-1-

3.4K 354 46
                                    

"Kau kenapa?" Sehun mengerutkan keningnya, menatap Jongin bingung. "Hei, Song Jongin, ada apa, hm? Hyung tidak mengerti. Apa makanannya tidak enak?" tanyanya. Sehun yakin jika makanan yang dibawanya adalah favorit Jongin. Apa adiknya sedang memikirkan sesuatu? Entahlah, Sehun tidak mengerti.

"Aakkhh!" Jongin memekik kesal. Dia tidak suka diperlakukan seperti bayi, apalagi oleh Sehun. Jongin menatap garang pada Sehun, dia ingin memberitahu musuhnya kalau dirinya bukanlah Song Jongin. Dia masih bermarga Park, sialan! Kenapa rasanya seperti dia menikahi Sehun dan marganya berubah? Ah, tidak, tidak, memikirkannya saja sudah sangat menyeramkan.

"Ada apa, hm?" Sehun berjongkok di depan kursi roda Jongin, mengusap tangan adik perlahan. Matanya terlihat sangat teduh, menenangkan. "Kau menginginkan sesuatu? Mood-mu terlihat buruk dari tadi." Tangan kirinya meletakkan piring yang dari tadi ia bawa, Sehun mengusap pipi Jongin perlahan. "Ada apa, hm?"

"Aakkhh, hiks, aakkhh." Jongin menggeleng kasar, dia tidak suka. Matanya terasa panas dengan buliran bening menggenang di sudut. Uh, Jongin merasa kesal sekarang. Apa air matanya akan turun di saat yang tidak tepat? Jongin sangat kesal sampai dia ingin menangis rasanya.

"Hei, hei. Kenapa menangis? Jongin, Hyung tidak mengerti. Apa yang salah, eoh? Ada apa?" Dan Sehun harus menjadi pihak yang direpotkan, tentu saja. Dia sangat khawatir pada keadaan adiknya. "Jangan menangis, kalau Jongin tidak menangis, Hyung akan bercerita sesuatu, bagaimana?" tawar Sehun.

Jongin mengatupkan bibirnya, berusaha menahan segala gejolak yang membuat dadanya sesak. Dia tidak mengerti, tapi, Sehun yang sangat menyayangi adiknya adalah sesuatu yang baru. Mungkin, tidak akan ada yang mengerti tentang ini.

Sehun terkekeh pelan melihat wajah Jongin. Dia mengusap sisa air mata yang masih tertinggal, duduk di kursi taman. Matanya bergerak, melihat sekitar dengan bibir tipis yang mencoba untuk dibuka, seperti berniat untuk mengucapkan kata. Jongin mengamati wajah Sehun, tampan, satu kata terlintas di otaknya. Dia tidak akan berbohong, Sehun itu tampan, makanya Jongin benci. Sehun seperti pusat dunia, membuat orang-orang tanpa sadar tertarik padanya. Hampir semuanya dimiliki oleh Sehun, dan Jongin benci melihat makhluk sempurna berada di sekitarnya. Yah, katakan saja Jongin iri. Baiklah, Jongin memang iri. Dia iri pada semua yang ada di diri Sehun. Dia iri melihat Sehun yang biasa saja menanggapi ketenarannya selama ini. Dia iri melihat Sehun dengan segala kelebihannya.

Tapi, sekarang Jongin paham. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Mungkin, Jongin, adik Sehun adalah aib. Sehun memiliki adik yang bisu dan tidak bisa berjalan. Menghabiskan hampir seluruh harinya di atas ranjang. Itupun, Jongin pikir tidak bisa menjadi cacat untuk Sehun. Jika orang-orang tahu bagaimana Sehun begitu sempurna menyayangi adiknya, mereka mungkin akan menambahkan bagian tersebut sebagai nilai plus. Baiklah, itu memang nilai plus dan Jongin semakin iri sekarang.

Bagaimana ada lelaki sesempurna Sehun? Jongin pikir, dia tidak akan pernah tahan jika hidup dengan adik yang cacat. Dia memang picik jika itu yang kalian pikirkan.

"Aakkhh!" Jongin berucap kesal, mengundang Sehun kembali pada kenyataan. Lelaki itu tersenyum, sama sekali tidak terlihat kekesalan di wajahnya. Tangan Sehun bergerak pelan, mengusap sisi wajah Jongin.

"Maaf mengabaikanmu," sesal Sehun. "Hyung hanya berpikir untuk menceritakan bagian mana, hehe. Kau sangat menyukai teman Hyung, ya?" Jongin mendesis pelan, menggunakan tangan kanannya untuk menjauhkan tubuh Sehun darinya. "Uh, kau sangat aneh hari ini, Jongin." Sehun mengeluh pelan.

"Ung!"

"Haha, baiklah. Jangan merajuk, hm?" Sehun mengusak rambut adiknya gemas. "Namanya Jongin, sama sepertimu. Dia juga tampan, sepertimu juga." Sehun terkekeh pelan melihat reaksi adiknya. "Hyung belum pernah memberitahumu, bukan? Saat pertama kali bertemu dengan Jongin, Hyung pikir, Hyung melihat keajaiban besar. Dia benar-benar mirip denganmu, Sayang. Tinggi badan, wajah, bahkan saat Hyung mencium aroma parfumnya, itu jelas aroma yang menjadi favorit Jonginnya Hyung." Jongin mendengarkan dengan antusias. Uh, dia seperti orang narsis sekarang. Bagaimana mungkin dia sangat suka dengan cerita tentang dirinya sendiri?

ѕωєєт єηєму •√Where stories live. Discover now