01 // Sekarang hari apa?

25.3K 1.1K 644
                                    

BUAT PEMBACA BARU, SELAMAT DATANG! ^^

JANGAN LUPA BUAT SELALU VOTE + KOMEN <3

ENJOY THIS STORY, GUYS~

🐁🐈

Langit tampak cerah pagi ini, matahari pun mulai menyembul untuk memancarkan sinarnya. Ocha berjalan santai sambil bersenandung riang, dengan handsfree yang hanya terpasang ditelinga kirinya.

Melangkah menyusuri koridor yang masih sangat sepi, entah kesambet apa sampai Ocha berangkat sekolah sepagi ini. Biasanya ia selalu telat datang ke sekolah, bahkan namanya memenuhi daftar buku orang yang sering terlambat.

Seketika Ocha merasakan hawa negatif di sampingnya, ia menoleh cepat ke sebelah kanan dan matanya langsung membulat sempurna menangkap keberadaan seorang cowok dengan cengiran khasnya yang sangat menyebalkan dimata Ocha.

"Ngapain lo liat-liat gue, kuda!" ketus Ocha.

"Masih pagi, Mba. Sensi amat liat gue," katanya dengan nada sok bersahabat.

Ocha memutar bola mata malas, ia mempercepat langkahnya tanpa menggubris ucapan cowok itu. Menganggap keberadaannya bagai makhluk astral yang tak dihiraukan.

Rasanya sangat malas bertemu cowok yang bernama Rangga. Sialnya lagi, ia harus sekelas. Hampir dua tahun sudah menahan jemu karena melihat tampang cowok yang sangat membosankan itu selama di SMA.

"Cha, sekarang hari apa?" tanya Rangga sambil merapikan rambut acak-acakannya.

"Kamis," jawab Ocha asal.

Rangga terkekeh sendiri, membuat Ocha bergidik ngeri, sinting nih orang, gumam Ocha dalam hati. "Salah, ayo tebak lagi." Rangga kembali memancing sebuah obrolan.

"Males," jawab Ocha sekenanya.

"Kalau lo jawab bener, gue janji gak akan ganggu lo hari ini."

"Gak minat."

Karena pada hakikatnya, seorang Rangga Ardilova yang menyebalkan sampai ke darah daging, tidak akan mungkin menempati janjinya.

"Yakin?" Rangga mencolek dagu Ocha.

Ocha langsung meninju lengan cowok itu bertubi-tubi, "Sialan lo! Gak sudi gue dicolek-colek." Setelah itu ia menarik kerah bajunya sedikit ke atas untuk menghapus jejak tangan kotor Rangga.

Cowok itu kembali terkekeh melihat tingkah Ocha. "Kalau gitu, gimana kalau seminggu?" tawar Rangga kembali.

Ocha tak menggubris. Ia merutuk dalam hati karena kelasnya yang berada di gedung belakang. Serasa bertambah jauh karena di sebelahnya ada si makhluk astral.

"Jauh-jauh dari gue sana, bosen banget gue liat muka lo." Ocha mendorong Rangga sekuat tenaga agar menjauh dari dirinya. Apesnya, pertahanan Rangga begitu kuat, membuat Ocha mendecak kesal karena usahanya sia-sia.

"Sebulan deh Cha, gimana?" tawar Rangga kembali, "Sebulan gue gak akan ganggu lo, janji deh."

"Bener ya? Kalau lo ingkar janji?" Ocha meragukan janji yang Rangga ucapkan. Tidak mau jika nantinya Rangga akan ingkar janji, seandainya ia dapat menjawab benar pertanyaan yang sangat amat mudah itu.

"Hmm ... " Rangga bergaya seolah berpikir keras. "Gue jadi kacung lo seminggu."

"Boleh, boleh." Ocha sedikit tertarik. "Coba ulang pertanyaannya."

"Sekarang hari apa?" Rangga mengulang pertanyaan sebelumnya.

"Hari selasalah," jawab Ocha mantap. "Dungu lo emang."

Kekehan kembali terdengar, membuat Ocha semakin bergidik. "Sarap emang nih anak."

"Berarti gue akan tetap ganggu lo terus dan gagal jadi kacung lo selama seminggu," kata Rangga membuat Ocha tak terima.

"Loh! Sekarang kan emang hari selasa," protes Ocha.

"Ya emang hari selasa," jawab Rangga santai.

"Lo ingkar janji! Berarti fix lo jadi kacung gue selama seminggu," putus Ocha pada akhirnya. "Oke, cung?"

"Sembarangan lo ngomong!" Rangga tak terima. "Jawaban lo salah, bukan itu."

"Gak! Pokoknya jawaban gue bener," tandas Ocha menggebu-gebu. "Woi cupu, sini lo!"

Merasa dipanggil, cewek berpenampilan rapi itu menghentikan langkahnya untuk memasuki perpustakaan sekolah.

"Aku?" katanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iyalah, siapa lagi," sarkas Ocha.

Cewek itu membenarkan posisi kacamata besarnya. "Ada apa kak?" katanya masih bersikap sopan.

"Sekarang hari apa?" tanya Ocha tanpa basa-basi.

"Ha-hari selasa, kak," katanya sedikit gugup, pasalnya tatapan Ocha seperti ingin memakan orang hidup-hidup.

"Tuhkan, bener jawaban gue," ketus Ocha pada Rangga. Menghiraukan keberadaan cewek tadi.

"Jawaban yang bener tuh ..." Rangga sengaja menggantungkan ucapannya.

"Hari ini lo jelek banget!" Rangga langsung mencubit hidung Ocha, detik berikutnya cowok itu langsung lari terbirit-birit.

"Sialan lo, Semut rangrang!" teriaknya emosi.

Lalu Ocha melirik keberadaan cewek cupu yang masih mematung ditempatnya, terlihat seperti menahan tawa. "Ngapain lo senyum-senyum? Dasar gak waras," kesal Ocha.

Ia merutuki dirinya sendiri karena meladeni ucapan Rangga. Setelah itu Ocha langsung berlari kecil untuk mengejar cowok yang harus diberi bogem mentah bertubi-tubi sebagai balasan atas penghinaan barusan.

🐁🐈

Sebelumnya mau tanya. Kalian yang baca cerita ini, umur berapaa?

Bekasi, 8Jun20.

Married with Enemy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang