Chapter 9 : Motivasi

43 2 0
                                    


Setelah kejadian pertengkaran antara Chanyeol, Jongin, dan Alexandra, hubungan antara Chanyeol dan Alexandra semakin memburuk. Alexandra tidak lagi menyapa dan berjalan bersama dengan Chanyeol. Sementara itu, ia semakin dekat dengan Jongin. Hal tersebut membuat Chanyeol semakin gusar. Niatnya untuk mempermudah dirinya untuk menjalankan misi malah menjadi runyam sekarang.

Setelah perkuliahan selesai, dengan ekspresi yang gundah ia menuju ke kantor NISC. Hal tersebut membuat Jongdae yang menjemputnya bingung dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Chanyeol. Tidak biasanya Chanyeol menampilkan ekspresi yang kalut seperti ini.

Sesampainya di kantor NISC, Jongdae dan Chanyeol pun langsung menuju ke ruang meeting untuk bergabung bersama anggota tim A yang lain.

"Baiklah, rapat kali ini kita sudahi dulu. Saya harap kalian semua dapat melaksanakan misi dengan baik. Tetap semangat!" ucap Jongdae menyudahi rapat kali ini.

"Semangat!" balas anggota lainnya.

Semua anggota tim A lainnya kecuali Chanyeol sudah keluar ruangan. Jongdae yang sedang membereskan peralatan pun menghampiri Chanyeol yang sejak tadi masih menunjukkan ekspresi murungnya.

"Chan, kau tidak pulang? Ada apa denganmu daritadi kau murung terus?" tanya Jongdae dengan hati-hati. Ia tidak ingin Chanyeol tersinggung dan bertambah sedih.

Chanyeol menatap Jongdae dengan pandangan yang kosong.

"Belum, hyung. Aku belum ingin pulang. Aku ingin berbicara sebentar denganmu. Apakah kau ada waktu?" balas Chanyeol.

"Kebetulan hari ini tidak ada rapat koordinasi mingguan bersama dengan tuan Yunho karena beliau sedang bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan. Jadi, aku bisa menemanimu." jawab Jongdae.

"Baiklah kalau begitu, hyung." ucap Chanyeol.

"Kusarankan kita berbicara di tempat lain saja sambil meminum kopi dan makan snack sore agar lebih santai. Kita bertemu di Coffee Libre, Myeongdong ya. Kau boleh berangkat duluan sekalian memesan tempat karena aku harus membereskan ruangan ini dan beberapa dokumen penting di mejaku." ucap Jongdae.

"Baiklah, hyung. Aku akan menunggumu." ucap Chanyeol.

Sesudahnya, Chanyeol pergi dari ruangan meninggalkan Jongdae yang masih bingung.

"Apa yang akan kau bicarakan, Chanyeol? Ku harap ini bukan sesuatu hal yang buruk." gumamnya dalam hati.

Chanyeol pun pergi menuju ke café yang sudah mereka sepakati. Ia menaiki bis umum dikarenakan hari ini ia tidak membawa kendaraan. Sudah menjadi kebiasaan Chanyeol tidak membawa kendaraan ketika ia harus berkunjung ke NISC. Jongdae dengan senang hati akan menjemputnya dari kampus untuk mengantarkannya dan terkadang akan mengantarkannya juga ke rumah apabila ia ada waktu dan waktu pulang mereka bersamaan. Chanyeol sangat bersyukur mempunya senior yang baik dan ramah seperti Jongdae.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, akhirnya Chanyeol sampai di café tersebut. Ia lalu memilih tempat duduk yang nyaman untuknya mengobrol dengan Jongdae hyung. Setelah menemukan tempat duduk yang pas, ia pun memesan dua ice americano kesukaannya dan Jongdae hyung.


Coffee Libre, Myeongdong

15 menit kemudian, Jongdae pun sampai dan langsung bergabung bersama Chanyeol.

"Maaf telah membuatmu menunggu, Chanyeol!" ucap Jongdae sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa, hyung. Aku juga belum lama sampai." balas Chanyeol.

Jongdae pun segera duduk dihadapan Chanyeol. Ia menyeruput ice americano didepannya lalu menghela nafasnya sebelum ia bertanya kepada Chanyeol.

"Chanyeol, ada apa kau memintaku untuk bertemu? Apa ada masalah?" tanya Jongdae to the point.

"Ehm, jadi begini, hyung. Aku merasa tidak sanggup melaksanakan misi yang kau berikan padaku." jawab Chanyeol sambil menunduk. Ia tidak sanggup melihat ekspresi kaget dan kecewa dari Jongdae.

