23 | kejebak

16.4K 512 2
                                    

Fano melihat Anya sedang memuntahkan isi perutnya, ia sangat khawatir melihat keadaan sang istri.
"Kamu kenapa sayang?" ucap Fano.

Anya hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. "Aku gapapa kok, kita ke kamar aja ya"
ucap Anya pelan.

Fano menuntun Anya untuk pergi ke kamar mereka. Setelah memastikan Anya tertidur, Fano kembali
menemui kedua temannya yang sedang menunggu.

Tian dan Reza yang melihat kedatangan Fano langsung
melemparkan pertanyaan, "Anya kenapa?" ucap Tian.
Fano hanya menghela nafasnya.

"Tolong periksa keadaan Anya dong, Yan!!" ucap Fano pada Tian.

Tian langsung bangkit dan pergi menuju kamar Fano untuk memeriksa keadaan Anya,

"Dia demam tinggi No," ucap Tian setelah memeriksa Anya.

"Gue kira si Anya hamil," celetuk Reza.

Fano dan Tian melihat ke Reza dengan tatapan membunuh, hingga Reza pun bergidik ngeri saat
melihatnya.

Maapin baim Ya Allah, kan baim ga tau batin Reza

Setelah memeriksa keadaan anya mereka bertiga kembali ke ruang TV untuk membahas pekerjaan
mereka.

____

Jam menunjukan pukul dua malam, Anya terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Sakit di kepalanya sudah mulai berkurang jadi Anya memutuskan untuk mengambil minum di dapur.

Setelah minum, Anya kembali ke kamar ingin segera melanjutkan tidurnya. Tetapi tiba-tiba ponsel
Fano berbunyi, Anya memutuskan untuk melihat pesan masuk di ponsel Fano.

Betapa terkejutnya Anya melihat
pesan dari Aletta yang mengajak Fano untuk dinner.

walaupun ia tau ini
bagian dari rencana, tetapi tetap saja ia khawatir.

Ia segera meletakkan ponsel Fano ke tempatnya semula. Lalu ia menatap kosong ke arah luar balkon
yang langsung memperlihatkan keindahan kota Jakarta
pada malam hari.

Di saat Anya tenggelam dalam lamunannya, tiba tiba Anya merasa ada yang memeluknya dari belakang.

"Kamu ngapain di sini hmm?" ucap Fano lembut.

"Aku cuma cari angin doang," ucap Anya bohong.

Anya berbalik dan menatap dalam mata Fano "Mas, maafin aku kalo misalnya aku belom bisa jadi istri yang baik dan belum bisa memberi keturunan sama kamu, maafin aku Mas" ucap Anya sambil terisak.

Fano yang bingung atas sikap Anya langsung membawa Anya dalam dekapannya.

"Sttt kenapa kamu bahas itu lagi? Aku gak masalah jika saat ini kita belum dikaruniai seorang anak tapi yang perlu kamu ingat bahwa ini semua bukan salah kamu sayang," ucap Fano lalu mengecup kening Anya.

Anya semakin terisak ketika mendengar kan ucapan sang suami, ingin sekali ia menanyakan perihal
chat itu namun ia tidak mau merusak mood fano.

Fano mengajak anya masuk ke dalam kamar karena angin malam itu tidak Bagus untuk tubuh.Pada saat di dalam kamar, anya hanya diam dan
matanya tak lepas menatap fano yang sudah kembali tertidur.

Aku gak akan ngelepasin kamu sampai kapan pun mas, karna kamu cuma milik aku dan anak kita kelak

Anya merebahkan dirinya di samping fano lalu tak lama kemudian anya pun terlelap.

Saat ini Anya sedang berada di sebuah restoran bintang lima yang berada di kota Jakarta.

Ia sedang menunggu kedatangan Fano untuk makan malam bersamanya. Ralat, lebih tepatnya bersama Aletta.

Kemarin Anya menyimpan alamat yang diberikan Aletta pada saat membuka chat dari Aletta di ponsel Fano.

Anya duduk berseberangan dengan meja Aletta dan Fano. Anya bisa melihat bahwa Aletta sedang bahagia menunggu kedatangan Fano

Tak lama kemudian, Fano datang dan jika dilihat dari penampilan Fano, Fano baru saja pulang dari kantor langsung menemui Aletta.

Kali ini Fano datang sendirian ke restoran untuk bertemu dengan Aletta kembali. Entah apa alasan Aletta meminta bertemu dan makan malam bersama.

Ponsel Fano sedari tadi sore memang sudah mati hingga ia tidak bisa memberi kabar pada Anya jika dia
pulang telat hari ini.

Fano segera duduk dan langsung
memesan makanan, setelah itu Fano fokus memainkan laptopnya hingga ia tak menyadari bahwa makanan
yang ia pesan telah siap dari tadi.

Aletta melihat Fano yang sibuk dengan laptopnya segera mengajak Fano untuk makan. "Dimakan dulu
kali, No," ucap Aletta.

Fano segera memakan pesanannya tadi. Setelah selesai makan, ia pun langsung menanyakan tujuan
Aletta mengajaknya bertemu.

"Jadi, apa yang perlu kita bicarakan?" ucap Fano.

Aletta tersenyum melihat Fano, "Aku cuma mau minta maaf karena kesalahanku yang kemarin," ucap
Aletta.

Fano tidak menjawab pernyataan Aletta, ia pun mmeminum air putih. Ia merasa ingin tidur pada saat itu
juga. Aletta pun hanya tersenyum melihat Fano yang telah dipengaruhi obat tidur.

"aku udah gak kuat, ngantuk banget, kok tiba tiba gini" ucap Fano.

Aletta yang merasa punya kesempatan segera merapihkan barang-barang Fano kedalam tasnya lagi lalu ia menuntun tubuh Fano untuk keluar dari restoran.

just a little story from: ANYA (Tamat)Where stories live. Discover now