Chapter 3 : Strategi

61 2 0
                                    


Keesokan harinya,

Pagi-pagi sekali, Chanyeol sudah rapi dengan pakaian casualnya. Ya, hari ini rencananya ia akan meeting bersama dengan Jongdae di sebuah café mengenai rencana mereka. Paman Yunho pun turun dan tersenyum melihat keponakannya itu.

"Chan, rapi sekali kamu hari ini. Sepertinya ada acara penting yang tidak ingin dilewatkan oleh keponakan Paman!"sapa Paman Yunho dengan tersenyum sambil melihat Chanyeol menyantap sarapan yang dibuatkan oleh maid di rumahnya.

"Iya, Paman! Hari ini Chanyeol akan meeting dengan Jongdae hyung di sebuah café. Katanya ia akan membicarakan tentang rencana kita dalam misi ini. Jongdae hyung juga bilang kalo aku akan diberikan "tugas penting"olehnya!"balas Chanyeol dengan penuh semangat.

"Wah, sepertinya keponakan Paman ini sangat bersemangat sekali! Paman harap kamu bisa mencontoh sifat Jongdae yang sangat bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi setiap melaksanakan tugasnya!" balas Paman Yunho lagi.

"Siap Paman! Chanyeol akan melaksanakan tugas yang diberikan oleh Jongdae hyung dengan baik. Chanyeol tidak akan mengecewakan Jongdae hyung dan paman."ucap Chanyeol dengan mantap.

"Ya sudah kau habiskan sarapanmu! Terus bersiap-siap lah aku yakin Jongdae sangat tidak suka apabila kau terlambat! Oh, iya Chan! Apa kau melihat Sehun?" tanya Paman Yunho yang sedari tadi tidak melihat keberadaan keponakannya yang lain. Chanyeol menggeleng tanda ia tidak tahu.

Paman Yunho lalu menghela nafasnya lalu duduk bersama dengan Chanyeol. Mereka menikmati sarapan bersama. Setelah sarapan, Chanyeol pun bergegas pergi untuk menemui Jongdae hyung. Ia tidak ingin datang terlambat di pertemuan pertamanya dengan Jongdae hyung.


Sementara itu,

Center coffee, Myeongdong, Seoul, Korea Selatan

10 : 00 KST

Jongdae pov :

Aku sedang menunggu seseorang sambil menyeruput segelas ice americano. Hari ini, aku akan bertemu dengan seorang pemuda yang baru saja masuk ke timku kemarin. Aku sangat senang karena pemuda tersebut sangat bersemangat dan menunjukkan keseriusan dan keminatannya dalam membantu timku kali ini. Aku merasa atasanku yang aku percayai selama ini, Tuan Yunho tidak salah memilihkan orang untuk timku. Akhirnya setelah menunggu 30 menit, pemuda tersebut sampai juga.

"Jongdae hyung, maafkan aku! Aku terlambat! Apa kau sudah lama menungguku?" tanya pemuda tersebut dengan nafas terengah-engah.

"Ya, tidak apa-apa, Chanyeol! Aku belum lama kok berada disini! Tidak masalah apabila kau terlambat sedikit, aku tau jalanan pagi hari ini sangatlah ramai." jawabku dengan santai.

Pemuda tersebut bernama Chanyeol, keponakan atasanku sendiri. Ia hanya terdiam menunduk karena tidak enak melihatku sudah menunggunya. Apalagi ini adalah hari pertamaku mengajaknya bertemu tapi ia sudah terlambat.

"Kau ingin pesan apa, Chan? Pesanlah dulu! Santai saja, atur dulu nafasmu yang betul baru kita bicara!" ujarku berusaha mencairkan ketegangan.

"Samakan saja denganmu, hyung! Tapi benar aku tidak merepotkanmu?" tanyanya lagi.

"Ah, sama sekali tidak, Chan! Lagian kan aku yang mengajakmu untuk bertemu. Jadi, sudah menjadi tanggung jawabku untuk memastikan kau makan dan minum dengan baik. Aku kan juga hyungmu. Kau sudah kuanggap sebagai dongsaengku sendiri!" jawabku dengan tersenyum aku berusaha membuatnya menjadi tenang.

"Terima kasih, hyung! Aku sangat bersyukur dapat dipertemukan denganmu!" ujarnya sambil tersenyum. Aku pun membalas senyumnya.

Ya, kalo boleh dilihat-lihat, Chanyeol ini sangat manis dan sopan. Rasanya aku ingin menukarnya dengan adikku yang sama sekali tidak menunjukkan rasa sopan santunnya apabila bertemu denganku.

