[4.2] Sebuah kebenaran

32K 1.8K 222
                                    


Alvino mendelik kesal melihat Regan yang menertawakannya tanpa henti. Dan hal yang membuat Regan tertawa adalah karena ...

"Kepala lo beranak!"

Kepalanya yang benjol karena ulah Ana yang melempar sendok pada keningnya. Beberapa hari setelah acara pertengkaran, ia pergi ke ruamah Regan seperti biasa untuk berkeluh kesah.

"Berisik lo!"

"Jadi ini alasan lo gak mau berangkat ke kantor?"

Alvino mencebik. "Ya kali gue ke kantor dengan kondisi yang mengenaskan seperti sekarang?! Malu lah"

Regan semakin tergelak mendengar penuturan sahabatnya itu. "Aduh, Vino ... Vino!"

"Ck. Berisik lo ah!"

"Ke gap ciuman sama Ana sampai dapet dua penghargaan? Satu di sudut bibir dan satunya lagi beranak!"

Buk

Alvino melempar Regan dengan berkas yang ia pegang sedari tadi. Mereka kini tengah berada di ruang kerja Regan.

"Setan lo! Beresin lagi! Cape-cape gue susun naskah ini!"

"Bodo amat bukan urusan gue!" Dengan santainya Alvino menumpamgkan sebelah kakinya pada kaki satunya lalu tangan yang terlipat di depan dadanya. Ia duduk dengan begitu angkuhnya di kursi kerja milik Regan sedangkan sang pemilik mendengus kesal melihat sikap kurang ajar sahabatnya.

"Beresin!"

"Gak mau!"

"Alvino!"

"Siapa suruh lo ngetawain gue?!"

"Ya emang fakta kepala lo beranak!"

"Amit-amit anjir !" Alvino mengusap dadanya.

"Aminin bego!"

"Gak mau setan!"

Regan menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia melemparkan sebuah undangan berwarna merah maroon dengan sebuah nama yang tercetak berwarna golden. Terlihat raut wajah penasaran dari Alvino ketika melihatnya, namun detik berikutnya rahangnya mengeras ia menggeram marah.

Nama Rega dan Ana tertera di sana.

"Tadi gue ketemu Gio, dia nitipin itu ke gue! Katanya kemarin siang dia ke kantor lo tapi lo nya gak ada!"

"Bangsat!" Desisnya lalu meremas kuat undangan tersebut.

"Udah lah Vin, relain aja si Ana!"

"Gak bisa Gan, lo tahu dia masih milik gue?!"

"Ya tapi di ingin bebas dari lo Vino! Dia nyadar kalau terus bersama lo itu hanya akan menimbulkan rasa sakit!"

Alvino tak menjawab. Pikirannya kini berkelana tentang hubungannya dengan Ana dan juga anak-anaknya.

°°°

Acara pernikahan Regan digelar dengan besar-besaran di sebuah hotel bintang lima. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Hari ini adalah hari besar bagi keluarga Zeevar. Putra sulung mereka setelah sekian lama menduda kini akan segera memiliki pendamping.

Sebenarnya, saat usia Rega menginjak usia dua puluh dua tahun ia pernah menikah karena sebuah kesalahan yang ia perbuat. Hingga satu tahun setelah pernikahannya, istrinya meninggal saat melahirkan seorang anak perempuan.

Ia menjadi duda beranak satu. Namun anaknya kini di rawat oleh ibunya sendiri karena beliau ingin putranya segera menemukan pendamping baru.

My Husband Is An Actor [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now