"Ya namanya juga mati lampu Bundaa" sahut Gavin lalu menyalakan ponselnya.

"GAVIIIIIIINNNN!!" Teriak Kiara dari lantai atas.

"Istri kamu, Gavin!!" Bunda menabok bahu Gavin.

"Astaghfirullah Gavin lupa" Gavin buru-buru berlari menuju kamarnya sampai lupa tidak membawa ponsel.

Keadaan kamarnya benar-benar gelap tanpa penerangan sama sekali.

"GAVIIIIIINNNN!!"

"Iya iya"

Gavin memasuki kamar mandi yang untungnya tidak dikunci.

"Ra!!" Panggil Gavin karena kondisinya benar-benar gelap.

"Gaviiinn... hikss"

Samar-samar Gavin melihat Kiara yang berjongkok memeluk dirinya sendiri.

Gavin memegang bahu Kiara dan langsung memeluknya.
"Sttt.. udah jangan nangis" Gavin mengusap-usap bahu telanjang istrinya.

"Keluar yuk" Gavin menuntun tubuh telanjang Kiara agar berdiri dan membawanya keluar kamar mandi.

"Kamu duduk dulu sini"

"Nggak mau" Kiara mengeratkan pelukannya di pinggang Gavin.

"Aku ambil baju buat kamu dulu Ra, sebentar aja" Ujar Gavin pelan.

"Ikuut"

Gavin menghela nafasnya pelan.
Kiara tetap mengeratkan pelukannya di pinggang Gavin selagi Gavin mengambil bajunya di lemari pakaian.

Setelahnya, Gavin kembali menuntun Kiara menuju kasur.

"Dipake dulu bajunya"

"Gaviiinnn" rengek Kiara.

"Badan kamu udah dingin banget Ra"

Gavin berdiri di hadapan Kiara yang sudah duduk di pinggiran ranjang.

"Hp kamu mana?" Tanya Gavin.

"Di nakas"

"Sebentar"

Kiara tetap menggenggam tangan Gavin saat Gavin mencari ponselnya di nakas.
Setelahnya Gavin menyalakan flash ponsel Kiara, membuat kamarnya mendapat sedikit penerangan.

Gavin menangkup wajah Kiara.
"Coba buka matanya pelan-pelan"

Kiara menggeleng dan malah mengeratkan pelukannya dileher Gavin.

"Pake baju dulu" ucap Gavin.

"Pakein kamu"

Dengan telaten Gavin memakaikan pakaian untuk Kiara, untung udah sah, khilaf dikit nggak masalah.

"Nggak pake bra?" Tanya Kiara saat Gavin langsung menyerukkan kaos ke kepalanya.

"Kelamaan. Udah ah, mau tidur juga" balas Gavin.

"Malu ihh! Nanti kan dibawah ada Bunda sama Ayah juga" Kiara masih mencengkeram kaos Gavin dengan kuat.

"Nggak keliatan" ucap Gavin.

"Buka matanya coba, kamarnya udah nggak gelap banget kok" Gavin menangkup wajah Kiara.

"Takuut" rengek Kiara.

"Takut apa? Udah, nggak ada apa-apa kok"

Kiara melingkarkan kedua tangannya di leher Gavin, lalu perlahan mulai membuka matanya.

"Udah. Nggak ada apa-apa kan?" Tanya Gavin sambil mengusap-usap pipi Kiara.

Kiara mengangguk pelan. Matanya menatap ke sekeliling kamar.

"Husstt.. mata kamu nggak usah liat kemana-mana. Kalo kamu kaya gitu, kamu bakal tetep takut sama gelap"

Kiara mengangguk lagi. Kedua tangannya tetap nyaman melingkar di leher Gavin.

"Turun yuk, sama Bunda aja. Dibawah mah nggak gelap banget"

"Iya"

Gavin merangkul bahu Kiara menuju ruang tengah.
Hingga saat kurang tiga langkah menuju sofa, lampu dirumah langsung menyala semua.

Kiara otomatis langsung mengeratkan pelukannya pada Gavin.

"Loh? Kenapa sayang? Sini sama Bunda" ajak Bunda.

"Gavin" panggil Kiara pelan.

"Kenapa? Lampunya udah nyala kok" Gavin mengusap rambut Kiara yang tadi belum sempat disisir.

"Ke kamar lagi"

"Ngapain?" Tanya Gavin bingung.

"Nggak nyaman, nggak pake bra"

Bunda dan Ayah yang mendengar penuturan Kiara langsung kompak menatap Gavin, membuat Gavin gelagapan.

Kiara jelas sangat malu, mana yang dipakainya kaos putih lagi.

"Ayoo ke kamar lagi"

"Iyaiya"

Lisa dan Fahmi yang melihatnya hanya menahan tawa sambil geleng-geleng kepala.

___
___

...
...
...


Modus emang si Gavin mah ;)

MENUJU ENDING......

Minggu, 28 Juni 2020
13.07

ANNOYING BOY | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang