15

8.3K 865 12
                                    

"Ini tante, ibu bikin puding buat Radit katanya" Rara menyerahkan puding yang dibuat oleh ibunya untuk Radit. Puding coklat yang disukai Rara, mungkin Radit juga akan suka. Kata ibu, tak masalah jika membuat puding coklat kesukaan Rara untuk Radit, karena biasanya kesukaan anak muda itu sama.

Ibaratkan saja sesuatu yang sedang viral atau menjadi trend, pasti anak anak muda akan meniru hal yang tengah menjadi trend karena dianggap bagus dan mempunyai selera yang sama, begitulah kata ibu.

"Waahh, Radit suka loh makanan buatan ibu kamu, bilangin makasih ya Ra" tante Vaida tersenyum lalu membawa puding ke meja makan.

"Radit ada di kamar Ra, kalo mau main kamu ke kamar aja, besok kamu libur kan? Hari sabtu?" Rara berjalan mendekat ke tante Vaida yang berada di ruang makan.

"Iya tante, emm Rara mau ngajak Radit ke mall tante, besok" tante Vaida cukup terkejut dengan perkataan Rara. Radit tidak pernah pergi tanpa tante Vaida, apalagi ke tempat umum itu terlalu beresiko untuk Radit.

"Tapi Rara, apa kamu yakin mau ngajak Radit? Radit ngga pernah keluar rumah, tante takut terjadi sesuatu sama kamu juga Radit, sayang" tante Vaida terlihat khawatir, sebenarnya ia akan mengizinkan asalkan ia juga ikut. Tapi besok ia harus pergi melihat persiapan pembukaan laundrynya.

"Rara yakin tante, Rara janji buat jagain Radit dan ngga akan biarin Radit terluka sedikit pun dari berangkat sampe pulang dengan selamat, tante. Ya ya? Plis tantee" Rara berusaha membujuk tante Vaida. Sebenarnya Rara ingin membiasakan Radit untuk berada di tempat umum.

"Rara janji nanti kalo misalkan Rara ngga bisa nanganin Radit, Rara langsung telfon ke tante, tante ngga usah khawatir ya" sebenarnya tante Vaida cukup ragu dengan Rara, ia takut jika Radit diluar kendali Rara itu dapat merepotkan Rara atau bahkan berdampak buruk bagi Radit.

"Kemarin Rara baca tante, kalau ngajak ke tempat keramaian juga bisa jadi terapi, soalnya membiasakan Radit ditempat tempat ramai, tante" tambah Rara untuk menyakinkan tante Vaida agar memberikan izinnya pada Rara.

Tante Vaida tersenyum sedikit ragu. Mungkin tante Vaida akan mengizinkan Rara pergi besok, tentunya dengan syarat dan ketentuan terentu.

"Yaudah, Ra. Tante izinin kamu pergi sama Radit besok, tapiii kamu harus selalu on hp kamu dan juga Radit, kalo ada apa langsung telfon tante, kalo tante ngga bisa angkat telfon kamu apa Radit, kamu telfon asisten tante ya, nanti tante kasih nomornya ke kamu. Radit tolong dijaga ya, jangan sampe Radit terlalu tertekan dan malah bikin kamu repot sendiri ya Ra, pokoknya jaga diri kalian baik baik, oke?"

Rara tersenyum mendengar semua petuah tante Vaida. Rara hanya ingin pergi ke mall, tapi seolah olah Rara akan pergi ke tempat yang jauh.

"Siap komandan!" Rara mengatakan hal tersebut sembari meletakan ujung jarinya di ujung alis matanya, seperti tengah hormat dalam upacara. Tante Vaida tersenyum melihat tingkah putri sahabatnya ini.

"Yaudah makasiih tante, makasihh bangett, Rara ke kamar Radit ya tante" Rara tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya. Ia berjanji akan menjaga Radit besok. Tante Vaida menganggukan kepalanya tanda mengiyakan Rara. Segera Rara melangkahkan kakinya menuju kamar Radit yang berada di lantai dua rumah ini.

"Radiiit" Rara melangkah masuk ke dalam kamar tetangganya ini. Terlihat Radit tengah melihat langit lewat jendela kamarnya. Sepertinya ini bukanlah kebiasaan Radit melihat bintang ketika menjelang malam, mungkin Radit barus saja tertarik dengan hal ini. Radit membalikan badannya menghadap Rara yang tengah tersenyum padanya.

"Lagi liat bintang?" Tanya Rara ketika telah berada disamping Radit. Jendela kamar Radit berada disamping tempat tidurnya, jendela tersebut menghadap ke arah rumah Rara. Sebenarnya, tak terlalu jelas jika melihat bintang dari sini. Radit menganggukan kepalanya mengiyakan pertanyaan Rara.

My Idiot Best Friend (END)✅Where stories live. Discover now