[11] Beri Aku Cara Lain, Hyung

1.4K 116 1
                                    

Author's Pov

Namjoon pulang dengan wajah yang kelelahan. Meskipun begitu, dia segera mengecek keadaan dongsaeng kesayangannya seperti biasa. Segera ia berjalan menuju kamar Jungkook. Memutar kenop pintu yang tak pernah dikunci oleh pemiliknya.

"Jungkook-ah, hyung pulang." Ucap Namjoon sedikit berteriak. Dirinya menatap seisi kamar heran. Di kamar ini tak ada orang yang ia cari.

"Tumben" Batinnya.

"Jungkook-ah" Panggil Namjoon seru. Lantas mencari keberadaan Jungkook ke kamar mandi.

"Jungkook-ah, kau didalam?" Dibukanya pintu kamar mandi disudut kiri ruang kamar ini. Aneh, tak dikunci. Juga tidak ada sosok itu disana.

"Yak Kim Jungkook. Jangan berani mengerjaiku. Aku ini hyung mu. Kau tak seharusnya membuat hyung kesal." Namjoon terus mencari keberadaan Jungkook diseluruh sudut kamar. Ia bahkan mengorak-arik lemarinya karena berfikir Jungkook akan bersembunyi disana. Namun tetap tak ada namja itu disana.

Namjoon segera melayangkan telepon ke nomor ponsel Jungkook. Usahanya ini sia-sia karena ponsel Jungkook tertinggal di atas kasur.

"Jungkook-ah, sebenarnya kau kemana?"

Tak sengaja netranya menatap laci nakas yang sedikit terbuka. Ia penasaran dengan isi didalamnya yang membuatnya tak bisa beralih pandang. Tangannya meraih gagang laci dengan hati-hati. Terlihat disana beberapa barang-barang kecil milik Jungkook. Itu sudah biasa, batin Namjoon. Namun ada satu benda yang berukuran lebih besar dari benda lainnya berhasil mencuri perhatian Namjoon.

Namjoon meraih benda itu, diangkatnya pelan, menyimpannya dalam genggaman.

"Sejak kapan Jungkook menggunakan ini?"

Namjoon bertanya dalam hati. Dia tak pernah melihat Jungkook memakai inhaler selama ini. Pun dengan kondisi kesehatan Jungkook yang baik-baik saja. Sangat tidak mungkin Jungkook menyimpan benda medis ini.

Perasaan Namjoon dibuat khawatir. Dia kacau dengan praduganya tentang Jungkook.

Segera Namjoon keluar kamar mencari Jungkook. Berharap namja itu ada diruangan yang berbeda dengannya sekarang. Dia memanggil namanya diseluruh sudut rumah. Di ruang keluarga, di dapur, di kolam, di balkon, di ruang tamu, hingga di taman belakang. Semuanya dia hampiri, tetapi tak ia temukan namja bernama Kim Jungkook itu.

Perasaan Namjoon semakin cemas setelah tak menemukan keberadaan Jungkook dirumah. Ia menangkap arah jarum jam di arlojinya. Tepat pukul 11 malam. Waktu yang sangat tidak mungkin bagi Jungkook untuk berada di luar. Dengan sifat Jungkook yang jauh dari kata berandalan, mustahil dia keluyuran malam-malam seperti ini.

Rasa tidak enak menghinggap di hati Namjoon. Pikirannya teralihkan pada Yoongi yang selalu membuat kekacauan dengan Jungkook. Selama ini Yoongi begitu membenci Jungkook. Bahkan dulu Yoongi pernah meninggalkan Jungkook sendiri malam-malam diatas puncak saat mereka sedang berlibur bersama. Beruntung Namjoon dan Appa segera menemukan Jungkook. Kalau tidak entah apa yang akan dialami Jungkook mengingat banyak jurang yang curam disana.

Brak

Namjoon menggebrak pintu kamar Yoongi kasar. Cemas membuatnya tak bisa berfikir positif.

"WAE? Malam-malam menggebrak pintu kamar orang. Apa hyung tidak tahu aku sedang tidur, eoh?" Yoongi yang dasarnya memang seorang temperamen tak ingin diperlakukan kasar seperti ini. Ia terpancing emosi Namjoon yang menggebrak pintu kamarnya tanpa sebab.

"Dimana Jungkook?" Namjoon dengan amarahnya yang sedikit ia tahan menduga jika Yoongi tahu keberadaan Jungkook. Yoongi sendiri tak peduli dengan pertanyaan Namjoon.

Jeongmal, Jeoseonghabnida HyungOù les histoires vivent. Découvrez maintenant