DUA PULUH SATU-memelukmu

183 53 320
                                    

Selamat membaca, semoga suka ❤️

••••

Manusia tak lebih dari ego mereka yang besar dan rasa tak puas mereka yang membuat hancur.

-author
••••

"Kemana?"

Keke tak menggubris pernyataan Devian hingga Ia berjalan cepat dengan langkah tak beraturan dan Devian hanya sedang berusaha menyesuaikannya dengan ringan.

"Pelanin jalannya kaki gue bisa kaku Ke nanti"

Keke menghela nafasnya pelan lalu menoleh sebentar kewajah Devian dan dengan terpaksa Ia harus mendongakkan kepalanya karena tubuh Devian yang semampai dan menjulang tinggi darinya Ia sedikit berjinjit lalu menempelkan telinganya ketelinga Devian dengan lembut,

"Jangan pelan dong, ntar ilang orangnya" bisiknya tenang sampai-sampai Devian merasa sedang dibisiki oleh malaikat.

"Orang?" Gumam Devian sendiri namun sial Keke mendengarnya.

"Iya orang"

"Tuh" tunjuk Keke kepada seseorang yang sedang membelakangi mereka.

"Itu siapa? Emak Lo?"

"Bisa jadi Ia-" ujar Keke berhenti hingga menimbulkan rasa penasaran dikepala Devian.

"Bisa jadi nggak" lanjutnya lagi dan saat kalimat itu berakhir orang itu berbalik dan menunjukkan wajahnya secara inci ternyata dia adalah,

••••

Alden sedang bermain bersama anak panti dan nampak sangat senang terutama dengan Gugun yang sangat senang dibelikan permen oleh Alden satu kardus besar dan tak mau berbagi dengan yang lain.

"Kak Alden nati kalau kak Alden pacalan ama kak Eska kak Alden halus kacih Gugun pelmen dua kaldus ya!" Pinta Gugun dengan logat yang menggemaskan hingga Alden tak kuasa menahan diri untuk mencubit kedua pipinya pelan, meninggalkan jejak merah disana.

Alden tersenyum mengembang "Iyah doain aja Gun" ujar Alden sembari terkekeh namun tak lama sampai Eska datang dengan batuk menegur dengan posisi tangan menyilang didepan dadanya yang ternyata Eska sudah lama mendengarkan pembicaraan mereka.

"Hekhemm" batuk jaim Eska ketika dirinya keluar dari balik pintu persembunyiannya, Alden menatap gadis itu canggung. Lalu menepis debu dicelanya.

"Eh bul" Alden tersenyum miring.

"Kak Eska nguping kan?" Tanya Gugun polos hingga membuat pipi Eska memerah menahan malu lalu menyelipkan rambutnya kebelakang telinga dan Ia tak menyangka Gugun mengetahui itu semua.

Alden yang mendengar penuturan secara langsung dari mulut anak kecil itu pun segera menatap Eska dengan penuh tanya lalu kepalanya berdalih maju kedepan hampir bersentuhan dengan wajah gadis itu,

"Bener?" Tanyanya singkat dengan nada cukup pelan.

Eska menggeleng sebanyak tiga kali untuk meyakinkan keduanya dan sedikit mendorong kepala Alden agar melenggang pergi dari depannya.

"Kak Eska gak ucah boong de-" sebelum Gugun menyelesaikan ucapannya Eska sudah lebih dulu membekapnya dengan tangan hingga Gugun pun meringis didekapannya minta dilepaskan segera.

"Gun makan dulu abis itu temenin Bu Ningsih dikamar ya!"

"Ciap" sanggup Gugun dengan tangan hormatnya.

Eska menggosok pelan pundak kepalanya sembari mengacak sedikit rambutnya yang jarang "pinter" katanya.

••••

before you goWhere stories live. Discover now