Bagian || 29

160 9 0
                                    

Keep reading guys😘

***

Author's POV

Gadis dengan rambut sebahu itu tersenyum lebar di balik maskernya yang menutup hidung dan mulutnya ketika melihat sekelompok temannya yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya berjalan. Ia membalas lambaian tangan temannya ketika mereka dengan hebohnya menyambutnya yang baru saja turun dari kereta.

"Lalapooooo kuuu" ujar mereka serempak ketika gadis itu sudah di depannya. Mereka menubruk beruntun tubuh mungil gadis itu untuk dipeluknya. Mereka benar-benar merindukan anggota termuda dalam grupnya ini.

"Sesak napas woi" teriak gadis itu sambil memukul-mukul tangan yang entah siapa terasa membelit lehernya.

"Gue kangen banget sama lo, Flo" ujar salah satu temannya yang masih setia memeluknya padahal yang lain sudah melepaskannya semenjak ia berteriak tadi.

"Aku capek pengen istirahat," ucap gadis itu sambil berjalan lebih dulu meninggalkan teman-temannya.

"Terus koper lo?" tanya salah seorang temannya.

"Yang baik tolong bawakan untukku dong" jawab gadis itu tanpa repot-repot menoleh ke belakang.

Alhasil teman-temannya yang masih melongo itu menarik kopernya untuk ikut menyusul sang pemiliknya yang selalu seenaknya sendiri.

"Bener-bener lo ya Flo" umpat temannya lagi.

"Sudahlah ayo cepat, aku capek pengen istirahat di kamar kesayangan" ucap gadis itu sambil menyisir rambutnya dengan jari tangannya.

"Kamar apaan? Udah gue obrak-abrik itu kamar" kesal salah seorang temannya yang diketahui bernama Zea.

"Ze, kue nya nanti diantar langsung ke asrama kita sama mas-mas yang aku khusus kan buat mengantarnya," ucap gadis itu sambil menoleh ke belakang melihat teman-temannya yang berjalan mengikutinya.

"Oke bagus, berarti si mak lampir leader itu kagak nyalahin kita mulu," ucapnya gembira.

Gadis itu tersenyum dan kembali melanjutkan langkahnya yang semakin memberat karena rasa lelahnya yang begitu mendominasi tubuhnya saat ini. Ia merasa badannya sangat pegal karena harus bolak-balik antar kota demi karir dan pendidikan nya. Mereka berhenti di depan sebuah van yang sudah menunggu para gadis itu untuk segera masuk dan mengajaknya kembali ke asrama mereka.

***

"Tiaaaaaa" panggilnya sambil telentang di kamar kesayangannya, tepatnya di atas kasur empuk.

"Jangan teriak-teriak napa lo, Flo!" sahut temannya yang merasa terganggu dengan lengkingan kuat gadis yang dipanggil Flo tadi.

"Kenapa kau tak menjemputku tadi?" tanya Flo dengan mencebikkan bibirnya kesal.

"Gue tuh lagi nyiapin anniversary awal debut kita, masa lo lupa" jawabnya ikut kesal.

"Yang beli kuenya aku kan? Mana mungkin aku lupa" sahutnya karena kesal dengan teman sekamarnya ini yang merupakan leader dari grupband mereka. Meskipun temannya ini adalah seorang leader, Flo sama sekali tak takut dengannya.

"Terserah" ucapnya jengah dengan kelakuan salah seorang member pembangkang kepercayaannya.

"Tiaaa" teriak Flo kesekian kalinya hingga membuat sang leader berdecak tak suka.

"Ngapain lo teriakin tukang rias itu sih? Dia minta cuti tiga bulan juga" ucapnya kesal.

"Hah? Cuti? Kok dia nggak ngomong ke aku?" tanya Flo sambil duduk karena sejak tadi telentang. Ia merasa penasaran dengan alasan Tia mengambil cuti. Jika untuk seminggu dua minggu mungkin masih terbilang wajar, jika tiga bulan? Itu terlalu lama jika tidak ada acara yang khusus bukan? Biasanya cuti dalam kurun waktu sekian bulan dikhususkan untuk orang yang hendak melahirkan ataupun menikah.

ENDEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang