29 | the story behind it

15.6K 539 4
                                    

Bastian terkejut namun langsung menormalkan kembali mimik wajahnya.

"Gak masalahkan?" ucap Anya yang melihat perubahan raut wajah Bastian.

"Gapapa kok, malahan lebih jadi ramai"

Bastian menatap wajah Anya intens, hingga sang empu yang merasa ditatap menjadi risih.

"Kamu kenapa liatin aku kaya gitu?" tanya Anya.

"Kamu cantik banget sih" ucapnya tidak berbohong, karena hari ini Anya memang terlihat lebih cantik dari biasanya.

Ponsel Bastian berdering dan langsung meminta izin pada Anya untuk mengangkat telpon "aku
angkat telpon dulu, ya"

Bastian lalu bangkit dan berjalan untuk menjauhi Anya

"Apa?" tanya Bastian pada si penelpon.

"Kapan kita jalani rencana selanjutnya?"

Mendengar ucapan sang penelpon sontak membuat bastian melihat kearah anya yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

Ah iya, ia hampir lupa pada tujuan awal dirinya mendekati Anya.

"Nanti gue kabarin,udah dulu ya gue Mau ke toilet" Ucap bastian dan langsung mematikan sambungan telpon nya.

____

Seorang pria berjalan dengan gagahnya memasuki sebuah cafe untuk menemui istrinya.

Setelah menerima panggilan dari Anya, ia segera menuju cafe yang Anya bilang. Fano melihat sang istri yang sedang duduk sendirian sambil memainkan ponselnya.

"Dor!" Sentak Fano yang berhasil membuat Anya terkejut.

"Kamu ngagetin aku aja sih Mas" ucap Anya jengkel lalu memukul lengan Fano.

"Mana teman kamu?"

"Lagi ke toilet"

"Gantengan aku atau dia?" Tanya Fano menggoda Anya.

"Ya kamu dong, Mas"

Mendengar jawaban Anya membuat mata Fano berbinar. "Aku sih emang ganteng dari lahir" 

Mending gak usah di jawab deh.

"Tapi boong wlee" ucap Anya sambil menujulurkan lidahnya mengejek Fano.

"Anya, sorry lama tadi aku dari toilet" ucap seseorang yang membuat Fano mendongakkan kepalanya.

Tatapan Fano bertemu dengan mata Bastian.

Shitt! Berani-beraninya dia dekat sama Anya

"Kita pulang sekarang" Fano menarik tangan Anya untuk keluar dari cafe itu.

Anya langsung bangun dari duduknya dan meninggalkan Bastian yang masih duduk.

Fano membawa masuk Anya ke dalam mobil. Anya mengeryit heran
dengan sikap yang Fano tunjukan kepada Bastian, hmmm lebih tepatnya seperti bertemu dengan musuh lamanya.

"Mas kamu kenapa?" tanya Anya kepada Fano yang masih berusaha untuk mengatur emosinya.

Fano menghela nafas dan menatap Anya. "Dia musuh aku dan dia juga yang bantu Aletta keluar dari
penjara," ucap Fano.

Gotcha! Benarkan bahwa Bastian dan Fano itu memang bermusuhan, tapi tunggu dulu. Apa katanya
tadi? Bastian yang membebaskan Aletta? Berarti ia juga kenal Aletta?

"Maksud kamu, dia sama Aletta mau ngancurin kamu, lebih tepatnya adalah kita?"

"Iya dan mulai sekarang kamu harus menjauhi dia,"

"Tapi selama di Jepang dia baik ke aku," ucapnya.

"Kamu kenal dia dari mana?" Tanya Fano.

"Aku ketemu sama dia di Jepang mas,"

"Berapa lama?"

"Baru tiga hari terus sama hari ini jadi empat hari,"ucap Anya jujur.

"Kamu mau tahu kenapa dia menjadikan aku sebagai musuhnya?"

Fano menarik nafas sebentar dan mulai menceritakannya. "Dimulai dari aku yang memenangkan
proyek di Pulau Raja Ampat. Saat itu Bastian sangat ingin memenangkan proyek itu namun ternyata dia kalah dan akulah pemenangnya, dia juga sudah berniat membunuh aku beberapa kali. Aku gak pernah dendam sama dia, tapi dia berusaha menghancurkan perusahaan
dan mengambil alih kekuasaan yang aku miliki dan juga mengambil kamu dari aku," jelas Fano.

"Ngambil aku dari kamu, maksudnya?" ucap Anya yang masih dalam keadaan terkejut.

"Aletta dan Bastian memiliki sebuah perjanjian, dalam perjanjian itu mereka sepakat untuk memisahkan
kita berdua yang artinya aku akan menjadi milik Aletta dan kamu yang akan menjadi milik Bastian," ucap Fano.

Jangan tanyakan dari mana Fano tahu itu semua, karena semenjak Aletta keluar dari penjara, mata-mata
Fano selalu mengikuti kemana Aletta pergi, termasuk memuaskan pria hidung belang.

Anya yang mendengar ucapan Fano langsung terkejut, ia tak ingin berpisah dengan Fano karena bagaimana ia mencintai Fano dan
Fano pun juga mencintainya.

"Terus kita gimana?" 

Fano tersenyum.

"Kamu gak perlu khawatir, yang penting kamu harus selalu percaya sama aku. Aku akan berusaha
melindungi rumah tangga kita dari mereka berdua dan aku tidak akan membiarkan istriku direbut oleh laki laki lain," ucap Fano.

"Tapi Aletta itu cinta Mas, sama kamu"

"Tapi kan aku cintanya sama kamu," ucap Fano menggoda Anya.

Pipi Anya merona merah, ia sangat senang mendengar pernyataan cinta dari Fano.

"Ishh gombal mulu," ucap Anya sambil memukul lengan Fano pelan.

just a little story from: ANYA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang