Bab 24. Kamu siapa?

Start from the beginning
                                    

Nanda yang mendengar terkekeh, ia tidak mengerti kenapa gadis itu masih bisa mereceh di saat sebenarnya hatinya terluka. Nanda merasa beruntung dibuatnya, ia senang anaknya mendapatkan cinta dari cinta pertamanya. Ada rasa ingin memberi tahu pada Milka tentang perasaan yang dimiliki Raka selama ini, tapi ia masih ragu. Apakah ini waktu yang tepat?

Milka menoleh mendengar Nanda terkekeh. "Akhirnya Mami ketawa juga," ucap Milka.

"Itu berkat kamu," ucap Nanda menghampiri Milka.

"Mami nggak pulang? kasian Papi nanti pulang kerja nggak Mami di rumah," ucap Milka menatap ibu dari orang yang ia  cintai itu. 

"Nanti Papi pulangnya ke sini kok, Sayang." Nanda mengelus puncak kepala Milka.

Milka mengangguk. "Rak, kamu sadar dong, nanti Mami lebih sayang sama aku kalo kamu nggak sadar-sadar, ntar kamu cemburu lagi."

Raka memang sangat cemburu dan senang dalam waktu yang bersamaan mengetahui ibunya sangat menyayangi gadis itu, walaupun mereka lama tak berjumpa tapi Milka sangat pandai mengambil kembali hati dan perhatian Nanda ibunya. Bahkan ayahnya juga menyayangi Milka seperti anaknya sendiri.

***

Pukul 22.00, kini hanya Milka dan Raka yang tersisa di ruang rawat inap VIP itu. Dan Milka masih setia menggengam jemari Raka sembari mengelus kepala Raka. Milka tak meninggalkan Raka kecuali tadi saat ke kamar mandi. Rasa kantuk yang sejak tadi ditahan oleh Milka kini sudah tidak bisa ia tahan. Milka merebahkan kepalanya di pundak Raka namun sebelumnya ia mengecup pipi Raka lalu berkata,"Sadarlah, aku akan mengatakan perasaanku saat Raka sadar."

Milka tertidur sambil menggengam jemari Raka, namun saking lelahnya Milka tidak menyadari pergerakan di tangannya. 

***

Milka menyusuri lorong sekolahnya dengan lemas, rasanya ia malas masuk sekolah. ia masih ingin menjaga Raka di rumah sakit namun ia sudah terlalu lama izin dan tadi pagi-pagi sekali Mama dan Maminya datang menyuruhnya sekolah dan berjanji akan segera mengatakan pada Milka jika Raka sadar.

"Milka!!!" 

Milka menoleh ke sumber suara. "Nggak usah teriak-teriak kali," ucap Milka malas.

"Lo kok udah sekolah? emang Raka udah sadar?" tanya Crisy saat sudah berada di samping Milka.

Milka mengeleng lemah. "Belum."

"Terus ngapain lo sekolah?"

"Ck, udah kelamaan izin."

"Kan, bokap lo yang punya yayasan!" 

Milka menghela nafas panjang ."Bentar lagi ujian, entar gue bego kaya lo pada kalo kelamaan nggak sekolah," kata Milka meletakkan tasnya di atas meja dan duduk di kursinya.

"Pake diingetin segala!" decak Elsi di sampingnya.

"Lo pulang sekolah kemana?" tanya Nur tiba-tiba.

"Ya pasti ke rumah sakit lah!" jawab Milka.

"Kita ikut ya," cetus Crisy.

Milka mengeleng malas. ia sungguh tidak mood hari ini, pikirannya terus tertuju pada Raka yang belum juga sadarkan diri. Rasanya Milka ingin menyiramnya dengan air agar ia sadarkan diri. Milka merebahkan kepalanya di meja, ia sungguh berharap tidak ada guru yang masuk karena pasti ia tidak akan  bisa konsentrasi. Namun, doanya tidak terkabul, guru matematika yang terkenal garang di sekolahnya masuk dengan setumpuk buku paket di tangannya.

"Selamat pagi, Anak-anak." 

"Pagi, Buk!" seru murid di dalam kelas bersamaan.

"Crisy!" 

MILKA 🥀Where stories live. Discover now