Pertarungan dimulai-1

11 1 0
                                    

"Lo kok diem aja Fa? Bukannya lari!" Bentar Muham kepada Syifa

"A-aku syok melihatnya." Ujarnya

"Hm, sekarang lo aman disini bareng kita." Ucap Muham

"Makasih udah nolongin gua." Ucap Syifa

"Dan sekarang gimana? Kita gajadi-jadi keluar, shit!" Decak Fajar

"Tadi sih keadaannya aman-saja. Tapi liat temen dia dah jadi zombie nungguin kita diluar. Ya kalo gini kita harus ada satu orang untuk diumpankan." Jelas Iwan

"Gila lo ya mau ngorbanin temen sendiri?" Ujar Ananda

Lalu semua mata tertuju pada Ananda, "Apa lo semua? Jangan bilang kalo gua yang jadi umpannya." Tegas Ananda

"Hehe, lo kan pernah juara lomba lari nan. Kenapa ga dicoba aja. Lagian kalo lo gabung sama kita, lo nya rewel banget." Ucap Iwan

"Gak gak, keadaan diluar itu ngga steril!" Tegasnya

"Disituasi kaya gini lo masih mentingin kebersihan? Aduh tolong lah ya gausah lebay." Ledek Suci

"Tau tuh, ntar kan kita tolongin. Lo tenang aja." Ujar Ayu

Setelah berfikir panjang akhirnya Ananda setuju. "Hm, oke. Aku terima tantangan kalian." Ucapnya

"Oke jadi gini, kita buka pintu lalu kita hadapi aja dulu beberapa zombie jelek itu." Saran Iwan

"Terus kalo yang disini udah beres, Ananda keluar melihat situasi lalu mengalihkan perhatian zombie itu. Sementara kita lari ke sisi lain." Tambahnya

"Keknya ga asik." Protes Ananda

"Lo mau asik dipasar malem aja sono." Ledek Muham

"Udah gausah mulai debat lagi. Ayo kita mulai." Ujar Iwan menantang

Mereka pun membuka pintu perlahan dan melihat ada 5 zombie diluar. Tak banyak bicara, mereka langsung menghabisi zombie-zombie tersebut.

"Ananda keluar." Panggil Fajar

"Duh anjir kenapa mesti gua sih." Protesnya

Ananda keluar melihat situasi lalu melambaikan tangan kepada yang lain bahwa situasinya saat ini aman. Mereka langsung berlari kearah UKS untuk menjemput Bu Intan dan Pak Alvi.

"Oh tidak. Ini dia penderitaannya." Ujar Ananda terkejut melihat kehadiran zombie yang cukup banyak. Lalu ia mencoba mengalihkan zombie-zombie tersebut kearah lain. Kini ia terpisah dari teman-temannya.

Iwan dan yang lainnya tak tau bahwa Ananda sedang terjebak oleh puluhan zombie

tok tok tok..

"Sttt... Bu, buka pintunya." Kode Iwan dari luar. Lalu bu Intan membuka pintunya dan menyuruh mereka untuk segera masuk.

"Loh Ananda? Ananda mana?" Tanya Muham panik

"Lah kan dia tadi dibelakang lo?" Tanya Fajar

"Iya emang dia dibelakang gua. Tapi kok sekarang ngilang?" Muham terheran

"Telpon aja." Sahut Syifa

"Jangan, mungkin saja dia sedang bersembunyi. Kalo ditelpon dia bakalan ketauan." Jelas Suci

"Hm, baiklah." Muham menghela nafas

Sementara itu Ananda terus dikejar oleh puluhan zombie yang kian bertambah. "Aaaa.... Maa tolongin Ananda!! Jika Ananda selamat Ananda janji ga akan nakal lagi." Teriak Ananda disepanjang jalan

Sementara di kelas lain. Tempat Putri dan yang lainnya berlindung, terlihat masih banyak sekali zombie diluar

"Gimana ini? Jumlah nya banyak sekali." Ujar Fahrezy

"Hm, kita minta bantuan aja sama yang selamat." Sahut Putri

"Lo gila ya? Lo mau ngorbanin yang lain buat nyelamatin kita? Otak lo dimana?!" Ujar Akmal emosi. Lalu ia mendorong Putri hingga kedinding

"Ehh santai, dia cewe." Ucap Fahrezy

Putri mencoba menahan tangisnya. Lalu Duta memeluknya, "Kalo tau gini lebih baik kita ketempat lain aja kak." Ujar Duta

"Oh, lo berdua mau keluar? Silahkan!" Tegas Akmal

"Jangan, kita masih membutuhkan Putri." Ucap Syira

"Maaf kak, kalo disini kami hanya dibutuhkan bukan dilindungi lebih baik kami keluar. Makasih udah mau nampung kita." Jelas Duta

Mereka pun keluar dengan hati-hati. Fahrezy mencoba menghentikan mereka tetapi tangannya ditahan oleh Akmal

Duta dan Putri berjalan menjauhi tempat mereka tadi dengan perlahan. Tiba-tiba kerumunan zombie tersebut melihat mereka.
Karena sangat ketakutan mereka lari sekencang mungkin. Hingga akhirnya ditengah perjalanan tangan mereka ditarik seseorang masuk kedalam ruangan

"Aaaa tidakk jangan akuu!" Teriak Putri

Lalu orang tadi segera menutup mulutnya, "Stttt... Jangan berisik."

"Iwan?" Ucap Putri terkejut melihat kehadiran Iwan.

"Hai sayang, hehe." Goda Iwan

"Maaf ya soal tadi pagi. Aku masih kebawa emosi." Iwan meminta maaf kepada Putri lalu memeluknya

.
.
.
.
.
Bersambung

BERTAHAN [END]Where stories live. Discover now