Akhirnya, makanan dan minuman yang dipesan Chanyeol pun datang. Untuk menemaninya makan, aku juga memesan cheese tart. Kami pun lalu memakan pesanan kami sambil mengobrol santai. Setelah selesai, aku pun langsung membicarakan inti dari pertemuan kita kali ini.

"Chan, kau tau kan mengapa aku mengundangmu kesini?" tanyaku memulai pembicaraan.

"Aku tau, hyung! Kau kan sudah memberitahunya kemarin malam. Aku sangat penasaran sekali,"tugas penting" apa yang akan aku dapatkan darimu. Aku memikirkannya." jawabnya santai. Aku terkekeh mendengar perkataan Chanyeol. Sungguh, ia sangat bersemangat sama seperti pamannya, Tuan Yunho.

"Ya, tugas yang akan aku berikan kepadamu ini memang sangat penting. Tugas ini akan menjadi "jalan" bagi kita untuk melaksanakan misi selanjutnya. Jadi, aku harap kau akan melaksanakan tugas ini dengan baik. Kau siap?" tanyaku ke Chanyeol.

"Aku sangat siap, hyung! Aku tidak akan mengecewakanmu!" jawabnya mantap.

"Baiklah, Chanyeol! Kamu akan kuberikan tugas untuk "menjaga" tuan putri."ucapku. 

"Tuan Putri? Siapa dia? Apakah dia seorang putri kerajaan?" tanyanya antusias.

"Bukan, Chanyeol. "tuan putri"itu hanyalah sebutan untuknnya. Ia bukan tuan putri sungguhan yang tinggal di kerajaan seperti yang kau bayangkan. Namun, ia memiliki kedudukan yang penting dalam misi ini sehingga kami memanggilnya dengan sebutan tuan putri."jawabku menerangkan.

Chanyeol hanya terdiam sambil mendengarkan penjelasanku.

"Tugasmu sebenarnya simpel, Chan! Hanya memastikan "tuan putri" hidup dengan nyaman, aman, damai, dan sejahtera! Namun, yang harus kau ingat bahwa tuan putri ini memiliki banyak musuh di luar sana. Jadi, kau harus menjaganya dengan baik." tambahku. Chanyeol hanya menangguk tanda ia mengerti.

"Karena keberhasilanmu menjalankan misi ini akan berpengaruh kepada langkah kita selanjutnya. Jadi, kuharap aku tidak salah memilihmu untuk menjalankan misi ini." kataku sambil menepuk pundaknya. 

Aku terdiam sebentar lalu aku menatap matanya dengan serius.

"Kau yakin akan menjadi orang yang tepat kan, Chan?"tanyaku dengan serius.

"Aku yakin akan menjadi orang yang tepat, hyung! Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan melaksanakan tugasku dengan baik. Aku tidak ingin mengecewakanmu."jawabnya dengan mantap sambil tersenyum.

"Baguslah, Chan! Aku suka keseriusanmu. Aku sepertinya tidak salah pilih orang dalam misi kali ini."ucapku sambil tersenyum dan menepuk pundaknya.

"Karena kau setuju menjalankan misi ini, kau bisa memulai misimu besok. Aku akan kirimkan detailnya ke emailmu. Kita harus bergerak cepat karena aku tidak mau langkah kita tersalip oleh organisasi mafia sialan itu." lanjutku lagi.

"Baik, Hyung! Dengan senang hati, aku siap menjalankan misi!" katanya dengan mantap.

Setelahnya kami pun berbincang-bincang sedikit mengenai misi yang akan dijalankan oleh Chanyeol. Aku memberikan sedikit gambaran bagaimana ia harus bertindak dan memberikan keyakinan terhadapnya bahwa ia bisa melaksanakan misi tersebut meskipun untuk ukuran seorang yang baru saja terjun ke dunia perintelan tugas ini lumayan berat. Selain itu, aku juga memastikan bahwa ia akan selalu mendapat dukungan dari semua orang di NISC termasuk aku dan pamannya.

Setelah itu, kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah kami masing-masing untuk menjalankan misi besok.

Jongdae pov end. 


Hai, hai readers 😊! Welcome back to my channel eh bukan salah my fan fiction 😂

Di chapter 3 ini merupakan awal dari segala macam masalah yang ada di fan fiction ini jadi pastiin kalian nggak ketinggalan chapter ini (semua chapter sih kalo bisa karena semua chapter itu nyambung semua) 

Oh, iya readers 😊! Aku mau ingetin kalian buat vote dan comment cerita ini, ya! 

Sampai jumpa kembali.... 

Terima kasih... Thank you... Kamsahamida 😊

- Gabriella - 

MissionWhere stories live. Discover now