8

5.1K 450 9
                                    


🍁🍁🍁

Seorang gadis tengah menatap bulan ia mengulurkan tangannya ingin meraih bulan itu.

"Bulan.. walau cahayamu bukan asli namun kau selalu menyinari malam ku agar tak gelap gulita."

Gadis itu tersentak dengan ucapannya sendiri dengan cepat ia berlari masuk kedalam kamarnya. Mencari sesuatu namun tak kunjung menemukannya, ia mengeluarkan isi tas nya buku-buku berserakan diatas kasurnya tapi tetap saja benda yang ia cari tak ada.

Deg

Gadis itu membulatkan matanya saat mengingat sesuatu.

"Mati gw,"lirihnya sambil menepuk keningnya sendiri.

"Raya kenapa lo ceroboh banget sih.., pasti diary lo ketinggalan dikamar cowok tadi. Arrggg.. sial sial sial,"umpatnya pada diri sendiri sambil berguling-guling diatas kasur melempar bantal dan bonekanya asal.

"Gimana kalo tu cowok baca diary gw? Arrrggg sialan sialan sialan..,"

"Parahnya gw ga ketemu lagi sama tu cowok, gimana gw minta balik diary gw? Gw harus kerumah sakit lagi,"ucapnya lalu beranjak membereskan penampilannya yang acak-acakan. Ia mengambil jaket dan tas kecilnya yang berada dimeja belajar lalu turun kebawah.

"Mau kemana kamu?"tanya pria paruh baya yang sedang duduk di sofa sambil membaca berkas-berkas.

"Eh papa.. ini pah Raya.. ada barang Raya yang ketinggalan di rumah sakit kamar kakek,"ucap Raya sambil tersenyum konyol.

"Kebiasaan kamu tu ya selalu aja ceroboh kan tadi mama sudah nanya apa ada yang ketinggalan nggak kamu jawab nggak,"omel wanita paruh baya yang sedang menulis.

"Ya maaf ma, Raya kira ga ada. Boleh ya Raya ke rumah sakit ngambil barang Raya,"pinta Raya.

"Nggak udah malem besok aja. Lagian di kamar kakek kan, udah kamu tidur sana besok hari pertama kamu masuk sekolah baru jangan sampai terlambat,"kata papa Raya.

"Tapi pa..,"

"Raya..,"

"Iya ma,"Ray berjalan kembali kekamarnya.

"Masalahnya buku itu bukan di kamar kakek, kalo dikamar kakek juga Raya males ngambilnya lagian ga akan dibaca ini sama kakek atau nenek. Tapikan arrgg..,"batinya.

...

Aska baru selesai masak, ia menata makanannya di meja makan. Senyumnya mengembang bangga dengan hasil masakannya, Aska senang meski dirinya diacuhkan tapi setidanya mereka masih mau memakan masakannya ya walau ada kebohongan mereka mengira ini adalah masakan mboknya.

"Mbok Aska kemar ya udah pada dateng soalnya,"pamit Aska yang diangguki oleh mbok Darmi.

"Hahahha... Raka lucu banget sih pake bunnyhat, gemoy tau,"ucap Mudra sambil mencubit pipi Raka.

"Abang bisa diem ga? Ini tu salah abang harusnya abang yang kalah permainan dan dihukum ginian bukan Raka. Hilang tau image Raka yang cool,"gerutu Raka. Ya tadi sebelum mereka jalan-jalan, mereka bermain kertas gunting batu yang kalah akan memakai bunnyhat sepanjang jalan. Dan karna Mudra memiliki tak tik yang licik jadilah Raka yang kalah.

"Lo sosoan cool muka imut gitu, hahahah..,"ledek Aksa.

"Cucu oma imut hahaha..,"

"Ledek aja teroooss..,"kesal Raka.

"Aduhh.. anak mama jangan manyun gitu dong..,"goda Lisa.

"Kalo manyun keponakan tante ini lucu,"timpal Dira.

"Hahahhahah...,"tawa itu pecah memenuhi keheningan malam tanpa peduli ada hati yang hancur berkeping-keping.

Aska, dia belum pergi kekamarnya Aska masih berdiri dibalik tembok merekam setiap kelakuan keluarganya yang bahagia. Senyum pedih tercetak jelas dibibir mungilnya mata itu terpejam seiring dengan derasnya air mata mengalir. Tubuhnya bergetar, Aska menggigit bibir dalamnya kuat tak peduli akan darah yang terasa asin yang penting ia tak mengeluarkan isak tangisnya.

Cerita Aska✔endWhere stories live. Discover now