"Bagaimana? Sesuai janjiku bukan, membunuh adik kesayangan mu didepan matamu sendiri"ucap Lena menyandarkan dirinya pada dinding ruangan tersebut, lalu menatap anggotanya yang kini sedang membereskan mayat gadis yang sangat dibencinya.

"Maaf kan aku"ucap Kevin lirih setelah terdiam untuk beberapa saat.

"Ck tidak usah meminta maaf, aku tidak akan memaafkan mu!"balas Lena terdengar sinis lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar seraya menyeringai kesenangan yang membuat Kevin menundukkan kepala merasa berdosa atas kelakuannya selama ini pada kembarannya.

"Aku hanya bercanda, tidak usah menangis kau bukan bocah 6 tahun lagi, aku hanya ingin memberimu sedikit pelajaran atas perbuatan mu selama ini. Bagaimanapun kau kembaranku, aku tidak akan bisa membencimu"balas Lena berbalik dan tersenyum tulus pada Kevin yang membuat lelaki itu kini menatap gadis itu berbinar. Lalu menubrukkan badannya pada sang kembaran saat ikatannya telah dilepas oleh salah seorang anggota yang tadi membersihkan mayat Mila. Lena membalas pelukan hangat dari sang kembaran, mengelus punggung Kevin saat dirinya merasakan bahunya kini basah yang bertanda bahwa lelaki itu kini tengah menangis.

"Maaf kan aku maaf"racau Kevin secara terus menerus disela tangisannya.

"Cih, jangan menangis malu sama roti sobek"balas Lena terkekeh pelan yang membuat Kevin melepaskan pelukannya dan tertawa renyah atas candaan kembarannya. Dan berakhir lah mereka sekarang disebuah mansion megah dengan penjagaan yang begitu ketat.

-OoO-

Bruk..

Seorang gadis manis yang sibuk berkutat dengan tas miliknya guna mencari dompet didalam tas itu harus jatuh terduduk saat dirinya tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan berlainan arah dengannya.

Membersihkan tangannya dan melihat seseorang yang tidak sengaja ditabraknya guna meminta maaf, namun pandangannya terkejut saat melihat seseorang itu adalah gadis yang pernah ditemuinya, gadis cantik yang beberapa waktu lalu menjadi teman bincangnya di pojok cafe ini.

"Lena!"ujar gadis itu melihat lawan bicaranya dengan mata yang berbinar. Sedangkan Lena yang melihat itu tersenyum, "lah Syakira? Maaf maaf tadi gue ngga lihat jadi tabrakan deh"

"Eh ngga kok, gue juga salah. Sini gue bantu kumpulin buku-buku nya"balas Syakira lalu mulai memunguti buku-buku milik Lena yang berserakan dilantai cafe, namun matanya tak sengaja melihat sebuah foto berisi seorang lelaki yang sangat dikenalnya. Lena yang melihat itu segera menarik foto itu lalu memeluk semua buku-buku miliknya.

"Hei, mau sampai kapan duduk disitu?"tanya Lena pada Syakira yang sedang melamun.

"E-eh hehe, mau bincang-bincang hangat seperti waktu itu dimeja pojok sebelah sana?"tanya Syakira menunjuk kearah sebuah meja nomor 7 tempatnya dan Lena bertemu untuk pertama kalinya.

"Boleh ayo"

Dua buah gelas cokelat hangat sudah terletak diatas meja sejak 5 menit yang lalu, masih dalam keadaan hening sampai salah satu dari mereka membuka suara untuk memecahkan suasana hening tersebut.

"Kebetulan sekali ya kita bertemu"ucap Syakira yang akhirnya membuka suara.

Lena yang sedari tadi melihat jalanan kini mengalihkan pandangannya kearah Syakira lalu menganggukkan kepalanya setuju, "iya wkwk"

"Emm, gue boleh nanya sesuatu?"tanya Syakira sedikit ragu atas pertanyaannya karena takut mengganggu privasi Lena, namun dirinya begitu ingin mendapatkan penjelasan dari Lena secara langsung.

"Selagi gue bisa jawab kenapa engga?"

"I-itu foto tadi, lo kenal dia?"tanya Syakira sedikit gugup dan hanya dibalas kekehan kecil oleh Lena.

"Oh itu mantan gue"jawab Lena santai yang membuat Syakira membelalakkan matanya terkejut atas pernyataan Lena yang terlampau santai.

"Lo kenal dia?"sambung Lena seraya menaikkan salah satu alisnya.

"Dia pacar gue Len! Dan setahu gue mantan dia itu cuma Anindya dan itu juga udah meninggal"

"Bagaimana kalau aku adalah Anindya? Masa lalunya"

"T-tidak mungkin! Dia sudah mati!"

"Masa lalunya yang terbuang cuma karena dia lebih memilih mu!"

"T-tidak kau bukan Anindya! Kau Lena!"

"Lena adalah nama baruku, bagaimana penyamaranku?"

"Kau sudah mati!"

"See, aku disini bitch. Bersiaplah jika dia akan lebih memilihku dari pada dirimu, sama seperti saat itu!"

Syakira yang mendengar pernyataan itu kini sudah pucat pasi. Masih tidak menyangka bahwa gadis yang selama ini dia anggap baik ternyata memiliki maksud tertentu pada dirinya.

"Bersiaplah menerima kenyataan pahit itu nantinya"ucap Lena berdiri disamping gadis itu dan menepuk bahu Syakira berlagak menenangkan gadis tersebut, lalu melangkahkan kakinya menuju luar cafe dengan tersenyum manis.

Setelah beberapa saat terdiam, Syakira segera menekan sebuah nomor di benda pipih miliknya. Meminta lawan bicaranya itu agar menyusul dirinya kesini, lalu menatap luar cafe dengan pandangan kosong. Ya dia takut kalau Afi nya direbut, takut kalau Afi lebih memilih masa lalunya dibanding dirinya.

-OoO-

Tbc...

Cepet-cepet up nih karena melihat keantusiasan kalian menunggu cerita ini😭❣️

Jangan lupa tinggalkan jejak agar aku semangat untuk up terus❤️😬

----

Sedikit bocoran chapter selanjutnya...

"Miss me?"

"A-anindya!"

"Ya?"

Ayo ada yang bisa nebak itu siapa?🤣

My Life Is A Gangster Girl [COMPLETED]Where stories live. Discover now