DUA PULUH TIGA- mendekatlah

112 37 180
                                    

Selamat membaca, semoga suka❤️

••••

Telah terasa lengket dan sulit lepas bak perangko dengan lemnya.

••••

Hari ini Eska sudah bersiap untuk berangkat sekolah, keranjang-keranjang mendoannya sudah terisi penuh dan dipenuhi aura hangat berasap.

"BEFORE YOU GOOO"  Eska bersenandung lagu kesukaannya seraya mengingat wajah anak kecil menangis pada video lagu tersebut, terus begitu. Terngiang-ngiang diotaknya.

"Mau jadi lady rockers Es" cibir Bu Ningsih yang sudah agak mendingan hari ini.

Eska tertegun malu "yah Ibu, masa suara kayak kaleng rombeng mau jadi penyanyi, yang ada pecah gendang telinga yang denger hehe"

Keduanya tertawa renyah disepanjang aktivitas menyiapkan jajanan.

"Merdu kok, banget, beneran deh" jujur wanita itu disambung dengan tatapan tulus.

Gadis yang sedang menaruh piring berisi penuh nasi goreng dengan telur mata sapi memutar tubuhnya lalu mendekat kearah wanita itu berjingkrak, mengalungkan tangan pada lehernya "Ibu mah paling bisa bikin orang senang"

Bu Ningsih tersenyum sumringah merasa hangat didekat gadis bermata below itu, "kamu juga paling pintar bikin ibu seneng"

"Mesra banget cihh" tegur Gugun yang bersiap untuk pergi ke sekolah beserta anak panti lainnya.

"Gugun"

"Gugun lapel, makan ah"

Sarapan pagi ini sangat hikmat, rasanya seperti keluarga walaupun tidak lahir pada rahim yang sama. Gugun melahap habis makanannya lalu bersendawa dan memegang perutnya, kekenyangan.

"Kak"

Eska menoleh dan menghentikan kegiatan makannya "kenapa gun?"

"Gugun mau nanya deh"

"Nanya apaan?" Tanya gadis itu sembari menyendok nasi.

"Kok Gugun gak gendut? Padahal kan udah makan banyak bangettt" ujarnya dengan nada imut.

Eska terkekeh geli "emang kamu mau gendut?"

"Mau" jawab anak itu cepat.

"Kalau Gugun mau gendut harus makan yang banyak" tutur Eska sembari menuangkan nasi kedalam piring Gugun lagi.

"Kok ditambah, Gugun udah kenyang kak"

"Ya kakak cuma ngasih saran"

"Sudah sudah, ayo makan lagi" ajak Bu Ningsih dan di setujui semua orang dimeja makan itu.

Ya, setiap hari mereka sangat akrab disana mereka bermain bersama-sama, makan dan segalanya sama-sama. Tapi terkadang anak panti merasa mereka adalah orang yang dikucilkan atau bahkan dibuang, tak dianggap.

••••

Cowok itu terlihat sedang memasang sepatunya cepat, mengaitkan tali tas,dan memasang jaket jenas lalu secepat mungkin melajukan motornya.

Pip pip

Suara dari klakson motor itu berhasil mengalihkan perhatian cewek yang sedang berjalan perlahan dengan beberapa keranjang mendoan ditangannya.

"Hai" sapa Alden.

Gadis itu mengerutkan keningnya "Alden" pekiknya.

"Sendiri?"

before you goTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon