-14-

2K 308 20
                                    

Entah hanya perasaan Jongin, atau ... Sehun memang berubah aneh?

Jongin pikir, Sehun memang sudah aneh dari dulu. Ada banyak gadis mendekat, tapi dia selalu bersikap sok tak acuh. Lalu, Sehun itu entah sebenarnya bodoh atau super bodoh, gadis secantik Lisa saja ditolaknya. Kalau Jongin, sudah pasti Jongin akan menerima dengan senang hati kode-kode pendekatan yang Lisa berikan. Sehun itu aneh, tidak waras, kurang peka.

Tapi, ada yang membuat anak itu jauh terlihat lebih aneh di mata Jongin. Jongin bukannya terlalu percaya diri, tapi, perlakuan Sehun jelas saja akan membuat orang-orang berpikiran sama dengannya.

"Kalau ada soal yang sulit, katakan saja padaku. Kita juga bisa belajar bersama nanti." Uh, bulu kuduk Jongin pasti meremang sekarang. Sejak kejadian di pesta kesembuhan Jongin minggu lalu, Sehun menjadi aneh. Dia sering membawa bekal untuk Jongin, dan sesekali mengusak rambut Jongin tanpa permisi. Itu menakutkan, dan menyebalkan tentu saja. Terlebih, saat Sehun memanggil dirinya sendiri sebagai Hyung di depan Jongin. Gosh! Jongin bahkan lebih tua tiga bulan dari Sehun. Apa anak itu kerasukan?

"Aku tidak mungkin kesulitan mengerjakan soal-soal itu dan—singkirkan tanganmu dari kepalaku, sialan!" Jongin memejamkan matanya, memekik tertahan. Dia sangat kesal dengan perlakuan musuh utamanya itu. "Yak! Apa yang kaulakukan?" Matanya terbuka lebar, menatap tidak percaya saat Sehun lagi-lagi mengusak rambutnya seperti anak kecil. Jongin yakin sekali kalau Sehun sengaja merusak tatanan rambutnya, tentu saja agar Jongin tidak terlihat tampan lagi.

Sialan! Jongin menata rambutnya dengan baik agar bisa dilirik Lisa nanti. Sebuah keberuntungan, Lisa berada di lab yang sama dengan mereka untuk ujian kelulusan. Jongin bisa diam-diam menatap pujaan hatinya nanti kalau bosan dengan soal-soal. Memikirkan Lisa bisa membuat Jongin lupa akan keberadaan Sehun yang menyebalkan. Obat alami untuk otak menyebalkan milik satu-satunya putra keluarga Park tersebut.

"Sehun! Apa yang ...." Jongin hampir saja mengeluarkan umpatan saat Sehun dengan sok perhatiannya memakaikan syal ke leher Jongin.

"Sstt ... Jongin kan tidak suka dingin. Hyung akan menjaga Jongin dengan baik." Tuhan. Itu benar-benar mengerikan. Apa Sehun kerasukan hantu Hyung saat di rumahnya? Kenapa Sehun terobsesi menjadi Hyungnya Jongin? Jongin ingin menangis, tapi itu pasti tidak akan keren. Atau, ini hanya trik yang Sehun berikan agar Jongin tidak bisa berkonsentrasi lalu mengacaukan ujiannya sendiri? Jongin sangat yakin, pasti itu alasan yang tepat. Sehun memang kurang ajar kalau pikiran Jongin tepat, dia sangat merasa dipermainkan sekarang.

Sehun tersenyum puas setelah memasangkan syal, mengusak rambut Jongin sekali lagi sebelum berjalan memasuki lab. Jongin mencebikkan bibir. Matanya memicing, ingin melubangi punggung Sehun dengan tatapannya itu. Bahkan pikiran buruknya tentang perlakuan Sehun tadi mendadak lenyap, Jongin semakin pusing dengan isi otaknya sendiri. Apa alasan Sehun bersikap manis padanya?

"Kalau dia gay, dia pasti sedang berusaha menjadikanku sebagai submissivenya," gerutu Jongin, mulai lagi dengan pemikiran gila—alasan Sehun bertingkah aneh.

"Heh! Bagaimana bisa aku berpikir kalau dia gay? Tidak, jauhkan pikiran buruk agar tidak menjadi kenyataan!" Jongin menggeleng kasar. Dia tidak mau berpikir lebih jauh, atau otaknya akan terkontaminasi lebih jauh. "Kerjakan soalnya dan lirik Lisa sekali-sekali, hehe." Dia menggumamkan rencana yang akan dilakukan nanti. Lisa lebih penting untuknya dibanding sikap Sehun yang aneh.

...

"Jongin, bagaimana tadi?" Sehun setengah berlari untuk menghampiri Jongin. "Ada soal yang sulit, apa kau bisa mengerjakannya?" tanya Sehun, khawatir. Jongin terlihat melirik kesana-kemari saat mengerjakan tadi, membuat Sehun berpikir jika temannya kesulitan mengerjakan soal.

"Tidak ada. Soalnya terlalu mudah." Jongin menjawab ketus. "Dan berhenti menggangguku, Oh Sehun!" sentaknya, membuat anak-anak lain refleks menolek ke arah mereka.

"Sstt ... jangan banyak berteriak, itu tidak baik," ucap Sehun lembut. Mengangkat tangannya hendak mengusak rambut sudah lebih dulu menghindar.

"Mereka diam-diam berkencan?"

"Tidak mungkin, aku melihat Jongin melirik ke arah Lisa dari tadi."

"Mungkin Sehun menyukai Jongin?"

"Cinta sepihak?"

"Wah, aku tidak tahu kalau pesona Jongin bisa menaklukan hati seorang Song Sehun juga."

"Ah! Mungkin, alasan Sehun menolak para gadis karena dia menyukai Jongin?"

Jongin mendengkus kesal, menatap sekitarnya dengan garang. "Jangan membuat rumor aneh, sialan!" pekiknya, tidak terima tentu saja. "Kau menggosip jangan keras-keras, aku bisa dengar tuh!" ketusnya.

"Oh, mungkin benar merrka sedang melakukan pendekatan?"

"Lucu sekali. Jongin terlihat imut."

"Apa aku punya kesempatan mendekati Jongin jika lawannya Song Sehun?"

Jongin mengerjap, menatap teman-temannya tidak percaya. Mereka malah semakin asik bergosip ria, dia sangat kesal dan ingin mencekik salah satu dari mereka agar berhenti berbicara.

Kenapa semua orang menjadi gila? Tolong, ini bahkan tahun terakhir mereka. Apa tidak lelah menggosip seperti ini?

Atau, apa mereka sengaja bergosip ria untuk menghilangkan stres karena ujian. Kalau iya, mereka pasti sangat keterlaluan. Jongin benci digosipkan seperti ini!

"SIALAN!" pekik Jongin sebelum memilih untuk menjauhi kerumunan. Dia bisa gila kalau begini terus.

...

TBC

ѕωєєт єηєму •√Where stories live. Discover now