Sekeping hati yang rapuh

110 83 13
                                    

Malam itu Dira berpamitan pulang mengendarai mobil hitam temanya, sebetulnya perasaanku sudah tak enak melihat ia pulang. Ingin rasanya menghentikan langkah nya saat itu, namun aku tak menghiraukan rasa yang mengganjal.

Jam sembilan malam, aku duduk didepan tv tabung jadulku. Menonton berita kota di siaran trans7. Tiba-tiba, aku mendekati layar TV. Melihat dengan jelas mobil yang tertabrak di laman berita TV.

"Itukan mobil Dira!" Ku tatap lagi layar tv, memastikan apakah benar itu mobil yang Dira kendarai bukan.

"Iya itu mobil Dira, coba kamu telfon rumah nya."Ibu juga menatap khawatir berita di TV, wajahnya terlihat cemas sama seperti ku.

"Hallo." kucoba menelfon rumah Dira

"Haloo selamat malam." Suara peremouan paruh baya menyapaku dari sebrang telepon.

"Dira ada bi?" Tanyaku

"Neng Rinjani? Barusan Bunda kerumah sakit katanya mas Dira tabrak lari," ucap Bibi, nadanya juga terdengar cemas.

"Astagfirullah!" kututup telfon tanpa salam, aku pun segera berlari pamit kepada Ibu untuk menemui Dira dirumah sakit 

"Hati hati Rinjani, naik apa ke rumah sakit?" ibu menghampiriku, terlihat jelas raut wajahnya sangat khawatir

"Rinjani sudah panggil taxi Bu." wajahku gelisah, tak berhenti memikirkan keadaan Dira malam itu .

Lima menit kutunggu taxi biru datang, ku suruh sopir taxi bergegas cepat agar sampai kerumah sakit.

"Pak cepetan dikit ya!" Seruku tak bisa duduk tenang didalam taxi.

"Baik neng." Taxi berjalan dengan kecepatan di atas sembilan puluh KM. Membuat ku dalam sekejap sampai di rumah sakit yang tak jauh dari rumah.

Sesampainya dirumah sakit aku bertemu Bunda yang menunggu dengan cemas diruang tunggu UGD. Ia hanya terduduk lemas karena
Anak semata wayangnya terbaring dengan luka di perut.

"Gimana Dira te ? " Tanyaku, menghampiri Bunda yang tak berhenti menangis sejak aku datang.

"Belum keluar dari ruang UGD." Bunda terlihat sedih dan khawatir. Begitu pun aku yang duduk namun pandanganku terus memperhatikan pintu ruang UGD. Berharap Dira keluar dengan keadaan baik baik saja.

"Gimana ceritanya te?" Tatapku dengan menggenggam erat tangan yang bergetar itu.

"Tadi Dira ditabrak mobil yang tak dikenal, seharusnya Dira baik baik saja karena mobilnya tidak rusak parah."

"Terus, kenapa Dira sampai masuk UGD Bun?" tanyaku, menatap matanya yang sembab dengan lingkaran hitam di bawah kelopak.

"Setelah Dira keluar dari mobil ada yang memukulnya dari belakang."

"Tante sudah lapor polisi?"

"Sudah, tapi dilokasi tak menemukan bukti cukup jadi polisi ngga bisa melanjutkan penyelidiikan." Bunda menceritakan kronologi kecelakaan Dira , hati kecilku mengira ini semua perbuatan Dhani !
Lama kuberbincang dengan Bunda mengusut prihal kecelakaan.  lalu kulihat dokter keluar memberikan kabar baik kepada kami yang sudah cemas dengan keadaan Dira.

"Dok, gimana anak saya?" Tanya Bunda, terlihat dari tatapannya. Ia seorang Ibu yang mengkhawatirkan anak semata wayangnya.

"Anak ibu baik baik saja, jangan khawatir." Dokter tersenyum dan Bunda pun bernafas lega mendengarnya.

"Dira dimana dok?" tanyaku

"Sudah dipindahkan diruang rawat, Ibu bisa ikut kami mengurus adsmistrasi." Dokter mengajak Bunda menuju ruang adamistrasi, sedangkan aku menemui Dira diruang perawatan.;?#

Tentang Rasa  Where stories live. Discover now