Pertemuan-1

21 3 0
                                    

Aku tidak membenci perpisahan karena nyatanya ia mampu menciptakan pertemuan walaupun dalam jangka waktu yang sebentar

Bel pulang sekolah berbunyi. Tentunya murid-murid sangat gembira mendengar nya. Seperti anak kecil saja Haha.

'Siapa orang tadi? Kenapa dia mengajakku bertemu? Apa aku mengenalnya?' Hati Putri terus bertanya-tanya

Lalu seseorang menyadarkan lamunan nya itu, "Woy neng, ngelamun mulu. Mikirin apasih?" Tawa Iwan

"Eh I-iwan. Gaada kok hehe." Jawabnya terbata-bata. Ia yakin jika dia menceritakan ini semua kepada Iwan pasti Iwan juga ingin ikut.

'Kalau ada sesuatu yang sangat rahasia mana mungkin aku membawanya.' Gumamnya dalam hati

"Ohgitu, yaudah yuk pulang." Iwan mulai curiga, tetapi Iwan tetap tenang agar bisa mengetahui segalanya tanpa perlu dijelaskan

"Ng-ngga. Iya ngga hehe." Ucap Putri yang sedikit ketakutan

"Kamu kenapa sih? Ada yang ganggu kamu? Atau si jiwa psikopat itu ngancem kamu lagi?" Tanya Iwan

"Nggak ahh, yaudah kamu pulang duluan aja. Aku ada perlu." Ucap Putri santai, agar Iwan tak banyak tanya

"Yakin? Emang mau pulang naik apa? Ada yang jemput? Siapa?" Iwan yang semakin penasaran terus-terusan bertanya

"Ih kamu bawel ah. Aku ya pulang sendiri lah. Emang mau sama siapa lagi." Kesal Putri

"Hehe, yaudah iya jangan marah-marah gitu. Kamu hati-hati ya. Jaga hati juga." Ujar Iwan sambil mengelus kepala Putri

"Iya." Putri hanya menjawab singkat

Putri tak tau dia sedang diawasi oleh Iwan. Iwan yang sangat penasaran dengan tujuan pacarnya itu mencoba membuntuti nya. Mau kemana dan ngapain dia?

Putri menaiki taksi lalu segera memberitau tujuan nya ke supir tersebut.
Tak lama kemudian ia pun sampai di tempat tujuan, Taman.

"Duhh siapasih tadi. Bikin penasaran aja. Nah iya mungkin itu yang lagi duduk disana." Gumam Putri sambil menunjuk kearah seorang pria berpakaian sekolah yang sedang duduk dikursi taman.

Ia tak tau akan kehadiran Iwan yang sejak tadi mengikutinya. Dari kejauhan Iwan memantau Putri, "Siapa tuh yang ditemuinya?" Tanya nya sambil melihat kearah Putri dan seorang pria tadi

***

"Hai!" Sapa Putri. Lalu pria tadi menoleh

"Fahrezy? Ada apa ini?" Tanya Putri sambil melihat kanan kiri. Saat itu hampir saja kehadiran Iwan terlihat oleh Putri. Tetapi Iwan segera bersembunyi

'Fahrezy? Ada perlu apa dia sama Putri?.' Gumam Iwan. Ia terkejut ternyata yang ditemui Putri adalah Fahrezy

Fahrezy tersenyum, "Kamu ga kengen sama aku. Sambil menarik tangan Putri untuk duduk disebelahnya

"Fa-fahrezy. Ada apa?" Tanya Putri terbata-bata

"Hm? Kamu sudah melupakan aku ya? Cepat banget lupa nya. Padahal baru 5 tahun. Gimana kalau sumur hidup haha." Canda Fahrezy agar suasana tak terlalu menegangkan

"Atau karna sudah punya pacar ya? Hmm, aku kalah cepat ya sama dia. Beruntung banget dia bisa dapetin kamu duluan. Padahal kan yang pertama mengenal mu itu aku." Fahrezy menatap Putri dengan penuh harap