"Loh, mengapa Chan? Aku pikir kamu cukup baik dalam melaksanakan misimu. Aku percaya dengan semua hasil kerja kerasmu. Apa ada masalah? Kalo ada coba ceritakan ke hyung barangkali hyung bisa membantumu."ucap Jongdae berusaha menenangkan.

Chanyeol pun terdiam sebentar. Ia menatap Jongdae yang daritadi menampilkan senyuman menenangkannya.

" Jadi begini, hyung. Aku sudah melakukan apa yang hyung perintahkan kepadaku. Aku sudah berusaha membuat Alexandra menjauh dari Jongin tapi yang terjadi Alexandra marah kepadaku dan membuat hubunganku dengan Alexandra menjadi memburuk. Aku sudah berusaha meyakinkannya bahwa yang aku lakukan ini benar tapi tetap saja dia tidak mau mendengarku. Hal tersebut membuatku frustasi hyung." jelas Chanyeol.

Jongdae menghela nafasnya sambil tersenyum. Ia berusaha memberikan ketenangan bagi juniornya ini.

"Chanyeol, memang dalam setiap misi ada saja hal-hal yang menghalangi kita untuk menyelesaikan misi dengan baik. Aku mengerti perasaanmu. Aku juga sering menghadapi hal seperti itu." ucap Jongdae menenangkan.

"Lalu, apabila menghadapi hal seperti ini apa yang hyung lakukan?" tanya Chanyeol.

"Yang hyung lakukan? Hyung tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh atasan hyung. Hyung tetap meyakinkan Alexandra bahwa Jongin itu orang yang jahat namun tentunya dengan cara yang lain. Kau kan sudah tahu hubungan Alexandra dan Jongin sangat dekat jadi kau harus memakai pendekatan dengan cara lain. Menurut hyung apa yang kau lakukan sudah benar tapi memang cara yang kau lakukan terlalu frontal." jawab Jongdae.

Sementara Chanyeol hanya terdiam sambil mendengarkan perkataan Jongdae.

"Saran hyung, kau minta maaf dulu kepada Alexandra agar hubunganmu dengan Alexandra kembali menjadi baik lagi. Baru kau berikan pengertian secara perlahan kepada Alexandra bahwa Jongin itu jahat. Ingat ya, Chan! Perlahan-lahan jangan terlalu memaksa." lanjut Jongdae.

"Maafkan aku, hyung karena caraku malah membuat rencanamu menjadi berantakan. Aku terlalu teledor dalam melaksanakan misi ini." sesal Chanyeol.

"Tidak apa-apa, Chan. Kamu kan baru pertama kalinya menjalani misi seperti ini. Jadi tidak masalah jika kau melakukan kesalahan. Lagian apa yang kau lakukan sudah baik kok cuma memang caranya saja yang kurang tepat." terang Jongdae.

"Terima kasih, hyung. Atas semua nasehat dan arahan yang kau berikan kepadaku. Aku sangat bersyukur memiliki senior sepertimu." puji Chanyeol sambil tersenyum.

"Sama-sama, Chan. Ini sudah kewajiban hyung sebagai senior untuk mengarahkan dan memberikan nasehat kepadamu. Setelah ini, tolong jangan putus asa lagi. Tetap semangat menjalankan misimu. Hyung yakin kamu pasti bisa." ucap Jongdae sambil tersenyum dan menepuk pundak Chanyeol.

Chanyeol pun memeluk Jongdae sambil tersenyum. Sungguh Chanyeol sangat bersyukur mendapatkan senior sebaik dan seperhatian Jongdae. Baginya, Jongdae tidak hanya menjadi sosok senior melainkan juga menjadi sosok seorang kakak.


Hai, hai readers  ☺! Aku update lagi nih.... 

Happy 150+ readers untuk ff "Mission" ! Gak nyangka ternyata ff äjaib" ini udah sampe 150+ aja readersnya hehehe

Terima kasih bagi teman-teman setia readers yang selalu membaca dan nungguin ff ini.... 

Semoga semakin suka ya dengan ff ini... Terima kasih kalian menjadi "motivasi" tersendiri untuk aku... 

Aku bakalan semangat update terus ff ini... 

Jangan lupa untuk vote dan comment juga ya... biar aku tahu nih comment kalian tentang chapter ini gimana.... 

Terima kasih semua.... Thank you... Kamsahamida 

- Gabriella- 

MissionTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon