[2.3] Brother

40.5K 1.9K 27
                                    

"Alvi ... dedek bayinya gerak!" Sahut Ana antusias sebelah telapak kanannya berada di atas perut buncitnya.

Alvino yang tengah menonton tv mengalihkan pandangannya pada perut Ana. Dengan ragu ia meraba perut yang di dalamnya ada calon anaknya. Ia tersenyum setelah merasakan pergerakan.

"Hmm ...!"

"Anak kita laki-laki atau cewek ya?!" Gumam Ana.

"Besar kemungkinan laki-laki!"

Ana hanya terdiam dan tersenyum. Telapak tangannya kini sudah di genggam oleh tangan Alvino dengan erat. Ia merebahkan kepalanya pada bahu Alvino.

"Gak kerasa ya, udah enam bulan kita nikah!" Alvino mengangguk mengiyakan.

"Padahal kita nikah atas dasar paksaan! Tapi ... "

"Tapi apa?"

"Paksaan itu telah kita terima dengan suka cita dan berakhir dengan kebahagiaan!" Sambung Ana. Wanita itu mendongak menatap Alvino sejenak lalu mengecup singkat rahangnya. "I love you!"

Sejenak Alvino terdiam. Lalu ia kembali menatap Ana merasa tak percaya dengan apa yang diucapkan Ana.

"Kepengen anak kita?" Ana mengerutkan kening bingung. "Apanya?"

"Itu bilang 'I love you' anak kita yang pengen?"

"Nggak kok! Ini murni keinginan aku!"

Alvino mengangguk lalu kembali menatap layar tv dengan setoples cemilan di pangkuannya.

"Bukannya sekarang ada jadwal pemotretan ya?"

"Ada, tapi males!"

"Kalau gitu ... gimana kalau kita ke rumah mamah Aisyah? Udah lama kita gak mampir?!"

Alvino mengangguk mengiyakan. Melihat respon Alvino yang seadanya membuat Ana mencebik kesal.

°°°

"Assalamu'alaikum! Mama, apa kabar?" Ana memeluk Aisyah yang menyambut dirinya di depan pintu rumah.

"Baik sayang, kamu?" Ana melepaskan pelukannya. "Baik,"

"Ayo masuk! Vin, ngapain bengong?" Tanya Aisyah saat melihat putranya diam mematung di belakang Ana.

"Alvi?" Panggil Ana.

"Dia kaget mah lihat aku!" Suara bass dari belakang membuat keduanya mengalihkan pandang pada seorang pria yang menghampiri mereka.

"Ck. Alfan kata mamah juga jangan dulu keluar!"

Laki-laki bernama Alfan itu tersenyum lebar tanpa dosa. Ia menghampiri Ana lalu memeluknya secara tiba-tiba membuat Ana tersentak.

"Halo adik ipar!" Sapanya. Saat akan mengecup pipi Ana, tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di pipinya membuat dirinya melangkah mundur.

"Owh ... slow man ! "Alfan terkekeh.

"Jangan coba-coba lo nyentuh milik gue!" Ucap Alvino tajam. Bukannya takut, Alfan malah tertawa mengejek.

"Sifat lo emang gak berubah. Tapi bedanya sekarang dia milik elo, kalau dulu-"

"Berisik!" Alvino mencengkram kerah baju Alfan.

"Om Vinoooo!!" Seorang batita berusia lima tahun berlari menghampiri Alvino. Melihat sang keponakan, Alvino melepas cengkramannya. Raut wajahnya berubah drastis.

My Husband Is An Actor [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang