23

8.3K 487 36
                                    

🍁🍁🍁

Seseorang berdiri terdiam didepan sebuah ruanganya yang berdinding kaca, didalam sana ada seorang anak yang sedang berjuang untuk hidup.

Tangannya terangkat menyentuh kaca, hatinya sakit melihat tubuh kecil itu dipasangi banyak alat medis. Bagaimana pun ia sudah menganggap anak itu sebagai adik nya sendiri, dan dia tak tega melihatnya terbaring lemah.

"Permisi, maaf dok. Anda memiliki jadwal untuk mengecek pasien ruang melati."

Orang itu mengangguk menjawab pernyataan asisten nya. Dengan langkah berat ia pergi meninggalkan ruangan itu.

Tap

Tap

Tap

"Code blue! Code blue ruang VVIP Mawar!"

Dokter dan suster itu menoleh kebelakang, 3 perawat dua suster dan satu dokter berlari masuk keruangan yang baru saja ia keluar.

"ASKA!"

...

Terhitung sudah 5 bulan Aska menghilang. Semua benar-benar berubah, tak ada lagi canda tawa diantara Raya, Gio, Arfan dan Gala. Bahkan disekolah pun mereka hanya memasang wajah datar dan dingin membuat empat sekawan itu terdaftar dalam 10 besar list murid yang paling ditakuti.

Tak hanya sahabat-sahabat Aska yang berubah tapi keluarga Aldira juga.

Biru yang semakin berdarah dingin tak pernah berbicara dengan anggota keluarga lainnya, jangankan berbicara melihat pun tak ia lakukan. Biru menghabiskan waktunya didalam kamar.

Mudra yang terus melamun dan tak jarang menyakiti diri sendiri mencoba merasakan apa yang Aska rasakan saat ia menyakitinya walau ia tahu lukanya tak sebanding dengan luka Aska yang dalam.

Aksa, dia juga menjadi pendiam. Hari-harinya ia lewati dikamar Aska mencoba mengingat setiap kenangannya dengan sang kembaran namun berakhir dengan kepalanya yang sakit dan kesadarannya menghilang.

Rika, nenek tua itu menjadi sakit-sakitan karena terus memikirkan Aska dan tiga bulan lalu ia mengalami struke membuat nya tak bisa berjalan lagi.

Aldi, diantara semua yang kacau hanya Aldi yang masih bisa bersikap tenang walau setiap malamnya ia akan menangis ditepi kolam renang. Tapi setidaknya sebagai kepala keluarga ia harus menguatkan anggora keluarga lainnya.

Dira?

Dia yang paling kacau. Setiap hari menangis sambil memeluk foto dan baju Aska, penampilannya pun kacau. Rambut acak-acakan, wajah yang basah dan mata sembab. Kadang ia juga berbicara dan tertwa dengan foto Aska. Dan Aldi yang tak ingin istrinya kenapa-napa langsung membawa Dira ke psikiater.

Keluarga ini benar-benar hancur, kehancuran yang menuju puncak. Namun dibalik itu semua ada dua orang yang tertawa bahagia melihatnya.

"Ma, mereka sudah gila Raka tak mau punya keluarga gila nanti di sekolah Raka di bully," ucapnya sambil memakan stik kentang. Lisa dan Raka sedang duduk di gazebo taman belakang.

"Hmm, setelah mama mendapat perusahaan om mu mama akan membunuh mereka," ucap Lisa santai.

"Waw, pasti menyenangkan."

"Tentu saja sayang. Terimakasih sudah bantu mama membalaskan dendam." Lisa mengusap rambut Raka lembut.

"Sudah kewajiban seorang anak membantu ibunya kan? Lagi pula ini juga untuk papah. Mah nanti kita bebasin papa y." Pinta Raka.

"Tentu sayang."

Mungkin kalian bertanya-tanya dimana ayah Raka, Pradi-ayah Raka- dia dipenjaran karena mencoba membunuh anak-anak Aldi. Sandi yang saat itu memergoki aksi Pradi langsung menangkapnya dan membawanya ke kantor polisi.

Cerita Aska✔endWhere stories live. Discover now