DUA PULUH LIMA-diagnosa

133 31 135
                                    

Selamat membaca, semoga suka❤️

••••

Akhir dari sebuah pencapaian jika tidak ditinggikan ya ditinggalkan.

••••

"Kenapa?"

Eska terdiam, otaknya berhenti bekerja untuk mencari alasan. Apa yang harus Ia katakan sedangkan perkataan alden terus menggema di kepalanya.

Titik nyaman

Jantung gadis itu berdegup kencang, rasanya ia berhenti berpikir.

"E-elo masih marah?"

Alden terkekeh, dalam hatinya ia tak menyangka Eska bisa peduli dengan dirinya.

"Sekarang udah peduli?"

Mendengar pertanyaan itu serentak mata Eska melotot, dirinya memukul kepalanya yang suka memikirkan si cowok petakilan.

"Gue nanya gak usah nanya balik!"

"Belum tidur?" Tanya Alden memastikan.

"Belum, oh ya besok jangan lupa kita masih ada pembelajaran!"

Setelah mengatakan demikian gadis itu menekan tombol merah dilanjut meletakkan benda pipih dengan pelan keatas kapuknya.

"Dasar gembul"

Tak lama kemudian ia mengambilnya kembali, Handphone hitam itu didekap Eska dalam-dalam ke dadanya, terasa degupan jantungnya kencang.

••••

Hari Minggu pagi, sangat cerah tiada mendung sedikit pun. Eska sudah bersiap untuk menemui pelanggan-pelanggannya untuk mengantarkannya pesanan.

Setelah usai berpamitan pada Bu Ningsih, Ia segera berjalan sendirian.

"Permisi"

"Iya"

Wanita tua itu membukakan pintunya pelan,

"Bu ini mendoannya, pesanan ibu"

"Oh kamu yang jualan mendoan ini?"

Gadis itu tersenyum simpul,

"Cantik banget kamu" lanjut wanita itu sembari mencolek dagu Eska kecil.

Lagi-lagi gadis itu hanya tersenyum saja, mungkin wajahnya sudah beku jadi Es.

Setelah selesai mengantarkan semua pesanan orang-orang, ia pun segera pulang karena siang ini ada janjiannya dengan Alden untuk mengajari adik kelasnya itu.

"Pak minta kasihani nya pak" pinta seorang pengemis wanita dengan mengendong anak kecilnya sedang meminta-minta.

Hati gadis itu tergerak untuk membantunya hingga ia pun segera menghampiri "ini Bu" Eska memasukkan uang sepuluh ribuan kedalam tangannya.

"Makasih mbak makasih"

Eska tersenyum manis "iya sama-sama"

Walaupun tak seberapa yang Ia berikan, tapi dengan hati ikhlas insyaallah pasti akan dapat pahala.

••••

"Duh Devian mana sih! Kok gak nelpon mana chat cuma diread doang"

Keke membanting benda pipih itu keatas kasur, kesal dengan cowoknya.

"Devian ayo dong nelpon, minta maaf kek"

before you goDove le storie prendono vita. Scoprilo ora