Jessica yang mengerti dengan situasi tersebut langsung mengalihkan perhatian chacha "Cha kita ke kelas aja yuk disini hawanya panas banget" sambil pura-pura mengipas menggunakan tangan

"Sans aja kali, lagipula makanan gue belum habis" Chacha hanya menjawab dengan datar sambil melanjutkan makannya yang tertunda.

"yauda deh" pasrah Jessica

"Eh bayarin makanan gue ya" raut wajah memelas Jessica tampilkan membuat Chacha berdecak.

"Jangan bilang uang jajan lo dipotong lagi ama nyokap lo??" tanya chacha tepat sasaran.

Jessica hanya cengengesan sambil mengangguk.

"Lo apain lagi sweety??"

"Gue ceburin ke kolam, abisnya ia numpahin koteks gue yang gue taruh di meja."

"Gila lo, kalo sweety mati habis lo ama nyokap lo"

"Buktinya ia masih anteng kan di rumah gue, awas aja tuh si sweety gue bales lo" ucap Jessica menggebu gebu. Bagaimana Jessica tidak marah kalau sweety itu hanya kucing anggora tapi perawatannya lebih mahal dari dirinya dan yang lebih parahnya lagi nyokapnya sangat menyayangi kucing itu.

"Sudah masa sama kucing lo marah sih"

"Lo nggak tau aja gimana perasaan gue Cha, gue.. gue hiks'' Chacha memutar bola matanya malas melihat kelakuan Jessica yang sudah ngedrama. Chacha langsung melemparkan tisyu yang sudah ia gulung dan langsung mengenai wajah Jessica.

"Udah nggak usah drama deh"

Disisi lain di tempat yang sama dan di waktu yang sama tepatnya disamping meraka Angel memandang mereka dengan tatapan sedih dan iri karena ia tidak bisa lagi berteman dengan mereka.

"Aku duluan ya, ingat apa yang tadi aku katakan jangan sampai lupa" ucapan Davin langsung membuat Angel mengalihkan pandangannya ke arah Davin.

"Iya" setelah itu Davin langsung meninggalkan Angel yang duduk sendirian. Davin sempat melihat kearah Chacha dengan tatapan penuh rindu, bohong kalau ia tidak merindukan Chacha.

Setelah Davin meninggalkan kantin Angel melangkah mendekati meja dimana Jessica dan Chacha duduk.

Jantung Angel berdetak kencang saat keduanya menatapnya dengan ekpresi yang berbeda. "Hmmm, Davin nyuruh lo ke rooftop sekolah pas istirahat kedua" ucap Angel dengan gugup.

Chacha mengerutkan keningnya namun ia tetap menjawabnya dengan anggukan sedangkan Jessica memandang Angel dengan sinis.
"Buat apa Davin manggil Chacha ke rooftop?? Ucap Jessica ketus.

"Gue juga nggak tau" jawab Angel sambil mengangkat kedua bahunya.

"Emang lo nggak cemburu gitu Davin ngajak Chacha ketemuan di rooftop?"

"Gue percaya kok sama Davin" bohong kalo Angel tak cemburu. Walaupun posisinya salah tapi ia juga merasakan sakit dan cemburu ketika melihat Davin lebih mementingkan Chacha.

Jessica mengangkat satu alisnya mendengar jawaban Angel "percaya? Helloooo Chacha aja yang baik malah di selingkuhin apalagi lo yang sifatnya penghianat" ucap Jessica dengan penuh penekanan sambil menarik tangan Chacha untuk kembali ke kelas karena lima menit lagi pelajaran akan dimulai.

Angel hanya pasrah menerima hinaan dari Jessica karena ia tahu Jessica tidak suka jika ada yang menyakiti sahabatnya.

*********

Chacha menikmati pemandangan kota Jakarta yang sedang dilanda macet dari atas. Ia membalikkan badannya saat mendengar suara langkah kaki yang kian mendekat. Pemandangan di depannya sangat menyiksanya bagaimana tidak Angel dengan terang-terangan menggandeng tangan Davin yang sebenarnya ia yang ada diposisi tersebut tapi ya sudahlah mungkin ini sudah takdirnya putus dengan Davin.

"Langsung aja kalian mau ngomong apa?" ucap Chacha tanpa basa basi.

Davin melepaskan tangan Angel kemudian maju selangkah mendekati Chacha. Tanpa persetujuan Chacha, Davin langsung memeluknya menyalurkan rasa rindunya. Sedangkan Chacha hanya diam tanpa mau membalas pelukan Davin, sejujurnya ia juga sangat rindu dengan Davin bahkan ia sangat ingin membalas pelukannya tapi ia lebih mementingkan egonya.

"Maaf" ucap Davin lirih tepat ditelinga Chacha.

Setelah dirasa cukup Davin melepaskan pelukannya "maafin aku, aku tau kamu kecewa sama aku karena aku..... " Sebelum Davin melanjutkan ucapannya Chacha langsung memotong perkataannya "berapa Bulan?" ucap Chacha sambil mengalihkan pandangan.

Davin terdiam, dia menatap Angel yang juga menatapnya kemudian kembali menatap Chacha "enam Bulan" ucap Davin lirih.

"Selama itukah" batin Chacha.

Sekuat tenaga Chacha menahan air matanya agar tidak terjatuh tapi semua usahanya sia-sia. Air matanya langsung jatuh setelah mendengar jawaban Davin. Ia tidak menyangka jadi selama enam Bulan ia dikhianati oleh sahabatnya sendiri.

"Jadi selama enam bulan kalian khianatin gue" dengan isakan Chacha berdiri dihadapan Angel "gue selalu percaya sama lo Angel" tunjuknya ke Angel "tapi lo malah rebut Davin dari gue, kalian selingkuh di belakang gue"

Chacha mengarahkan pandangannya ke arah Davin "kalau lo suka sama Angel apa salahnya lo minta putus sama gue, mungkin awalnya gue nggak terima tapi setidaknya lo mikirin juga perasaan gue."
Ucapan Chacha membuat keduanya diam terlebih Angel.

"Aku bingung Cha, di satu sisi aku nggak mau kehilangan kamu aku nggak mau kita putus, tapi di sisi lain Angel adalah sahabat aku dari kecil. Kita berdua udah terbiasa bersama." jelas Davin.

Chacha menghapus air matanya kemudian melangkah mendekat ke arah Davin. "Kalau lo bingung dihadapkan pilihan antara gue atau Angel, lebih baik lo pilih Angel. Lo tau kenapa? Sebab jika lo mencintai gue,  lo nggak akan mungkin ragu tuk memilih" setelah mengucapkan kalimat tersebut Chacha menghampiri Angel yang sudah terisak, gadis itu menepuk pundak Angel pelan. "Jagain dia ya. Dia selingkuhin gue demi lo" setelah itu Chacha benar-benar meninggalkan mereka berdua dengan perasaan campur aduk antara marah, kecewa, dan sakit hati bercampur menjadi satu.











Satu kata buat Chacha!

Satu kata buat Angel!

Satu kata buat Davin!


*
*
*
*

Don't forget vote and commentnya guys. Tolong klo kalian nemu typo di comment ya, jadi aku bisa langsung tau. Semoga kalian suka dengan ceritanya.
See you 🖐🖐🖐

NATHANIEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang