Bagian || 09

358 23 0
                                    

Pagi yang cerah menghiasi hariku kali ini. Pagi ini aku sampai di hotel Pantai yang ada di Pulau Sulawesi. Mengapa aku memilih luar pulau? Karena, suasana disini pas untuk menghilangkan stress dan penat.

Aku masuk ke kamar sewa hotel ini dan segera menaruh koperku di sebelah tempat tidur. Aku hanya mengganti pakaian ku dan sama sekali tidak berniat untuk menata isi koperku. Setelah selesai, aku pun bergerak menuju pantai.

Aku melewati lobby hotel sambil memainkan ponselku. Dari arah berlawanan, aku berpapasan dengan seorang gadis berkacamata hitam. Aku mengira gadis itu adalah Lala, karena memang mirip. Tapi itu tidak mungkin lah...

Dia kan berada di Pulau Jawa mengurus kost-kostan nya. Kurasa aku sudah mulai gila.....

Kaki ku melangkah tanpa arah menyusuri area pantai. Semilir angin pantai dari nyiur hijau memadukan kenyamanan untuk menyegarkan suasana. Rasanya sungguh aman dan damai.

Aku terduduk di pasir putih. Aku nyaman, pantai disini cukup hening dan bersih dari sampah dan wisatawan. Mungkin banyak orang yang belum mengetahui lokasi ini.

Aku menikmati semua ini sendiri. Sebenarnya, ada impian kecil yang terselip dalam diriku. Sungguh... Aku ingin benar-benar memiliki seorang teman yang mengerti diriku selain si Frans. Aku juga tidak tau mengapa banyak orang yang enggan berteman denganku.

Sebenarnya, banyak sekali impian yang ingin aku wujudkan. Salah satunya, aku ingin lebih mengenal seorang gadis. Kurasa, aku sudah cukup dewasa untuk lebih mendalaminya.

" Woii...!", teriak seseorang dari belakang ku.

Ketika aku memutar kepalaku ada si Frans dengan cengiran lebarnya menuju ke arahku.

" Ganggu orang ngayal aja nih orang !", gumamku tak suka.

" Ciee liburan..! Tumben banget lo mau pergi ngabisin waktu buat liburan?", tanya Frans menggebu-gebu.

Aku hanya mengedikkan bahu acuh.

" Respon lo nggak ngenakin banget ", ucap Frans sambil jitak kepalaku.

" Sakit bego !", umpat ku kesal.

" Iye sorry..", jawabnya ogah-ogahan.

" Sama siapa lo?", tanyaku akhirnya.

" Lo liat kiri kanan gue ada siapa ?", tanyanya aneh.

Aku hanya menggeleng kan kepala dengan tampang yang entah seperti apa.

" Ya berarti gue sendiri lah, dodol ", teriak Frans.

" Maksud gue bukan itu. Lo kesininya itu sama siapa ?", tanya ku berusaha sabar.

" Ada lah ", ucapnya sok misterius.

" Nggak mungkin lo pergi sendiri ", tebakku asal.

" Mungkin aja. Lo aja pergi nya sendiri, masa gue nggak bisa sih?", katanya tanpa basa-basi.

Gue uleg mampus lo, batinku

" Serah lo deh. Se merdeka lo aja ", pasrah saja terhadap si kucrut.

" Biasa gue mah. Sama yang beb lah !", ucap nya bangga.

" Kok nggak ikut kesini? Biasanya juga nempel kek lem ", ucapku jujur.

" Dia di hotel sama temennya. Lah lo sendiri? Kok sendirian Abang?", ejeknya terang-terangan.

Aku pun tersenyum kecut menanggapi nya. Aku tidak pernah peduli dengan perkataan si Frans. Bagiku, dia itu tidak akan pernah bisa untuk serius.

" Kenapa lo nggak cari pacar aja sih bro ?", tanyanya tiba-tiba.

" Carikan !", suruh ku.

" Tapi gue nggak tau cewek yang lo suka itu gimana?", ucap Frans.

" Ya udah ",

" Lo tuh ganteng men. Apalagi nih ya, lo tuh kaya. Siapa sih yang bisa nolak pesona lo? ", ucap Frans sambil menerawang ke arah pantai.

" Lo ngomong apa sih? Nggak ada cewek yang suka sama gue ", jawabku.

" Lo tuh bego apa pura-pura nggak ngerti sih? Lo nggak liat cewek-cewek pada histeris ngeliatin lo mulu dari tadi waktu lo sendirian, hah?", ucap Frans sedikit ngeyel.

" Buktinya mereka nggak ada yang nyamperin gue ", skakmat lu.

" Ya kali si bunga yang nyamperin lebah nya ", ucap Frans.

Aku hanya tersenyum simpul.

" Cuma senyum? Oke deh langsung aja ! Gimana tipe lo? Sebutin ! Beneran ini gue mau cariin. Kasian gue lama-lama liat lo kek cowok nggak laku ", ucapnya.

" BACOTT LU !",

" Etdah, udah sebutin aja napa tipe lo! Ribet lo ", ucap Frans greget.

" Se iman ", jawabku singkat.

" Mungkin lo bakal cocok sama cewek yang gue pikirin sekarang!", Frans menatapku aneh.

" Siapa?" , Jadi penasaran gue.

" Manusia lahh ",

" Ohh..",

Mau hidup sampe kapan orang ini?

" Temen si Vida, tenang aja dia cantik banget sumpah tapi kayaknya agak tomboy, dia asik dan blak-blakan banget coy, dan dia tuhh maniss banget apalagi kalo senyum. Leleh pasti jiwa raga lo !", puji Frans.

Aku hanya mengangguk singkat. Mengiyakan ucapan Frans itu lebih baik daripada mengusik buaya darat.

" Kesini aja nanti malam. Bakal gue kenalin. Percaya sama gue lo nggak akan nyesel ", ucapnya super yakin.

" Okelah. Boleh dicoba ", ucapku.

" Ya udah gue pergi dulu. Mau kencan sama yang beb. Jangan lupa entar malem ", ucapnya heboh.

" Beress ", jawabku sambil mengacungkan jempol ke arahnya.

Aku kembali menatap ke depan, pemandangan yang tak bisa mengalihkan tatapan ku.

" Woii mbak....!", teriak seseorang.

Aku menoleh mendapati Frans sedang berdiri sambil memanggil gerombolan cewek-cewek di belakangku.

Ngapain coba nih orang?

" Jangan kek gitu liatnya. Biasa aja. Dia emang ganteng tapi udah punya mbak. Salah sendiri nggak dari tadi nge-gas nya ", ucap Frans sambil tersenyum dan menatapku dan mereka bergantian.

" Eh? Maaf mas ", ucap mereka lalu pergi dengan wajah merah padam.

Aku memutar bola mataku malas dan Frans mulai beranjak pergi. Aku merasa aneh sekarang. Sepertinya akan ada persekongkolan disini. Aku yakin ini adalah sebuah konspirasi yang dibuat si Frans.

🖌️🖌️🖌️🖌️🖌️

Berhenti menoleh ke belakang dan lanjutkan langkah mu yang tertunda

🍁🍁🍁🍁🍁

Hola gais, balik lagi nih sama Lala Rio.
Gimana gimana?
Jangan lupa untuk selalu vote dan comment yak?
Tetep stay tune dan baca ya gais
Jangan bosen bosen sama Rio Lala
Lopyu
Ghaits
L. A.

ENDEAR [END]Where stories live. Discover now