[15] Satu sedotan

107 7 2
                                    

-NovaLea-

Nova sudah sampai di sekolah sejak tadi pagi. Tapi, seperti biasanya, laki-laki itu belum menginjakkan kakinya ke dalam pekarangan sekolah. Ia masih berdiam diri di Warcil bersama Samuel dan David.

Warcil.
Selain WBS, mereka juga memiliki panggilan lain untuk warung tempat berkumpulnya Ravella. Warcil berarti warung kecil. Dinamakan seperti itu karena warung milik Bu Surti berukuran minimalis dan terletak di ujung gapura komplek.

Nova belum juga membuka kelopak matanya. Matanya terlalu berat untuk dibuka karena ia baru tidur pukul tiga dini hari. Semua itu disebabkan karena ia terlalu asik memainkan game online yang sedang boomingnya di kalangan masyarakat, khususnya kaum remaja.

Ia tertidur dengan posisi duduk, menyender di sandaran kursi sambil melipat kedua tangannya di depan dada.  Di sebelahnya, David sedang sibuk mengotak-atik ponsel di genggamannya. Entah apa yang ia lakukan.

Sementara Samuel sedang mencoba vape-nya yang baru dibeli kemarin sore bersama Fahri. Aroma buah-buahan yang berasal dari Vape milik Samuel beradu dengan udara pagi yang masih segar.

Nova yang merasa terganggu dengan aromanya yang sedikit menyengat pun membuka matanya dan duduk dengan tegak.

"Mau coba, Nov?" tanya Samuel yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Nova.

Saat ini, ia tidak akan dulu nge- vape ataupun merokok dikarenakan perutnya yang belum terisi apapun. Laki-laki itu jarang sekali sarapan di rumah. Ia selalu membeli nasi di warung Bu Surti.

"Tumben yang lain belum pada dateng" ujar David sambil mendongakkan kepalanya.

"Kita yang kepagian," ujar Nova sambil terkekeh.

"Lo pada udah sarapan?" David bertanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Gue sih udah, yang duduk dipinggir lo kagak usah ditanya" Samuel menjawab sambil mengangkat bahunya.

"Lo udah sarapan, Nov?" tanyanya yang hanya dibalas gelengan kepala.

"Kayak gak tau gue aja," ujar Nova santai.

🍁🍁🍁

"Lo ada jadwal jaga, Val?" tanya Hana membuat si empunya nama mendongakkan kepalanya.

"Iya, emang kenapa?" Valea bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku novel yang sedang ia baca.

"Enggak sih, hehe" Hana menjawab sambil terkekeh lalu mendudukkan dirinya di sebelah Valea.

"HALOOOO EPRIWAN!" Aksa berteriak di dekat pintu dengan tak tau malunya.

"Berisik, Sa. Masih pagi!" Dhea yang baru saja datang langsung berkomentar.

"Biarin. Mulut-mulut gue," ujar Aksa seolah tak peduli.

"Val," Dhea memanggil Valea setelah duduk di tempatnya.

"Hmm?"

"Es jeruk jadi kan?"

"Iya, jadi"

NovaLeaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora