18. Sang Penguasa

266 38 108
                                    

Gibran mengangkat tangan kanannya dan mengarahkan ujung katana hingga menempel di leher Farest. Membuat Farest terkejut, dan membeku, merasakan air seninya mendesak keluar dari ujung.

"Masih punya nyali lo, buat datang kesini? BRENGSEK!?"

'E-Elang.... T-tolongin gue...'


⇢・. Too Good .・⇠
⋆ ❆ ⋆

・。
☆∴。 *
 ・゚*。★・
  ・ *゚。   *
  ・ ゚*。・゚★。
 ☆゚・。°*. ゚
*  ゚。·*・。 ゚*
    ゚ *.。☆。★ ・
   * ☆ 。・゚*.。
    * ★ ゚・。 * 。
     ・  ゚  。

"Weh, Mas. Langsung main todong-todong aja? Santai, dong. Bicara baik-baik, kita."

Elang menggenggam teguh ujung katana milik Gibran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elang menggenggam teguh ujung katana milik Gibran. Membengkokkan sisi-sisinya, mengikuti lipatan tangannya. Dan menyeringai main-main, selagi Farest menegang gagap penuh ngeri, dan Gibran Madeva, mengerutkan kening nggak suka atas apa yang diperbuat cowok itu kepada senjatanya.

Elang Danuartha.

'Tingkat bela diri anak ini emang nggak diragukan lagi. Bahkan setelah dia udah lama nggak pernah lagi bergulat di jalanan dan jadi raja lintasan, dia masih tetap seperti Elang yang dulu. ─Predator paling ganas, mengerikan, disegani, dan seseorang yang nggak siapapun berani untuk bisa melawannya.'

Gibran mengerit dan mendengus. Dia benci melihat orang yang suka pamer seperti itu. Apa lagi, dengan fakta jika orang tersebut memang jauh lebih unggul dari pada dirinya.

Ingin menghajar, dan ingin menegur!!! Tapi... menyaksikan ujung katana yang kini berhasil dipatahkan oleh Elang, dan dia buang begitu saja dihadapan ujung sepatunya. Gibran menelan ludah, merasa payah bahwa dia sedikit gentar akan apa yang Elang lakukan.

Andai kalau dia nggak lagi berada dihadapan para anak buah, Gibran mungkin akan cari jalan aman dan menurunkan senjatanya seperti apa kata Elang.

Bersikap lebih welcome, lebih lunak! meski dia mendongkol luar biasa terhadap kehadiran si cecunguk Farest, yang membawa kabur Kim Minkyeung, dan membuatnya kehilangan jejak gadis itu, selama hampir satu minggu, sejak balapan itu yang membuatnya menjadikan Kim Minkyeung sebagai barang taruhan.

Namun... saat Gibran teringat jabatannya saat ini; no!

Gibran nggak boleh memperlihatkan ketakutannya dihadapan para anak buah.

Nggak, bahkan jika Elang menghajarnya dan berbalik kehilangan kendali karena merasa jika Gibran bertingkah sangat menyebalkan.

─Gibran Madeva, nggak boleh kelihatan lemah dan menyerah begitu saja kepada Elang Danuartha.

'Sial!'

;
"Jadi apa mau kalian??! Huh??!" Gibran bertanya tajam, tanpa menurunkan senjatanya dari depan wajah Farest. Membuat Farest memejamkan mata ketakutan, dan merasa lemas bukan main di sekitar lutut kakinya. 'L-Lang...'

TOO GOOD -ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang