07. Percaya Diri Yah?

447 74 96
                                    



Dia pria paruh baya.

Berkumis, gendut.

Orang yang setiap hari datang ke rumah makan untuk sarapan atau hanya makan siang. Tapi cukup mencurigakan karena sering sekali terpergok memperhatikan Genna dengan pandangan kurang ajar lengkap gerak-gerik aneh.


Genna terganggu.

Sebenarnya sudah lama ia ingin mengadukan itu. Namun sayang sekali, sedikit terhambat karena Genna kurang berani mengingat orang yang ia maksud adalah orang yang berstatus sebagai saudara atasannya.

Takutnya... Saat dia berusaha jujur tentang rasa kurang nyamannya, justru salah-salah malah Genna yang akan diberhentikan dari tempat kerjanya atas tuduhan pencemaran nama baik. Sebab sang pengawas, pasti lebih memihak kepada saudara sendiri, dari pada dia yang hanya pegawai biasa.

—Selayaknya apa yang pernah Sisil katakan,


"Dulu juga ada kok, karyawan yang kayak lo. Karyawan yang ngerasa nggak nyaman karena bandot tua itu terus merhatiin dia kayak gitu. Eh tapi... Setelah dia ngadu, malah dia yang di pecat. Alasannya? Lucu sekaligus bikin emosi! —Dia dicap cewek kegeeran, sok cantik, bahkan sengaja cari perhatian untuk meyakinkan semua orang. Bahwa dengan wajah yang dia miliki, dia mampu menjerat om-om hingga memperhatikannya secara mesum."

"Pokoknya Buk Fit itu... bisa dibilang memang berat ke saudara. Jadi hati-hati aja, Ge. Akan lebih baik kalau lo berkoordinasi ke gue atau Zahra, saat lo ngerasa terganggu oleh bandot tua itu."


Tapi sekarang, pertanyaannya adalah...



"Tanganmu halus, dan kulitmu juga bagus. Kamu pasti merawat diri dengan baik yah, selama ini? —Genna?"



... Bagaimana caranya Genna meminta tolong saat sudah seperti ini?



"E-umm... Saya harus kembali bekerja, permisi Pak—"

Grep!

"Masih sepi~ belum ada bus yang datang hingga kamu harus melayani. Bersantailah sebentar. Duduk dan temani saya disini. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dan saya, merasa sangat ingin tau tentang kamu lebih banyak."

Genna gemetar. Pandangannya kabur.

Dia nggak berani menatap tepat kearah mata pria paruh baya, yang sekarang tersenyum penuh arti, sambil mengelus tangannya kasar.


Erat sekali. —Genna juga dicengkram seakan tidak boleh pergi.


"P-Pak..."


Ini sedikit mengingatkannya kepada Vanno.


"Kamu nggak punya suami, kan... Genna?"


Si brengsek itu, dan malam panjang yang mereka lalui.


"S-saya..."

TOO GOOD -ChaeKyulWhere stories live. Discover now