[03] Geng Preman Taehyung

1.5K 137 1
                                    

Author's Pov

Jungkook masih memikirkan perkataan Yoongi yang ia lontarkan tadi malam. Tentang pernyataannya bahwa Jungkook 'anak tidak jelas'. Memberikan sebongkah rahasia yang harus segera ia temukan maknanya. Yoongi akan selalu mengatakan kalimat itu ketika ia marah. Seolah kalimat yang sangat ringan ia lontarkan tak menyakiti pendengar. Padahal sangat sakit bila terdengar di telinga.

Yoongi memang kerap meluapkan emosinya pada Jungkook. Sifatnya yang temperamen tak membuat Yoongi bisa menahan amarah. Apalagi menyangkut Jungkook. Anak yang tak pernah ia anggap sebagai dongsaeng. Sejak kecil, Yoongi selalu menghindar bila bersama Jungkook.

Hari-hari yang dialami Yoongi hampir tak pernah bersama Jungkook. Yoongi kecil tak pernah akur pada Jungkook. Padahal Jungkook sudah berkali-kali membujuk Yoongi untuk sekedar bermain bersama. Namun Yoongi selalu menolak dan berakhir dengan perkelahian.

Saat mereka bertengkar, Young Geul adalah orang yang sangat membela Jungkook. Dia ayah yang bijak menilai perilaku anaknya, antara yang benar dan yang salah. Hampir disetiap perkelahian Yoongi dan Jungkook, Yoongi lah yang memulai itu. Jungkook hanya sebagai korban. Disinilah Young Geul selalu melindungi Jungkook.

Karena sikap Young Geul yang selalu membela Jungkook, Yoongi menjadi sakit hati. Setiap mereka berkelahi, Jungkooklah yang diberikan perhatian. Dirinya tak pernah diperhatikan seperti yang Jungkook dapatkan. Bahkan Jungkook selalu mendapatkan apa yang ia mau, sementara Yoongi tak pernah mendapatkannya.

Jungkook melamun di dalam kamar. Makanan yang sudah disiapkan Park Ahjumma pun tak ia lirik. Dirinya cenderung diam. Perasaannya masih syok dengan amarah Yoongi. Bukan kali pertama ia mendapatkan perkataan pedas dari kakak keduanya. Hampir setiap hari ia diperlakukan seperti tak dianggap. Tak pernah dirinya berbincang dengan Yoongi. Atau hanya sekedar menegur sapa, tidak. Yoongi terlalu arogan dan Jungkook terlalu takut membuatnya marah.

Pikirannya yang sedari tadi memikirkan Yoongi, kini beralih ke Hoseok. Kakak terakhirnya yang tak pernah mengatakan ketidaksukaannya pada Jungkook tiba-tiba meluapkannya tadi malam. Hanya dengan satu kalimat Hoseok berhasil membuat perasaan Jungkook sakit. Memang Hoseok tak pernah mengatakan jika ia menyayangi Jungkook. Namun sikapnya yang tak pernah kasar padanya. Itu sudah membuat Jungkook senang. Setidaknya ia masih memiliki dua hyung yang peduli padanya.

Namun ungkapan mendalam dari mulut Hoseok membuyarkan kepercayaannya. Selama ini Hoseok tak pernah begitu mempedulikan Jungkook. Dia jarang mengatakan perasaannya pada adiknya itu. Baik itu rasa suka maupun benci. Sejauh ini Hoseok terlihat biasa saja. Ia tak begitu benci seperti Yoongi membencinya. Ia diam namun tak berontak. Hoseok hanya menikmati hidupnya sendiri, tanpa ada sosok Jungkook yang boleh mewarnai hidupnya.

Mungkin hanya sesekali Hoseok berbicara pada Jungkook. Tetapi itu sekedar untuk menanyakan hal-hal penting. Tidak sering ia bercanda dengan Jungkook meskipun sebenarnya Hoseok adalah orang yang suka bergurau. Ia lebih sering keluar bersama Yoongi.

Jungkook lantas beranjak dari tempatnya duduk tanpa menghiraukan makanan dimeja. Dengan menggendong tas punggungnya dia berjalan menuju halte depan. Hingga bis datang, Jungkook segera menunggangnya.

Park Ahjumma kembali masuk ke kamar tuan termudanya. Ia akan mengambil kembali peralatan makan Jungkook untuk dibersihkan. Ketika ia akan mengambilnya, Park Ahjumma menatap heran. Makanan yang telah ia siapkan tidak dimakan sedikitpun. Bahkan posisinya masih sama. Ia berfikir apakah masakannya tidak enak hari ini?

Jungkook dan Jimin kembali berangkat bersama menaiki bis sekolah. Jungkook masih diam menatap kedepan. Jimin yang duduk disebelah Jungkook merasa heran. Tidak biasanya Jungkook diam seperti ini. Apalagi sekarang ada Jimin disampingnya. Biasanya dia akan banyak bicara karena tertular sikap cerewet Jimin.

Jeongmal, Jeoseonghabnida HyungWhere stories live. Discover now