[4] Kucing oranye

162 20 0
                                    

-NovaLea-

Keadaan di SMA Cempaka pagi ini sudah begitu ramai, banyak siswa yang sedang memarkirkan motornya.

Ada yang datang ke sekolah bersama pacarnya, ada yang datang bersama temannya, dan ada juga yang hanya datang seorang diri.

Begitupun dengan ketujuh anggota inti Ravella. Mereka sedang menjalankan motornya menuju parkiran.

Sudah menjadi pemandangan biasa, jika ketujuh anggota inti itu memakai jaket parasut hitam yang bertuliskan RAVELLA di punggungnya, jangan lupakan gambar kepala singa yang terlihat jelas di dada kirinya. Jaket kebanggaan mereka.

Mereka tengah berjalan menyusuri koridor IPS dengan posisi Nova dan Septa berada di depan. David dan Marcel di tengah-tengah. Rio, Fahri, dan Samuel berada di barisan paling belakang.

Suara bisik-bisik para siswi sudah biasa terjadi jika mereka sedang berjalan memasuki area sekolah.

Kring..kring..

Mereka masuk ke kelas bertepatan dengan bel masuk yang berbunyi sangat nyaring.

Suasana yang tadinya ricuh menjadi hening ketika seorang guru laki-laki dengan perawakan tinggi kurus memasuki kelas XI IPS-2.

Pak Ramdan.

Guru Pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan.

"Assalamualaikum" salamnya ketika memasuki kelas.

"Waalaikumsalam," jawab semua murid serempak.

"Hari ini kita masuk ke materi baru, basket" ucapnya menjelaskan.

"Sekarang kalian ganti baju dulu dan bapak tunggu di lapangan," lanjutnya.

"5 menit" ujarnya lagi mengingatkan para siswi yang selalu menghabiskan waktu lama ketika sedang berganti baju.

"Yaaaa" ujar semua siswa-siswi serempak.

Pak Ramdan segera keluar kelas dan para murid membawa baju olahraga untuk berganti di kamar mandi.

"Siapa yang akan pimpin pemanasan?" tanya Pak Ramdan begitu semua murid sudah membuat barisan rapi.

"Septa pak, Septa," ujar para siswi di barisan pertama dengan antusias.

"Iya pak bener, Septa aja," teriak siswi di barisan belakang.

"Gilaaa, fans lo antusias banget Sep!" ujar Rio yang berbaris di sebelah Septa.

"Sep, lo dipanggil tuh" teriak Fahri.

"Fahri," panggil pak Ramdan yang membuat si empunya mengalihkan pandangannya.

"Kamu saja yang pimpin!" tambah pak Ramdan membuat dahi Fahri mengernyit.

"Loh, kok saya pak?" tanya Fahri heran.

"Sudah-sudah jangan banyak protes" cetus pak Ramdan.

Fahri pun keluar dari barisan dan berjalan menuju pak Ramdan dengan terpaksa.

"Silahkan pimpin dulu!" perintahnya lalu berjalan menuju ruangan olahraga untuk mengambil bola basket.

"SATU DUA TIGA EMPAT LIMA ENAM TUJUH DELAPAN" ucap siswa-siswi serempak ketika pemanasan dimulai.

"Muka ditekuk mulu Ri, heran gue," cetus Samuel sambil cekikikan.

"Yang bener dong Ri, masa gitu gerakannya" celetuk salah satu siswi yang membuat semua murid tertawa.

"Udahlah yang penting pemanasan" ujar Fahri kesal.

"Pemanasannya gak boleh asal-asalan" ujar pak Ramdan yang tiba-tiba muncul.

NovaLeaWhere stories live. Discover now