01

21.4K 1.8K 34
                                    

Rara Wijaya. Seorang gadis dengan kulit kuning langsat bersih, rambut panjang sepundak dan selalu diikat satu tanpa poni. Gadis yang baru saja memasuki lingkungan SMA nya. Hari ini adalah pertama kalinya masuk dibangku kelas 11.

Rara melangkahkan kaki jenjangnya ke papan informasi yang ditempatkan di dekat pintu masuk agar siswa bisa langsung melihat kelas manakah mereka. Begitu juga Rara yang langsung melangkahkan kakinya mendekati papan informasi.

11 MIPA 2.

Rara mendapat kelas 11 MIPA 2. Setelah melihat namanya dalam daftar nama, Rara akan beranjak menuju kelas barunya. Tapi tatapan mata Rara menangkap nama yang tak asing baginya. Nama yang dengan membacanya saja bisa membuat senyum gadis itu mengembang dengan sendirinya.

Rara segera membalikan badannya dengan riang, tidak sabar memasuki kelas barunya.

"Haloo Rara." tepat ketika Rara berbalik, senyum Rara mendadak pudar. Ia melihat Angel, Lidia dan Vara. Musuh bebuyutan Rara sejak awal SMA.

Rara menatap malas Angel, sudah jenuh Rara menanggapi ucapan mitos yang selalu Angel ucapkan.

"Paan sih," jawab Rara malas.

"Yahhh kita beda kelas Ra. Tapi jangan sedih deh, nanti gue juga bakal sering ke kelas lo kok," ucap Angel dengan suara dibuat-buat dan wajahnya yang berakting seolah menjadi teman Rara dengan baik membuat gadis itu mual.

"Gue lebih bersyukur lo gak pernah dateng ke kelas gue," ucap Rara malas lalu beranjak ke kelasnya. Tapi tangannya ditahan oleh Angel.

"Jangan pernah sekalipun lo deketin Dimas, atau lo akan kena akibatnya," ucap Angel tepat di telinga Rara. Ucapan dengan nada yang penuh denhan ancaman.

Ya, nama siswa yang Rara lihat dan membuat senyumnya mengembang adalah Dimas. Cowok femous yang punya banyak fans. Termasuk Rara.

Angel lalu melepas tangan Rara, Rara segera melangkahkan kakinya dengan cepat ke kelasnya karena bel masuk akan berdering sebentar lagi.

Sungguh Rara sudah kehilangan mood baik nya pagi ini karena Angel. Musuhnya itu selalu tau saja bagaimana merusak mood Rara dengan baik dan benar.

Rara duduk di bangku pojok paling belakang, karena hanya itu yang tersisa. Rara memperhatikan seluruh kelasnya, semua siswa di kelas ini tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Matanya menangkap Dimas yang duduk di barisan tengah. Cowok itu tengah mengobrol dengan teman sebangkunya.

Rara merasa begitu senang bisa satu kelas dengan seorang Dimas yang dia sukai sejak dulu. Akhirnya, ia bisa satu kelas dengan cowok ganteng yang sudah menarik perhatian Rara ketika awal gadis itu memperhatikan Dimas.

Rara lalu mengambil buku bersampul polos berwarna biru muda. Saat membuka halaman pertama, terdapat kata kata nan indah hasil coretan tangan Rara.

Rara memang suka menulis. Dia bisa saja menulis sepanjang hari. Meluapkan emosinya dengan kata-kata indah yang mewakili perasaannya. Entah itu sedih, ataupun bahagia.

Bel masuk sudah berdering, tapi guru belum ada yang masuk satu pun. Rara lalu mendengarkan lagu sembari membuat puisi yang mewakili perasaannya pagi ini.

Tentu saja Rara menulis tentang hatinya yang berbunga bunga karena bisa sekelas bersama Dimas. Kata demi kata dia tulis dengan lancar dalam buku itu.

Setelah selesai, Rara puas dengan hasil puisinya. Katanya indah dan memiliki makna yang dalam. Rara lalu tersenyum puas. Bel tanda jam istirahat berdering. Rara sontak melihat jam tangan berwarna biru muda ditangannya, dan memang sudah pukul 09.15 dimana istirahat pertama dimulai.

My Idiot Best Friend (END)✅Where stories live. Discover now