13| Emosi

47.5K 3K 72
                                    

Hening itulah keadaan yang ada di mobil yang ditumpangi Anindya. Sepertinya cowok yang sedang mengemudi disampingnya tau bagaimana perasaan Anindya saat separuh jiwanya harus membencinya bahkan dengan tega membentak dan bermain tangan dengannya.

"Ekhemm"deheman Noval membuyarkan lamunan gadis cantik tersebut.

"Udah sampai kak?"tanya Anindya.

"Udah ayo turun"ucap Noval dan hanya dibalas anggukan singkat dari Anindya.

Mereka menaiki lift dan berjalan ke apartemen bernomor 123. Ketika ingin membuka pintu mereka terkejut ketika pintu apartemen telah terbuka dan melihat seorang pria paruh baya sedang duduk diruang tamu.

"Bagaimana kau bisa masuk?"ucap Noval dengan dingin.

"Itu hal yg mudah bagiku"ucap pria paruh baya tersebut.

"Keluarlah, bukankah aku tidak lagi bagian dari keluargamu lagi"ucap Noval masih dengan nada dinginnya.

"Kembalilah kerumahmu nak dan siapakah gadis dibelakangmu itu?"tanya pria tersebut ketika melihat gadis nerd yang sedari tadi diam dibelakang Noval.

"Itu bukan urusanmu, yang aku mau kau pergi dari apartemenku, dan jangan berharap aku kembali sebelum kalian menyadari kesalahan kalian terhadap adikku"ucap Noval dan membuka pintu bermaksud menyuruh lelaki paruh baya tersebut keluar dari apartemennya.

"Sadarlah yang salah itu Anindya bukan Mila"ucap lelaki tersebut, dan disaat itu jugalah sebutir air bening mengalir dimata indah gadis yg sedari tadi diam dibelakang Noval dan dengan cepat gadis tersebut mengelap air matanya.

"Orang tua macam apa kau, disaat semua orang tua percaya kepada anak kandungnya tapi kau lebih percaya kepada anak angkat nya?"tanya Noval yg mulai tersalut emosi, kesopananya kini telah hilang terhadap orang yg lebih tua darinya lebih tepatnya terhadap orang tuanya.

"Semua bukti mengarah ke Anindya!"tegas lelaki paruh baya tersebut tak kalah dingin.

"Keluar!"ucap Noval dingin.

Anindya pov.

Lelaki paruh baya tersebut keluar dan disaat itupula anindya jatuh merosot dan mengeluarkan airmata yg dari tadi ditahannya.

"Apakah kesalahanku begitu besar kak sampai-sampai mereka begitu membenciku?"tanyaku dan melihat wajah tampan Kak Noval.

"Sabarlah biar karma menyelesaikan urusannya sendiri"ucap kak Noval dan membantuku berdiri.

"Tapi mereka tidak tau gimana jadi aku kak, aku menderita, aku sengsara, bahkan aku sempat terkena tekanan batin karena mereka"ucapku sambil menangis dia dada bidang kak Noval.

"Maafin kakak karena tidak membelamu dulu"ucapnya sambil mengelus rambutku.

"Setidaknya kau sudah menyadarinya aku tidak masalah, boleh aku meminta izin?"tanyaku.

"Mau minta izin buat apa?"tanyanya.

"Buat balas dendam ke mereka yg sudah melukai hati kecilku?"tanyaku sambil melihat kearah kak Noval.

"Itu hak mu, jadi lakukan apa yg ingin kamu lakukan"ucapnya dan mengelus rambutku.

"Gue akan membuat mereka menderita lebih dari penderitaan yang gue alami selama ini"gumamku kecil sambil tersenyum smirk sambil menghapus air mataku dan semoga tidak didengar kak Noval.

"Kamu bilang apa barusan?"tanya kak Noval yg mendengar gumaman ku barusan.

"Ah tidak, aku hanya bergumam bagaimana bisa perutku berbunyi dikeadaan seperti ini"ucapku mengelak dan dibalas sebelah alis terangkat oleh kak Noval.

My Life Is A Gangster Girl [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें