Part 18

190 11 1
                                    

"Terkadang sekecil apapun sebuah masalah, pasti akan menjadi besar jika tidak segara di selesaikan."

◼ ◼ ◼ ◼ ◼

Manik mata cokelat itu terus menatap layar ponselnya begitu tajam. Sudah seharian ini tidak ada balasan pesan dari Althea, Gathan menunggu balasan pesan Althea. Saat Gathan datang kerumah Althea, rumah gadis itu sepi seperti tidak ada orang di dalamnya. Gathan mengacak rambutnya frustasi, helaan nafas cowok itu berat.

Gathan turun dari motor sportnya, berjalan menghampiri sahabatnya yang sudah berkumpul ditempat tongkrongan sejak tadi. Anak-anak yang menyadari kedatangan Gathan hanya diam melihat Gathan. Gathan menyandarkan tubuhnya disofa, lalu menaikan satu kakinya keatas meja.

Megan melepas earphone miliknya, manik matanya melirik kearah Gathan sekilas.

"Gimana ?"

Hanya satu kata yang keluar dari mulut mulut Megan. Anak yang lain menoleh saat mendengar suara Megan, sejak tadi cowok itu hanya diam mendengarkan musik. Gathan yang mengerti akan satu kata yang terucap dari Megan, hanya menghela nafasnya pelan.

"Maksud lo gimana apanya, Gan ?" Tanya Nuka melirik Megan.

"Tanya langsung aja. Gua cabut," Megan menatap kearah Gathan lalu bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

"Eh Gan! Lo mau kemana, elah Gathan dateng lo malah cabut. Mau kemana lo, woii!" Seru Lucas.

Galen menyenggol lengan Lucas, "Diem nyet! Noh liat Gathan."

Lucas mengikuti arah mata Galen, raut wajah Gathan saat ini tampak begitu frustasi. Lucas langsung menutup mulutnya, jika Gathan sudah seperti itu tak ada yang berani mengganggu Gathan.

Suara orang berlari itu berhenti diujung pintu masuk ruang musik. Julian menghela nafasnya lega melihat Althea berada diruang musik rumahnya. Gadis itu hanya terdiam memandang balok-balok piano yang ada didepannya.

"Udah jam makan siang. Gua udah buatin lo makan siang," Ucap Julian lembut seraya menepuk pelan bahu Althea.

Althea menoleh ke Julian. Menatap cowok itu sebentar, selama cowok itu tinggal bersamanya. Julian selalu merawat dirinya, membuatkan Althea makan. Althea memang tidak terlalu menyukai keberadaan Julian saat bersamanya. Namun Althea menghargai setiap perlakuan dari Julian untuknya.

Althea mengangguk, "Sekali lagi makasih. Tapi lo enggak perlu repot-repot buatin gua makan siang atau apapun itu. Gua bisa sendiri kok,"

"Lo selalu bilang kaya gitu, seolah gua ini kaya orang asing yang dateng dihidup lo. Udah ayo makan, pagi tadi lo belum makan sarapan lo." Julian menarik tangan Althea untuk membawanya menuju ruang makan.

Mata Althea menatap menu makan siang yang ada diatas meja makan.

"Selesai makan, lo harus minum vitamin terus lo istirahat ya. Gua mau keluar dulu, lo di--"

Ting... Ting...

Suara bel rumah Althea membuat keduanya menoleh. Julian menghentikan ucapannya, cowok itu melangkah kearah ruang utama rumah Althea. Althea hanya diam membiarkan Julian menemui tamu diluar sana. Julian membuka pintunya, tatapan matanya menajam saat melihat Megan ada didepan pintu rumah Althea.

My Second LoveWhere stories live. Discover now