LIMA- AIUEO for you

284 102 370
                                    

Selamat membaca, semoga suka ❤️

••••

Tak ada hal yang lebih menyenangkan selain melihat orang yang kita sukai tersenyum,entah alasannya karena diri kita sendiri maupun orang lain.

–Alden vraha januario

••••

"Eh..sayang mau kemana?aku cinta sama kamu"

"Ogah dah gue cinta sama lu sapi hitam" Anggi berlari seraya merutuki pria paruh baya itu dengan giginya yang sudah ompong.

"Hei.. i love youuu"

"Sayanggg tunggu aku sayang"

"Berhenti gak lu! Gue lempar sepatu Lo ya!" Peringat Anggi yang akhirnya lelaki tua itu berdalih mendekati nenek-nenek tua yang sedang duduk di taman sendirian.

"Nahkan lebih baik sapi sama sapi" Anggi memasang sepatunya lalu melanjutkan langkahnya.

Anggi berjalan menyusuri aspal dan cuaca hari ini yang agak mendung tidak membuat Anggi kelelahan namun Ia hanya was-was kalau saja hujan turun dan mengguyurinya.

Anggi memundurkan langkahnya "Eits,itu bukannya Gibran" ujar Anggi ketika melihat sebuah tempat seperti markas dan terlihat seperti sosok Gibran didalam rumah atau bisa dibilang gubuk itu.

Anggi mencoba melangkah mendekat untuk memastikan bahwa dugaannya salah seperti tadi, karena tidak mungkin Gibran menongkrong gak jelas kayak gini!

Tapi siapa sangka yang Anggi lihat ternyata benar-benar Gibran Aditama Rameasa tengah memilin telinganya.

"Gib Lo nambah ganteng sekarang" ujar seorang perempuan yang memakai anting-anting hitam berpadu dengan bandana hitam dan jaket dipunggung bak seorang preman.

"Bos kita ini gimana gak ganteng Kar"sahut pria yang menenteng bungkus makanan ditangannya dan hampir berpakaian yang sama pula, namun kali ini ada semacam rantai untuk ikat pinggangnya,

"Kartika,Kartika,Lo gak bisa liat cowok ganteng langsung aja kepincut" gerutu pria yang sedang memasang sepatu Converse menggeleng tak jelas karena melihat teman rekannya,yang ternyata bernama Kartika.

"Yah namanya juga cewek,
apa-apa maunya yang tampan, yang mapan" tambah Gibran yang langsung membuat Anggi menoleh tak percaya.

Anggi menggeser posisinya agak ketengah karena wajah Gibran terhalang kayu jendela.

Srekkk

Tanpa sengaja Anggi menginjak potongan kaca yang sudah terpecah-pecah sontak mata mereka semua langsung menoleh kearah sumber suara itu.

Anggi berusaha menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suara sedikit pun.

Gibran melangkah kearah jendela itu dengan langkah ringan.

"Siapa Gib?"tanya pria yang memasang sepatunya tadi yang ternyata bernama Rifki.

"Gak ada apa-apa disini kok Rif" tutur Gibran.

before you goWhere stories live. Discover now