[14] Apa Arti Semua Itu?

1.4K 91 2
                                    

Author's Pov

"Yoongi hyung?" Tanya namja itu tersenyum setelah mendapati kakaknya berjalan menuju balkon. Sosok bernama Kim Yoongi itu tak mengucapkan sepatah katapun. Ia perlahan melangkahkan kakinya menghampiri Jungkook.

Remaja yang berdiri didekat tepi balkon itu menatapnya heran. Ia lalu memincingkan mata melihat kakaknya. Senyum yang sedari tadi ia ulas menghilang seketika. Setelah ia menyadari ada sesuatu yang aneh dengan sang kakak. Sorot matanya tajam. Tak berpaling dari pandangannya yang tertuju pada Jungkook. Raut wajahnya datar, tanpa ekspresi. Hanya berjalan pelan namun yakin. Seperti sebuah robot yang menjalankan perintah tuannya.

Gelap malam menyulitkan netra Jungkook untuk melihat keadaan sekitar. Begitupula dengan sesuatu yang dibawa Yoongi.

Perlahan namun pasti, kaki jenjang namja itu melangkah. Mengaburkan pandangan gelap yang sedari tadi menutupi netra Jungkook.

Semakin jelas Jungkook melihat benda itu digenggaman Yoongi. Sesuatu yang runcing dan menyilaukan. Matanya berusaha menangkap wujud benda itu. Ia membelalak setelah sadar dengan apa yang ada ditangan sang kakak.

Digenggamnya benda tajam itu dengan tangan kanannya. Penuh kemantapan. Remasannya kuat hingga otot-ototnya nampak menggeliat. Kulitnya memucat pertanda tangannya ia remat dengan amat kencang.

"Hyung..." Ucap Jungkook lirih. Ia tercengang ketika Yoongi terus menguatkan kepalannya menggenggam sebuah pisau. Wajahnya menegang penuh amarah. Merah padam bak daging yang baru saja terbakar.

Yoongi terus berjalan mendekati tubuh Jungkook. Jungkook bergetar. Perlahan kakinya melangkah mundur. Mencoba menjauh dari tubuh yang mulai mendekat. Detak jantungnya tak berirama. Menahan kepanikan yang hinggap karena gelagat sang kakak.

Ia benar-benar tak percaya. Hyung nya bisa berbuat senekat ini.

"H-hyung jebal. J-jangan lakukan." Ucap Jungkook dengan suara terputus-putus. Seperti nafasnya saat ini. Kepalanya menggeleng menepis pikirannya yang sibuk memikirkan tindakan mengerikan yang akan Yoongi lakukan padanya.

Yoongi semakin dekat. Dia mengacungkan ujung pisaunya mengarah ke Jungkook. Jungkook bertambah takut. Pikirannya kalut. Keringatnya berlomba-lomba keluar dari pori-pori. Mengguyur wajahnya dan seluruh badannya. Kakinya mencoba melangkah kebelakang. Menghindar.

Naas, Jungkook sudah tak bisa bergerak. Dia berada diambang balkon. Tepian itu menghentikan langkahnya untuk menjauh. Membiarkan tubuh namja itu terpojok disudut rooftop.

Tak ada pilihan lain. Jungkook tak bisa kabur dari sana. Dibelakangnya sekarang adalah ruang bebas yang bila ia melangkah akan sampai ke dasar tanah. Sedangkan didepannya ada Yoongi yang siap menikamnya kapan saja. Ia dilema. Ia takut. Ia tak ingin pergi secepat ini.

Yoongi masih tak berucap. Sorot matanya penuh kebencian. Menusuk kelopak mata Jungkook yang menegang. Membiarkannya sedikit demi sedikit menitikkan air mata.

"Yoongi hyung... Berhenti... Hajima!" Dengan sekuat tenaga Jungkook mendesak Yoongi untuk menghentikan aksinya. Meski suara itu tak memiliki kekuatan, Jungkook akan terus mempertahankan diri.

Tak bisa netra Jungkook beralih pandang. Tatapan itu terus mengamati gerak-gerik Yoongi. Yoongi menyeringai. Tepat setelah ia benar-benar sampai didepan tubuh dongsaeng. Menempelkan ujung jari kakinya bersama kaki Jungkook.

"Hajima! Jangan lakukan itu! Hajima! Hyung sadarlah!" Jungkook benar-benar ketakutan. Kedua tangannya meremat batang besi yang melintang, menjadi penghalang antara balkon dan ruang bebas. Tubuhnya ia condongkan ke belakang. Mencoba menghindari Yoongi yang semakin liar. Kakinya masih bertengger di alas keramik. Memperlihatkan tubuhnya yang kini menjorok ke tepi rooftop.

Jeongmal, Jeoseonghabnida HyungWhere stories live. Discover now