97 22
                                    

Entah, rasanya tidak benar saja.

Kesempatan terakhir Hoseok dan Taehyung bertemu dan Taehyung hancurkan kesempatan itu dengan mabuk.

Taehyung harap malam itu dia tidak mempermalukan dirinya sendiri.

Terlebih dia harap dia tidak membuat Hoseok menangis.

Taehyung harap dia tidak sakiti Hoseok malam itu.

Kalau malam itu, dia membuat Hoseok menangis. Sudah pasti, dia akan membenci dirinya sepenuhnya.





Taehyung tidak tahu saja, bahwa dia betul membuat Hoseok menangis.






Saat itu masih gelap sekali, bahkan matahari belum tunjukkan cahayanya biar sedikit.
Tapi hati siapa tidak terenyuh ketika Hoseok menelepon dengan terus menangis.
Seokjin datang menjemputnya saat itu juga.

Tidak tega  memarahi Hoseok yang bermata sembab, penuh air mata.
Selama perjalanan Hoseok terus menangis.
Seokjin tidak bertanya, tidak ada yang perlu ditanyakan.

Hoseok kira saat dia putus dengan Taehyung waktu itu, adalah hari dimana ia menangis dan hampir mengeluarkan matanya. Tapi dibandingkan yang kemarin saat Taehyung ucapkan berpisah, rasanya lebih sakit sekali saat tahu alasannya.

Hoseok ingin pukul Taehyung. Memukul Taehyung sampai pria itu sadar diri.
Sadar bahwa berpisah menyakiti dirinya sendiri dan Hoseok.
Tapi Taehyung keras kepala.

"When he kissed me, I thought if we are together that is okay if he make me cry"

Lalu Seokjin pukul kepala Hoseok
"Kamu bodoh? Berhenti berbicara omong kosong"

Dibanding membuat Taehyung sadar diri, menurut Seokjin, Hoseok lah yang harus sadar diri terlebih dahulu.












Mungkin tak terpikirkan Taehyung dan Hoseok  sebelumnya, bahwa mereka tak lagi miliki kesempatan lain.










Taehyung tak lagi hitung ini projek film yang keberapa. Tapi rasanya dia sudah sangat banyak membintangi film. Dan jangan tanya mengenai majalah yang terus ada wajahnya di laman awal.

Taehyung mencicip manisnya kerja kerasnya, jangan tanya uang dan kepopuleran yang mangalir lancar.

Ribuan penghargaan mungkin jadi tujuan hidupnya.








"Tae, are you okay?"

Taehyung menatap Irene yang memberinya tatapan khawatir.

"Konsentrasi mu terbagi-bagi. Aku tidak yakin script di tanganmu bisa kau ingat dengan baik"

"Aku baik-baik saja" kata Taehyung mudah dengan sesekali menatap script di tangannya yang benar sama sekali tidak ada yang diingatnya.

Irene mengambil tempat disisi Taehyung dan menyandarkan kepalanya di bahu Taehyung.
"Aku harap kau tidak sedang memikirkannya" kata Irene pelan

Taehyung tahu siapa yang dimaksud Irene dan Taehyung tidak berniat sama sekali untuk melanjutkan pembicaraan tentang sosok itu.

"Aku akan selalu ada disisimu, mendukungmu, menyayangi mu.. dan yang terpenting aku bisa mendukung mimpimu, entah setinggi apa, aku akan melangkah bersama mu.."

"Dan aku juga bisa menggantikannya" lanjut Irene

Dan cukup.

Taehyung berdiri, menarik napas pelan sebelum berucap
"Aku tidak pernah memintamu untuk menggantikannya dan aku tidak mau menggantikannya"














Dilain pihak, Seokjin menertawakan Hoseok yang kini wajahnya seperti tersengat lebah.

Matanya bengkak bukan main.

"Kau menangis lebih banyak dan lebih sering dari sebelumnya" kata Seokjin diikuti kekehan

"Iya hahah, aku mencoba untuk berhenti menangis, tapi setiap mengingat alasannya Taehyung, entah kenapa malah tangis yang keluar padahal sih inginnya marah atau amuk yang keluar" kata Hoseok yang juga menertawakan dirinya

"Kau menangis sebanyak ini untuk orang seperti dia, kau tidak lelah?" Tanya Seokjin

Hoseok mengangkat bahunya lemah dan tertawa, lucu sekali sih nasibnya.

"Kau itu harusnya mencari kekasih baru, mulailah membuka hatimu, mulai juga buka halaman baru"

"Aku ingin saja mengencanimu, tapi kalau sebelum dikencani saja kau sudah merepotkan dan menyakiti kepalaku, bagaimana nanti kalau aku mengencanimu?" Kekeh Seokjin

Dan Hoseok menyetujui hal tersebut.

Hoseok mungkin akan buat Seokjin membotakkan kepalanya sendiri saat mereka baru berkencan 3 hari

"Oh? Ataukah aku menyeriusi hubunganku dengan Namjoon? Kami mungkin akan berakhir di pelaminan" kekeh Hoseok

Awalnya hanya omong kosong belaka, tapi tak disangka Hoseok, Seokjin malah benar-benar menyetujui hal tersebut.















Irene termenung menatap tangannya dipangkuannya.

"Irene, kau tahu sekali bahwa aku ingin bertahan menjadi rekanmu, tapi sungguh jika kau katakan omong kosong lagi.. aku tidak yakin" kata Taehyung

Irene mengusap matanya, entah memang menangis atau berpura-pura menangis.

"But you are being so good to me.. aku kira ada sesuatu diantara kita.. aku berharap ada sesuatu"

"Kau tahu aku lebih baik dari anggapan mu yang dangkal itu. Kau tahu betul tujuanku hanya Golden Globe Award, aku juga yakin sekali bahwa kau tahu tidak ada rasa sayang atau cinta kepadamu yang mampir biar sedikit padaku. Aku harap kita bisa profesional" kata Taehyung

"Tapi kau selalu ada disaat ku membutuhkan mu, tak bisakah aku anggap itu sebagai pertanda? Sejak awal manajemen kita bekerja sama, aku menyukaimu, aku bahkan memberikan jalan untuk mengambil beberapa projek, tidak bisakah kau berikan hatimu biar sedikit?" Kata Irene

Tentu Irene terdengar mengemis. Dan memang itulah yang dilakukannya. Tentu dia juga akan salahkan Taehyung. Siapa suruh Taehyung bersikap begitu baik pada semua orang? Bersikap peduli dan membanjiri orang itu dengan perhatian? Saling bertukar cerita seperti sepasang kekasih, Bahkan Taehyung ada di sisi Irene saat Irene dibuang oleh sang mantan. Tidakkah bisa Irene  katakan Taehyung menyukainya biar sedikit?












Taehyung berjalan pergi.


Ada kata maaf yang terlintas.
Tapi bukan untuk Irene.

Kata maaf yang terlintas itu untuk Hoseok.





'why are you being so good to me?'








Maaf karena sikap baiknya menyakiti Hoseok. Sikap pedulinya malah merantai kedua kaki Hoseok, dan sikap egoisnya menyiksa hati Hoseok.

Maaf.

Seharusnya Taehyung tidak menjadi orang baik, jika perlakuan baiknya bisa sakiti banyak orang.
















"Halo Namjoonie? Do you want to be my boyfriend?"

Next Chapter 🔜

무너진 - FallenWhere stories live. Discover now