"I-iya bukan begitu kok. Aku masih inget sama kamu. T-tapi kan..." Putri memberhentikan ucapannya lalu menatap Fahrezy

"Hehe, iya aku ngerti kok. Masalah keluarga itu kan yang buat kamu jadi jauh sama aku. Aku sungguh menyesali kejadian itu. Sekarang aku sudah tak tinggal bersama orangtua ku. Aku membenci mereka. Gara-gara mereka aku kehilangan segalanya. Akal, jiwa dan kamu pastinya." Ungkap Fahrezy yang menjelaskan kejadian yang terjadi di masa lalu itu

"Kok kamu gitu? Bukannya kamu udah janji sama aku kamu gak bakalan jadi anak nakal lagi? Kenapa kamu melanggar nya?" Ujar Putri sambil menatap wajah Fahrezy dengan tatapan yang sinis

"Kan kamu udah pergi. Janji apalagi yang harus aku pertahankan?" Ucap Fahrezy menatap langit

Dari kejauhan Iwan terus memantau dan sesekali mencoba mendengarkan obrolan mereka

'Jadi Fahrezy adalah masa lalunya Putri? Kenapa Putri gak cerita? Bukannya dia bilang aku adalah yang pertama dan akan menjadi yang terakhir?' Gumam Iwan kecewa. Selama ini Putri tak pernah cerita tentang Fahrezy. Yang ia tau, saat Putri dilukai oleh temannya Syira. Dia selalu memandang Putri dengan rasa kasihan.

Selang beberapa waktu Iwan pun pergi dari tempat tersebut. Hatinya bercampur aduk. Kecewa, benci dan patah hati.

Sesampainya dirumah dia disambut oleh kehadiran temannya, Muham. Dan teman kakaknya, Syahdan.

Ohiya. Kita belum berkenalan dengan kakaknya Iwan. Kenalin, dia adalah Tama. Cowo pintar lulusan ilmu kedokteran.

"Eh ham, tumben kesini. Ada apa?" Tanya Iwan sambil memegang pundak Muham

"Gua break sama Uci, Wan." Ujarnya sedih

"Lah kenapa? Karena kejadian semalam? Haha. Emang cewe gaada yang bener ya bro." Tawa Iwan mencoba menutupi lukanya

"Ha? Maksudnya? Gabener gimana?" Tanya Muham penasaran

"Gua tadi liat Putri ketemuan sama Fahrezy. Ternyata Fahrezy adalah masa lalunya." Jelas Iwan

Muham terkejut mendengarnya, "Ha? Serius lo? Ntar lu salah liat. Lu kan tau Fahrezy itu komplotan nya Syira. Mana mungkin dia nemuin Putri."

"Gua tadi ngajakin dia pulang bareng. Dia nya nolak katanya ada urusan penting. Ya gua penasaran lah. Yaudah gua ikutin aja." Jelas Iwan lagi

"Ah masa iya Putri bohong. Lu kan belom dengar penjelasannya dia. Masa lu langsung mikir kaya gitu?" Ujar Muham mencoba membela Putri

"Ah! Sama aja lu! Belain teros dia! Gua yang liat sendiri!" Iwan berjalan meninggalkan Muham dengan langkah kaki yang kesal

"Eh wan tunggu!" Tahan Muham. Tetapi pegangan tangannya langsung dihempas kan Iwan.

"Udah Biarin aja dia. Emang dari dulu sifatnya gitu. Gakmau kalah. Gua juga ga yakin kalo Putri ngelakuin itu semua. Putri itu cewe baik-baik." Ucap Tama yang sejak tadi memperhatikan obrolan mereka

***

(Dikamar)

'Ahh pembodohan! Selama ini aku sabar menghadapi sikap dinginnya. Aku berfikir dia mencintai orang lain. Dan ternyata dugaan ku benar!' Gumam Iwan yang terus terbawa emosi

Duhh Iwan nya salah paham gays:( yang dilihat dan dipikirkan nya tak sama seperti apa yang sedang terjadi:(

.
.
.
.
.
Bersambung...

BERTAHAN [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora